Magic Academy

855 66 10
                                    

4 Tahun Telah Berlalu, Kini Kami berusia 10 Tahun dan sekarang kami pergi ke kota yang bernama Yuream, kota kecil yang indah dikaki pegunungan Yain, dan diairi sungai Taiga, Sungai yang membentang jauh dan merupakan Jantung bagi masyarakat disini, alasan kami kekota ini karena 2 tahun lalu Pemerintah Kerajaan Erdania Mengesahkan bahwa setiap anak yang berumur 10 harus menghadiri Akademi Sihir selama 5 tahun, dan disinilah Kami, kami ber-4 dan beberapa anak dari gereja Highpraise pergi ke kota ini untuk Menghadiri Akademi Sihir Yuream.

setelah melalui perjalanan yang cukup lama, kami telah sampai didepan Akademi sihir tersebut, dalam perjalanan aku membayangkan, Akademi sihir ya? pasti bangunannya seperti abad pertengahan, dengan kastil dan menara-menara, tapi apa yang aku bayangkan salah, yang terlihat hanyalah seperti sekolah biasa, dengan bangunan yang bisa dibilang cukup modern untuk bangunan yang terlihat didunia ini.

Disebuah tempat seperti Aula yang cukup Besar terdapat banyak anak yang sepantaran dengan kami, mereka berbaris rapi, mereka berbaris rapi layaknya mengantri untuk diperiksa oleh guru

"Hei Kazu-chan, kira-kira mereka melakukan apa?" (Yuki)

"Entahlah" (Kazuya)

"Mu..Mungkin mengukur sihirnya?" (Minori)

"Bagaimana kau bisa tau, dasar bodoh, mereka itu hanya menyentuh Kristal besar saja, itu saja gak kurang dan lebih" (Gin)

"Kris....tal? Apa mungkin.. hei Gin, Kristal apa yang kau maksud? apa kristal itu berwarna biru dan ketika disentuh warna kristal tersebut berubah?" (Kazuya)

"Hm? Ah ya, itulah yang dikatakan anak didepanku ini" (Gin)

"Cristalzye Magic kah? itu berguna untuk mengukur sihir" (Kazuya)

"Mengukur sihir?" (Yuki)

"C..Cristalzye Magic itu batu kristal yang dapat mengukur kekuatan sihir dan element paling cocok seseorang" (Minori)

"hebat kamu minori-chan, bisa tau" (Yuki)

"Te..Tentu saja aku tau, karena aku sudah belajar sihir terlebih dahulu, dan.. dan nenekku juga pernah menyuruhku memegang Cristalyze Magic" (minori)

satu persatu diminta maju sampai anak terakhir menyentuh kristalnya, setelah menunggu sedikit lama, munculah seorang pria yang kelihatan masih muda namun berjenggot cukup panjang, setelah orang itu masuk, suasana menjadi tenang dan hening, sembari meyaksikan pria itu berjalan ke depan kami, kenapa kami terhening? itu karena dia mengeluarkan Aura yang mengatakan bahwa dia orang nomer 1 di sekolah ini.

"Ehm.. Perkenalkan Nama Saya Kaima Tsubaki, saya disini sebagai kepala dari Akademi sihir, ah... saya senang melihat banyak anak muda yang antusias untuk datang kemari, mulai hari ini kalian akan menyebut diri kalian sebagai Murid dari Akademi ini dengan kata lain, Penyihir dalam pelatihan, setiap anak akan mendapatkan ini, sebuah kartu, ini adalah tanda pengenal kalian, untuk lebih detailnya aku serahkan kepada Gurumu nanti dikelas, dan, untuk kelas, kalian akan dibagi dari kelas A sampai H, untuk pembagian kelas tentu saja diurutkan dari orang berbakat sampai pecundang , hahahahaha" (Kaima)

"Hei pak tua, berbicara yang sopan dong" (Teriak salah satu murid)

"(melirik) kamu (sambil menujuk ke murid yang protes tersebut).. kamu.. hm.. (memegang jenggot), kamu akan masuk ke kelas H, Kelas Pecundang" (Kaima)

"K.. Kamu Dasar Pak tua kurang ajar!!" (Teriak murid yang marah)

"Hentikan segera Pak Kepsek!" (Suara wanita)

Tiba-tiba terdengar suara dari arah pintu masuk, seorang wanita berkaca mata dengan rambut pendek berwarna biru berbaju seperti Jas Lab menghampiri kepala sekolah

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 19, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Tales Of ErdaniaWhere stories live. Discover now