2. Kim Jaejoong

2K 208 20
                                    

BRAK!

Tak sedetik pun sosok tampan itu mengalihkan pandangan dari tumpukan berkas yang berhamburan diatas meja. Suara gebrakan pintu—yang tak semestinya terdengar di ruang kerja milik seorang berkedudukan paling penting dalam perusahaan besar ini—tetap tak ia pedulikan. Yunho sudah sangat hafal dengan pelaku penimbul suara keras yang tidak sopan tersebut berasal.

"Jung Yunho, sekarang jelaskan pada ku! Apa maksud mu bahwa aku bukan lagi Sekertaris mu?!" Suara husky itu terdengar menahan emosi. "Jung Yunho!" Sentak Yoochun ketika tak mendapat respon apapun dari lawan bicaranya.

Presdir muda itu menangkat kepala. Menatap hambar Sekertaris kepercayaannya yang sebentar lagi sudah dipastikan akan gulung tikar dari balik kacamata minusnya.

"Sudah bicaranya? Kau ini berisik sekali." Yunho berujar tenang dan sedetik kemudian kembali menaruh fokus pada tumpukan berkasnya.

Terdengar bunyi dentuman keras sekali lagi, disusul suara Yoochun yang berseru, "How dare you, Jung! Oh, Shit!" Mengucapkan serapah ala kampung halamannya dengan rahang mengeras. Terkadang Yoochun sangat membenci pria yang telah bersahabat sejak lama dengannya itu kalau sifat sialannya sedang kambuh.

"Duduklah, aku akan menjelaskannya setelah kau bisa menghentikan teriakan mu yang terdengar seperti masa pendemo." Titah Yunho.

"Damn it!"

Yoochun menjatuhkan dirinya diatas kursi yang tepat berhadapan dengan sang atasan yang kerap bersikap sekehendaknya itu. Menyandarkan punggungnya dan mengatur gemuruh nafas yang terdengar mengenaskan. Ia mendesah frustasi dan memijat pangkal hidungnya. Tak sampai lima menit, Yoochun kembali memajukan tubuhnya.

"Fine, spit it out! Kenapa kau berkata aku bukan Sekertaris mu lagi? Kau berniat memecat ku secara sepihak?"

"Kau cerdas." Sahut pria itu seraya tersenyum. Senyum yang memuakan bagi Yoochun. Tak terlihat rasa iba sedikitpun dari sorot mata elang milik Yunho.

Yoochun menatap lawan bicaranya dengan tatapan tak percaya. "Jung Yunho! Kau tega sekali. Akan ku beri makan apa harang, lala dan song-ee jika kau memecat ku?"

Yunho melepas kacamatanya dan bersandar pada kursi dengan kedua tangan yang ia lipat di depan dada. "Kau masih mengurus sendiri anjing-anjing itu?"

"Ya."

"Kenapa tidak kau titipkan dirumah Ibu mu?" Yunho teringat dengan Ibu Yoochun yang tinggal di Virginia, Amerika Serikat. Pasti anjing-anjing itu lebih bahagia bila diasuh oleh Nyonya Park.

Minggu lalu, Yunho berkunjung ke Apartemen Yoochun yang lebih mirip kandang babi dan melihat anjing-anjing itu nampak menyedihkan karena majikannya sibuk bekerja dan berkencan dengan banyak wanita.

"Kita sudah pernah membahas ini, Jung! Apartemen ku terlalu besar untuk ku tinggali seorang diri."

"Apa kau sedang pamer?"

"Tidak! Memang begitu kenyataannya dan aku kesepian."

"Segeralah cari kekasih dan menikah." Pria workaholic minim ekspresi itu menyahut enteng. Menimbulkan decih meremehkan dari lawan bicaranya.

"Kau berkata demikian seakan-akan kau sudah menikah, memiliki istri yang luar biasa cantik dan dua orang anak yang lucu dan gemuk-gemuk, Tn. Jung Yunho yang terhormat." Kata Yoochun sarkastik.

Bibir hati Yunho tersungging mendengar kalimat atau lebih tepatnya sindiran yang baru saja diucapkan oleh Sekertaris sekaligus sabahatnya itu. "Terimakasih, ku anggap sindiran mu sebagai doa dan mungkin sebentar lagi akan terwujud."

AdrenalineTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon