seriously ?

156 5 0
                                    

     Pagi yang cerah ini Mhesya sangat senang, entah apa yang membuat moodnya sangat naik. Mungkin karna kakinya sudah sembuh atau mamanya sudah pulang dari Surabaya.
    
Nettt...nettt...nett
     Bel berbunyi menandakan jam pertama akan segera dimulai. Pelajaran biologi, pelajaran yang Mhesya sangat suka.
     Siswa-siswi duduk pada tempatnya masing-masing dengan tertib dan tenang saat bu Wirya memasuki kelas 10 IPA 5.
     "Selamat pagi anak-anak." Sapa bu Wirya.
     Anak-anak menyapa kembali dengan kompak, "pagi bu."
     "Anak-anak, kita kedatangan murid baru dari Bandung. Tolong kalian jangan berisik dulu ya, beri kesempatan sama teman kalian untuk perkenalan diri." Ucap bu Wirya membuat seisi kelas saling tanda tanya.
     Cewe-cewe mulai heboh saling berbisik pada temannya berharap agar si anak baru adalah seorang lelaki tampan. Sedangkan para kaum adam berharap agar si anak baru adalah seorang pacar idaman.
     Bu Wirya mengisyaratkan anak baru itu untuk masuk.Seketika seisi kelas dengan kompak menatap kearah pintu. Mhesya pun melakukan hal yang sama. Seketika kelas terasa sunyi hanya terdengar bunyi sayup-sayup angin dan derap langkah kaki.
     Anak baru itupun melangkah menuju depan kelas, seketika itu juga Mhesya terdiam seribu bahasa. Seolah-olah waktu dimensinya berhenti berputar. Badan Mhesya menegang, otaknya susah untuk mengolah. Apa ini nyata ?.
     Seketika kelas terasa riuh terutama para kaum hawa karna tebakan mereka benar, bahwa anak baru itu adalah seorang lelaki. Dan bagi kaum adam kecewa karna dugaan mereka salah.
     Anak baru itupun berdiri tegap didepan kelas. Mata anak itu tertuju pada satu orang yaitu Mhesya. Ia tersenyum kearah Mhesya. Senyum yang sangat sulit diartikan.
     Setelah menghembuskan nafas panjang anak lelaki itupun memperkenalkan dirinya. "Halo. Nama gua Nicholas Jo Calvin, biasa dipanggil Nico. Gua pindahan dari SMAN Bandung. Salam kenal."
     Bu Wirya pun mempersilakan Nico anak baru itu untuk duduk dibangku yang kosong tepatnya dipaling belakang.
     Anak baru itupun berjalan kearah bangku kosong itu. Saat melewati Mhesya, anak lelaki itu menatap Mhesya tanpa henti membuat Mhesya terus menunduk tak berani menatap balik.
     Tiba-tiba Cindy menyikut lengan Mhesya. "Anak barunya ganteng ya, Mhey ?." Bisik Cindy, tapi Mhesya tak berespon hanya diam dan menunduk.
     Cindy jadi keheranan melihat Mhesya. "Kenapa si Mhey ?." Tanya Cindy greget.
     Mhesya kaget, baru sadar bahwa daritadi Cindy mengajaknya mengobrol. Dengan cepat Mhesya menggelengkan kepalanya.
***
Nettt... nettt... nettt...

     Bel kedua berbunyi menandakan istirahat.
     Cindy dan Mhesya bergegas kekantin karna perutnya yang sudah keroncongan. Saat ingin keluar kelas tiba-tiba saja si anak baru menghampiri Mhesya dan Cindy.
     "Gua ikut kalian boleh gak ?. Soalnya gua gak tau letak kantinnya." Pintanya. Mhesya dan Cindy saling diam sesaat dan saling berpandangan. "Boleh gak ?" Tanyanya lagi.
     Cindy melihat Mhesya lalu melihat anak baru itu dan mengangguk mengiyakan.
    Setibanya dikantin Mhesya duduk disamping Cindy dan Nico duduk didepan mereka. Tak ada yang memulai bicara, biasanya Mhesya langsung mengatakan apa ia akan pesan, tapi kali ini dia hanya menunduk dan diam. Melihat hal itu Cindy langsung membuka percakapan agar situasinya mencair.
     "Mau makan apa, Mhey ?." Tanya Cindy.
     Mhesya mendongkan wajahnya yang sedaritadi menduduk. "Makan bakso aja deh." Jawab Mhesya lalu menunduk lagi sambil memainkan rok-nya.
     "Yaudah gua pesenin."
     "Gua aja yang pesenin." Ujar Nico. "Kalo lo mau makan apa, biar gua pesenin."  Tanyanya.
     "Lo gak suka pedeskan." Ucapnya sambil menunjuk kearah Mhesya, "kalo lo pedes apa engga ?." Tanyanya pada Cindy. Cindy menatap Nico heran, 'tau dari mana kalau Mhesya gak suka pedes ?'
     "Gua pedes aja." Jawab Cindy.
     Nico pun bergegas pergi ke stand bakso. Dan beberapa kemudian dia sudah mengantarkan 2 bakso.
     Cindy heran kenapa hanya beli 2 bakso. "Lo gak makan ?."
     "Engga. Gak laper." Jawab Nico sekenanya. Cindy melihat kearah Nico heran. 'Terus ngapain kesini kalo gak makan', batin Ciny. Cindy tak mau ambil pusing, lebih baik ia makan.
     Nico memperhatikan Mhesya, melihatnya makan. Membuat Mhesya semakin tak betah disini.
     "Bentar ya, aku mau kekamar mandi dulu." Pamit Mhesya tepatnya pada Cindy.
     Cindy mengangguk lalu melanjutkan makannya. Tak lama lagi Nico pun izin kekamar mandi. Tiba-tiba saja Cindy jadi semakin curiga pada Nico.

'Ada yang aneh.'

     Mhesya berjalan melangkah kearah kamar mandi tapi saat sudah mendekati kamar mandi ia malah berbelok kearah taman, entah sebenarnya ia tak punya alesan ingin kekamar mandi. Ia ingin pergi saja dari situ.
     Entah tiba-tiba saja ada yang menahan lengannya dari belakang. Saat Mhesya menengok ternyata itu si anak baru, Nico. Sebenarnya karna dialah Mhesya ingin pergi dari situ tapi malah sekarang dia ada disini. Mhesya langsung melepaskan tangan Nico dari lengannya.
     Nico melangkah mendekati Mhesya, tapi Mhesya melangkah mundur.
     "Katanya mau kekamar mandi, kok malah kesini ?." Tanya Nico menyelidik. "Mau kabur lagi dari aku, ha ?." Ucapnya membuat Mhesya melangkah mundur.
     Nico terus melangkah mendekati Mhesya membuat Mhesya terus mundur, mundur, dan terus mundur sampai akhirnya ia terhenti karna kini ada tembok dibelakangnya.
     "Kenapa ngejauh ?." Tanyanya. Kini jarak mereka hanya 2 jengkal.
     Mhesya deg-degkan, takut.
     "Aku gak akan nyakitin kamu kok." Ucap Nico, entah kata-kata itu membuat Mhesya bergidik.
     Mhesya hanya bisa menunduk, berharap bel masuk berbunyi. Tapi waktu seolah-olah berhenti. Disini terasa dingin.
      Nico memegang dagu Mhesya lalu mengangkat kepala Mhesya menghadap Nico. Buru-buru Mhesya menepiskan tangan Nico.
     Mhesya menatap mata Nico, "cukup Nik, jangan ganggu aku. Aku mohon." Ucapnya parau, tiba-tiba saja tenggorokannya terasa kering.
      "Kita bisa kembali kaya dulu lagi, Mhey. Aku janji aku bakal berubah." Ucap Nico.
     "Cukup Nik. Jangan ganggu aku. Aku mohon." Ulangnya lagi. Kini mata Mhesya sudah perkaca-kaca. Mhesya pun pergi meninggalkan Nico yang masih membeku ditempat.
     "Aku bakal membuat kamu ada disisi aku lagi. Aku pasti dapetin kamu lagi. Aku gak akan biarin kamu sama yang lain. Aku janji. Inget itu, Mhey." Ucap Nico setengah berteriak pada Mhesya yang terus berjalan tanpa menoleh kearah Nico.
***
     Nico, mantan Mhesya sejak SMP. Nico memang pernah bilang akan mencari Mhesya dimana pun Mhesya berada. Mencari tahu keberadaannya walaupun luar negri sekalipun.
     Mhesya tak menyangka Nico dengan mudahnya tau keberadaannya. Mhesya tak habis pikir kenapa Nico terus mengejarnya padahal Mhesya sudah benar-benar membencinya, dan tak akan bisa menyukainya lagi.
     Sebenarnya bukan hanya karna ia sempat ditampar tapi karna ia juga banyak melarang Mhesya. Sampai-sampai pertemannya dengan cowo pun diatur.
     Mhesya tak merasakan rasa cinta dari Nico tapi hanya rasa keegoisan Nico saja.
***
    

    

3 In 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang