Self Training

1.3K 107 1
                                    

Usia 13 tahun adalah Usia dimana kita akan diajari sihir seni berpedang dan memanah dan diusia 16 tahun kami akan pergi dan tinggal di kota untuk bekerja, namun kami ber-6 memutuskan untuk diam-diam melakukan latihan sendiri dalam berpedang sihir dan memanah, kami terkadang menyelinap dari tugas bersih-bersih dan melihat anak-anak berlatih untu berlatih sendiri, dimalam itu seperti biasa kami menyelinap keatap gereja

"Oi Yuuto, Gimana nih, kita akan belajar hari ini bukan? Terus peralatannya gimana?" (Gin)

"Soal itu agak sulit, gudang penyimpanannya sudah dikunci dan aku sama sekali tidak dapat meminjam atau mengambilnya" (Yuuto)

"Terus bagaimana Nih, dan kazuya agak telat ya" (Yuki)

"A..apa mungkin dia ketahuan?" (Minori)

"Tidak mungkin lah, kita ini membicarakan Kazuya loh, dari dulu sampai sekarang dia tidak pernah tertangkap, beda sama kita yang pernah ditangkap Khususnya si (Melirik ke Gin)" (Akane)

"Apa-apan sih akane? Memang aku pernah ketahuan berkali-kali namun aku hanya sekali tertangkap" (Gin)

"Sudah sudah kalian berdua, dan Akane, kamu agak beda hari ini, biasanya kamu tidak suka mengejek teman" (Yuuto)

"Aku tidak mengejek kok, Cuma agak menjahilinya sedikit, Tee-he~" (Akane)

Disuatu tempat didalam gereja,

"Waduh telat nih"

Dan seperti biasa aku menyelinap lewat pintu belakang dan aku ingat jika kunci pitu gudang ada di ruangan kepala pendeta, dengan mengendap-endap layaknya maling atau lebih kerennya aku sebut seperti ninja aku menuju dan mengambil kunci tersebut, dan langsung lari menuju atap dimana yang lain menungguku

Aku menaiki tangga dan melihat mereka seperti membahas sesuatu, aku panggil saja mereka

"Oi kalian kenapa masih disini? Ayo berlatih"

"Kamu ini bikin kaget saja Kaz" (Yuki)

"Be..benar, dan kami menunggu mu kazu-chan" (Minori)

"Oi kau ini benar-benar suka telat ya dasar Kepala Tomat!" (Gin)

"Kau Ini Ya, hah, ya sudahlah, ayo berlatih"

"Hah? apa kau sudah lupa, kita ini tidak bisa berlatih karena kuncinya disimpan oleh Sister AI tau?" (Gin)

"Terus?"

"Apanya yang terus? tentu saja, tanpa kunci, tanpa senjata, tanpa latihan, apa kau tau dasar Kepala tomat" (Gin)

"O..begitu ya, Jengjeng, Lihat apa yang kubawa!"

"Oh! hebat sekali kazuya" (Akane)

"humph, cuma gitu aja pamer, lain kali akan kuambil kuncinya sendiri dan kutunjukan bahwa aku juga bisa mengambilnya sepertimu" (Gin)

"Sudah-sudah, Ayo semuanya, dan Jiji(pak tua), ayo kemari"

"Grrr.. entah kenapa aku jadi kesal denganmu, hentikanlah lelucon nama panggilanmu itu" (Gin)

"Tapi Jiji(Pak tua) lebih enak didengar daripada Gin, kau tau?

"Sudah-sudah kalian berdua hentikan perdebatanmu dan Kazu-chan darimana kau mendapatkannya, bukankah kita tidak boleh meminjam kunci itu?" (Yuuto)

"Hehehe (senyum jahat) tentu saja aku berhasil meminjamnya, Nah ayo tunggu apa lagi, aku tinggal di gudang dulu ya"

" Entah aku saja atau bagaimana aku melihat bayangan iblis muncul di belakang Kazuya tadi" (Akane)

"Un, aku setuju" (Yuki)

"Sudah jangan dipikir lagi Ayo" (Gin)

Gudang terletak di belakang gereja, gudangnya tidak besar ataupun kecil namun menampung banyak barang seperti senjata, buku, dan peralatan lainnya, kami memilih senjata masing-masing dan berlatih dengan itu, Gin memilih Two-handed Sword, Yuuto memilih Pedang, Minori memilih tongkat sihir, Yuki memilih Busur panah dan Pisau kecil, Akane memilih Tongkat sihir dan aku memilih pedang, Dengan modal hanya melihat, kami berlatih mengayunkan Tongkat, pedang sampai membidik, untuk sihir minori sangat ahli, karena sejak kecil Minori dan sihir sangat akrab, itu berkat neneknya yang menjadi penyihir.

Minori mengajarkan kami sedikit tentang sihir, sihir disini memeruhkan kekuatan imajinasi dan Fokus, terlihat gampang namun sebenarnya susah, seperti mengeluarkan api kecil kita harus membayangkan sebuah Api, besar kecilnya api tergantung dengan imajinasi penyihir, untuk menjadi penyihir kelas atas harus memiliki mental yang kuat dan tidak modah goyang, itu sebabnya penyihir akan selalu dibagian belakang dalam formasi untuk memfokuskan sihirnya, Jika kita membayangkan Api kecil maka yang keluar api kecil, namun sebaliknya jika kita bayangkan api besar maka api yang dikeluarkannya juga besar, aku terkagum-kagum pada mereka, mereka bisa mengeluarkan api dengan mudahnya, kalau aku, ketika aku membayangkan api dan mengucapkan mantranya, FIREBALL yang keluar hanyalah asap, hahahaha aku ditertawakan, aku merasa malu sampai kuingin menggali lubang.

hari demi hari kami terus berlatih, setiap malam keringat bercucuran ketanah, semua teman-temanku menjadi sangat Mahir dalam senjata yang dipilihnya, Gin mahir dalam Mengayunkan Pedang besar atau Pedang dua tangan, Yuuto sangat mahir dalam berpedang, bahkan ia menemukan teknik untuk mengayunkan pedangnya secara cepat sehingga tiap ayunannya pedangnya tidak terlihat, Yuki mahir dalam memanah, bahkan menggunakan 2 anak panah sekaligus dia bisa, Minori ahli dalam sihir, setiap sihir yang dikeluarkannya mempunyai Damage yang cukup besar, Akane tidak terlalu mahir dalam sihir namun sangat mahir dalam sihir penyembuhan, akane belajar dari sejumlah buku di perpustakaan dan mempraktekannya, bahkan dia rela melukai tangannya sendiri untuk belajar menyembuhkan lukanya itu, tapi dilain sisi, aku ini tidak mempunyai bakat apapun, berpedang aku dibilang mengecewakan, sihir yang keluar hanyalah asap, hah... memang sih aku agak kecewa karena aku telah terlahir didunia lain loh, masa aku tidak diberi kekuatan Cheat sama sekali?, tapi itu hanya pikiranku saja, aku bersyukur dapat mengalami pengalaman tentang sihir dan berpedang, kalau aku masih didunia itu, sihir tidak akan ada, berpedang hanya segelintir saja, teman-temanku berusaha menghiburku namun aku tidak sedih kok, aku berusaha berpikir positif dan mengatakan kalau aku bisa menggunakan Strategi HIT&RUN, terlebih lagi kalau ini di game RPG mempunyai karakter yang kuat membuat game jadi membosankan bukan? memikirkan rasanya adrenalin saat melawan monster yang lebih kuat membuatku tertawa lebar, tapi bagi mereka memandangku seperti memandang orang gila bahkan aku mendengar bisikan Gin yang mengatakan aku sudah gila,, tapi aku mengatakan tidak masalah kok jika aku terlemah diantara kalian ber-5.

dihari itu dimana kami dipergoki oleh sister Ai saat mengendap-endap menuju atap gereja, ibu sister Ai orangnya Galak dan sangat disiplin dan sering dijuluki Demon atau Iblis, kami dimarahi besar oleh beliau, serta diberikan hukuman untuk membersihkan Toilet di bagian belakang gereja, Toilet jarang digunakan dan jarang dibersihkan. Hari demi hari kami melanjutkan latihan walaupun sudah dipergoki sekali, itu tidak membuat kami takut, malah sebaliknya itu membuat kami bersemangat latihan, Rasa penasaran kami tidak dapat dibendung lagi, karena Kami ber-6 memiliki cita-cita masing masing, bagi kami menjelajahi dan mengungkap misteri hutan tersebut adalah langkah pertama kami, sebagai kelompok yang dinamai Yuuto sebagai Kelompok "Pahlawan Bintang".


Author Note:

Jiji = Old Man atau Pak Tua

Tales Of ErdaniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang