Part 1 : Unbelievable!

138 18 3
                                    

"Hey! Kau mendengarkanku tidak?"
"Oh hehe maafkan aku. Kau bicara apa tadi?"
"Aku akan ke depan, tunggulah di sini. Tuntun bintang tamu yang kuundang ruang tamu. Kau paham?"

Aku mengangguk samar. Ya, dia kakakku sedang merayakan ulang tahun bodohnya.

Sudah tua, bukannya ingat mati malah merayakan hal tidak berguna!

"Hello?"

Aku terenyak dan membalikkan punggungku. Sinar oranye matahari sedikit menghalangi wajah seseorang yang sedang berbicara denganku.

"K-KAU?!?!"
"Psttt! Apakah kau salah satu fangirl ku? Uhm maksudku, kita?" katanya sambil mengerling genit.
"APA YANG DIMAKSUD DENGAN K HMPHH MHH."
"Tenanglah, kumohon."

Aku mengangguk jinak dan dia menjauhkan tangan besarnya dari mulutku.

"Kerenn!"
"Okay, girl, tunjukkan kepada kami jalan menuju ruang tamu. Kita perlu bersiap."

Aku tidak percaya! Ada band favorite ku!! Ya, kakakku mengundang 5 Seconds Of Summer atau yang biasa disebut 5SOS (re: five sos) Tunggu.

Aku berhenti mendadak dan membuat orang yang paling tua, Ashton, menubruk punggungku.
"Maafkan aku," sesalku jujur.
"Kau kenapa?"
"Kalian 5SOS bukan?"

Ashton terlihat memutar bola matanya malas. "Kata kakakmu, kau seorang fam, (a/n : sebutan fans 5sos) lalu kenapa kau bertanya kepadaku soal itu?"

Aku menggigit bibir bawahku dan mengintip di balik punggung Ashton. Hanya terlihat dua orang.

Fiuh.

"Maafkan aku, ganteng."

Setelah mempersilakan mereka masuk ke ruang tamu, aku membuatkan minuman dingin.

Saat kembali, mereka sudah berganti kostum dan mulai latihan bersama.
Oh tunggu, suara itu....

"Y/n?"

Aku membeku mendengar suara itu. Berapa bulan aku tidak mendengarnya? Setiap aku mendengar lagu 5SOS pun, aku selalu skip suaranya. Tidak terbayang betapa tidak nyamannya bukan?

"S-selamat menikmati. Aku akan ke halaman. Jangan lupa, pukul 06:00 P.M. nanti kalian sudah harus berada di sekitar panggung."

Aku merasa sepasang mata itu mengunci pergerakanku. Merasa risih aku memutuskan untuk keluar, mencari udara segar.

"Udara benar-benar pengap di sini," gumamku.

Tepat setelah kakiku menginjakkan rumput di halaman rumah, sebuah tangan melingkari pinggangku.

"Aku merindukanmu," bisiknya tepat di telingaku.

Darahku berdesir. Jantungku berdegub dengan kencang. Lebih kencang daripada aku selesai lari Marathon.

"Aku merindukanmu," ulangnya sambil menyelipkan helaian rambut di belakang telingaku.

Sialan kau Luke!

"Kenapa kau diam saja, sayang?"
"Sayang katamu?" tanyaku penuh amarah, tidak terbuai oleh perlakuannya.
"Ya, kau masih menjadi kekasihku."
"In your wildest dream!"

Aku melepaskan pelukannya di pinggangku, namun dia mencegahnya.

"Y/n dengarkan aku, kau tidak bisa seenak jidat memutuskan aku."
"Begitu?" tanyaku sambil memicingkan mata.
"Tentu."
"Apa maumu? Kau sudah bercumbu dengan wanita itu! Sekarang kau bilang, kita masih berhubungan sebagai kekasih. KATAKAN PADAKU APA MAUMU!" aku berteriak kehilangan kendali.

Luke memelukku, dia mengusap punggungku. Tunggu, bau ini bukan bau Luke! Demi sebungkus nasi goreng, ini bau parfum wanita!

Aku tersenyum miris dan mendorong Luke kuat-kuat.
"Parfum Arzaylea, bukan?" bisikku lalu meninggalkan Luke.

Kali ini dia membiarkanku pergi.

"Simpan semua omong kosongmu, pecundang," gumamku sambil menyeka air mata bodoh ini.

-tBC

A/n : maafkan kalau ada kata typos/ membingungkan :v masih abal soalnya 😘 tinggalkan vomments di sini! 😘💓 thanks for reading

DisappointmentWhere stories live. Discover now