Part 2

22.5K 1K 8
                                    

DUA

Menunggu sekitar 15 menit hingga pesanan mereka tiba, Keno dan Revi memasang wajah sumringah ketika makanan datang. Julian pun juga merasa lega karena penderitaan nya saat mengantri makanan akhirnya berakhir juga. Kini mereka mulai menyantap makanan dengan begitu lahapnya. Hingga jam istirahat berakhir yang mengharuskan mereka menyelam kembali ke dalam lautan pelajaran.

**

Sangat bersyukur mendengar bel pulang sekolah, rasanya begitu begitu merdu di telinga para pelajar. Hingga matanya sudah berair melihat jentik-jentik rumus matematika.

Notifikasi pesan masuk di ponselnya, dengan cepat ia mengecek siapa yang mengirimnya pesan singkat itu.

“Hahh! Keno chat gue?” Dera mengercit bingung, karena sebelumnya mereka hanya saling mengirim pesan jika ada sesuatu hal benar-benar penting dan mendesak saja.

Kendra Nolan : Nanti malam, jam 7 gue jemput! Gue mau ngomong. Penting!

Dera mendelik tak suka, karena merasa kesal dengan pesan Keno yang terdengar seperti memerintahnya. Siapa dia? Apakah pria itu memiliki hak untuk memerintahnya? Ia rasa tidak.

Dengan cepat jarinya menari di atas papan ketiknya.

Adera Malvin : Gak. Gue sibuk!

Dan demi apapun, selanjutnya tak ada lagi balasan dari Keno. Bahkan Dera sampai melempar ponsel nya di atas kasur sangking kesalnya.
Saat sedang asyik Dera memainkan ponselnya, tiba-tiba pintu kamarnya ada yang mengetuk pelan. “Dera.. ada Keno udah nunggu kamu di bawah, katanya kalian udah janjian mau pergi.” Suara Mamanya di balik pintu kamar putihnya.

Dera melongo tak percaya ternyata Keno benar-benar datang menjemputnya tanpa persetujuannya dahulu. Memang pria gila yang tak tahu aturan sekali! Dengan cepat Dera membuka pintu kamarnya dan berjalan menuju ruang tamu, ternyata pria gila itu benar-benar datang. Namun dalam hati sebenarnya ia senang, tapi juga kesal karena pria itu selalu bersikap semaunya.

“Dia senyum, Astagaaa manisnya kayak teh warteg!” pekiknya dalam hati.

Ingattt! Utamakan gengsi… begitulah moto hidup Dera sebagai seorang wanita.

“Ngapain lo disini?” tanya Dera sambil berkacak pinggang mengomel pada Keno.

“Jemput lo!” jawabnya dengan wajah sepolos balita.

“Ish, kan gue udah bilang kalau gue itu sibuk!” masih dengan mempertahankan harga diri yang ia junjung tinggi agar tak benar-benar jatuh.

“Gue traktir nasi goreng kang Maman gimana?” Keno membujuk Dera dengan usaha nya yang pasti akan sulit sekali di tolak oleh si ratu pemarah ini. Dan yang benar saja, raut wajah Dera berubah seketika dan menghela napasnya. Hancur sudah rasa gengsi yang sudah ia pertahankan mati-matian.

“Hmm.. oke tunggu sebentar gue ganti baju dulu” Dera langsung berjalan untuk bertukar pakaian di dalam kamarnya. Keno tersenyum penuh kemenangan ketika melihat punggung gadis itu yang menjauh hendak berjalan ke arah kamarnya.

15 menit kemudian Dera turun dari kamarnya menggunakan jaket hangat yang dikenakan nya.

Sebelum berangkat Keno dan Dera langsung berpamitan dengan kedua orang tua Dera. Bahkan Keno berjanji dengan tidak membawa  Dera sampai larut malam.

HIDE-CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang