Hari pertama menyebalkan!

435 15 7
                                    

     Mhesya dengan tergesa-gesa memasuki koridor sekolah. Jam tangannya menunjukan bahwa pukul 07.10. Lima menit lagi bel akan berbunyi yang bertanda siswa harus segera masuk kelas.

    Saat diperjalan tadi Mhesya dan abangnya, Dimas, terjebak macet dan mereka sempat nyasar. Karna Dimas dan Mhesya hanya sekali saja melihat sekolah mereka saat pendaftaran bersama papahnya. Mereka sudah tak ingat lagi. Dan belom lagi ia dan abangnya tidak tahu sama sekali Jakarta karna hari ini hari keduanya ia baru menginjak daerah Jakarta.
 

   Mhesya menambahkan kecepatan langkahnya. Saat Mhesya sudah di ujung koridor, dan sudah terlihat jelas gedung pembelajaran yang begitu luas.
     Mhesya sangat heran melihat koridor sekolahnya, karna disetiap koridor tidak ada orang satu pun yang berlalu lalang. Sepertinya sudah pada ke kelas masing-masing. Mhesya semakin panik.

     Mhesya pun mulai mencari ruangan gugusnya. Ia melihat cacatan kecil yang bertuliskan "Gugus 9 MERAH". Ya, itu ruangan gugus yang harus Mhesya cari. Mhesya mulai mencari dari ruangan pertama. Kertas hvs yang tertempel didepan pintu bertuliskan "Gugus 6 putih". Berarti itu bukan kelas Mhesya.

     Mhesya mencari keruangan lainnya. Urutan nomer gugus tidak beraturan sehingga Mhesya sulit menemukan ruangannya. Mhesya harus mencari ruangannya sampai 3 lantai. Dilantai 1 tidak ada, dilantai 2 tidak ada. Hanya tinggal 1 lantai lagi yang tersisa, dan Mhesya yakin pasti salah satunya itu ruangan gugus Mhesya.
     Dengan Rasa putus asa dan rasa lelah, Mhesya menaiki anak tangga satu persatu. Mhesya mencari satu persatu ruangan yang berada dilantai 3. Dan tersisa satu ruangan lagi yang Mhesya belum check.
     Saat hendak melihat ruangan tersebut, tiba-tiba saja Mhesya melihat seorang cowo memakai seragam SMP keluar dari ruangan itu dan ia berjalan melewati Mhesya. Mhesya pun menghampiri lelaki itu.
     "Maap numpang nanya. Itu ruangan Gugus 9 MERAH ya ?" Tanya Mhesya kepada lelaki itu. Cowo itu berpikir sejenak dan sedikit lama. Dan cowo itu menyunggingkan senyum yang sulit diartikan yang jelas itu bukan senyum ramah.
     "Bukan. Ini tuh gugus 12 Putih. Kalo gugus 9 merah itu ada dipaling pojok kanan lantai bawah, lantai 1." Jelas cowo itu masih dengan senyum aneh yang sulit diartikan.
      Mhesya masih mencerna perkataan dia. Mhesya tak yakin dengan cowo itu. Mhesya yakin, dia tidak melihat gugus 9 merah di lantai dasar. Mhesya masih diam dan berpikir didepan cowo itu. Merasa tak dipercayai Mhesya, anak cowo itu pun berkata kepada Mhesya.
     "Lo gak percaya ?. Yaudah." Cowo itu pun pergi meninggalkan Mhesya.

"Gak mungkin juga kalau dia ngebohongin aku atau ngerjain aku. Dia-kan engga kenal aku, aku juga engga kenal dia. Mana mungkin dia berani berani boongin orang yang baru dikenal." Pikir Mhesya dalam hati mengusir pikiran negatif yang terlintas dipikirannya.
      Mhesya pun kembali ke lantai 1 dengan malasnya dan dengan sisa tenaganya.
 

   Mhesya melihat ruangan yang sama percis yang dikatakan cowo itu. Mhesya heran dan sangat bingung. Didepannya terpampang jelas bahwa itu ruangan gugus 7 Hitam. Dugaannya ternyata benar, sepertinya cowo itu telah membohongi dan mengerjainya. Mhesya tak habis pikir dengan orang-orang yang di Jakarta.

      Mendesah berat setengah jengah meliat anak tangga yang begitu banyak yang sudah ia lalui 2 kali, dan sekarang yang untuk ke 3 kalinya.

Dengan malasnya dan dengan sisa tenaganya yang tinggal sedikit, Mhesya mulai menginjakkan tangga pertama.
 

    Nafas Mhesya tersengal-sengal karna anak tangga yang sekian kalinya ia pijak membuat udara diparu-paru terkuras. Kini oksigen berlomba-lomba memenuhi rongga paru-parunya.
      Bukan paru-parunya saja yang bermasalah tapi jantungnya kini ikut bermasalah, jantungnya berdebar kencang. Bukan hanya karna abis menaiki anak tangga, tapi karna ruangan didepannya, ruangan yang sedari tadi ia cari.

3 In 1Where stories live. Discover now