bikin masalah

142 4 0
                                    

Mhesya menghembuskan nafas panjang sebelum masuk kelas. Hari ini akan berbeda dengan hari kemarin. Sebelum Nico pindah kesini Mhesya merasa nyaman saja tapi semenjak ada Nico semuanya terasa sangat tidak nyaman. Semoga hari ini bukan hari sialnya. Dan semoga Nico tak berbuat ulah, batin Mhesya.
Mhesya melangkah berat kedalam kelas. Baru saja hendak masuk seseorang menabrak tubuhnya sampai-sampai ia hampir terpental kebelakang. Untung kepalanya tak terantuk pintu. Mhesya mendongakkan kepalanya. Ternyata Marsel. Kini lelaki itu menatap tajam sampai menusuk pangkal matanya.
"Lo gak punya mata ?." Semprot Marsel begitu saja. Mhesya hanya diam sambil menatap kecut. 'Sabar Sya. Masih pagi jangan kepancing.'
"Ngeliat tuh kedepan bukan kebawah. Cewe Pembawa sial!." Marsel melangkah pergi begitu saja bersama kegondokannya.

'Yaampun, sehari aja bisa gak sih gak bermasalah sama dia. Bisa gak?!', keluh Mhesya dalam batin.

Saat hendak menuju tempat duduk Mhesya tersadar bahwa Nico sedaritadi memperhatikan Mhesya dengan tatapan sedikit cemas. Mhesya tak peduli, ia lebih baik duduk saja.
Agak heran bangku disebelahnya masih kosong. Cindy belum juga datang. Biasanya ia datang lebih dulu darinya. Mhesya mengeluarkan handphonenya dan mengirim messenger ke nomor Cindy.

Cindy
(0816839252627)
Saya
Kamu dimana Cin?

5 menit, tak ada balasan. Mhesya melirik jam tangannya. 15 menit lagi bel masuk.
'Ayolah Cin' keluhnya dalam hati
"Hay." Sapa Nico yang kini sudah duduk dibangku Cindy yang penghuninya belum datang.
Mhesya melirik sekilas kearah Nico dan kembali fokus menatap layar handphone yang tak kunjung mendapat balasan.
"Ada apa ?. Kok resah gitu ?." Tanya Nico yang memperhatikan air muka Mhesya.
Mhesya tak menjawab. Nico tak mau menyerah. "Kalo kamu takut duduk sendirian aku bisa kok nemenin kamu." Tawar Nico. Tangan kanan Nico berpindah dan bertengger dipundak sebelah kiri Mhesya. Nico merangkul Mhesya. Seketika Mhesya spontan kaget. Ia melirik lengan Nico yang menempel dipundaknya itu lalu beralih kewajah Nico. Mhesya menatapnya kesal tapi malah dibalas dengan senyuman yang mengembang dibibir Nico.
Seenaknya Nico merangkul Mhesya. Mhesya langsung bersigap menyingkirkan lengan Nico, tapi bukannya terlepas Nico malah semakin erat merangkul Mhesya sampai-sampai tubuhnya semakin dekat dengan Nico. Mhesya kembali melirik Nico kesal. Saat menengok kearah Nico, Mhesya kaget jarak mereka hanya beberapa centi, sangat dekat.
Mhesya buru-buru mengalihkan pandangannya. "Nico lepasin." Ucap Mhesya dengan suara dikecilkan agar temen sekelasnya tak memperhatikan mereka. Untung saja mereka semua sibuk dengan teman-temannya.
Bukannya dilepasin Nico malah semakin mempererat. "Gua gak mau."
Mhesya berusaha melepaskan tangan Nico, tapi susah. Tenaganya selalu lebih kuat dibanding tenaga Mhesya yang hanya seperempat dari tenaga Nico.
Tak lama Marsel datang dengan ketiga temannya itu. Saat berusaha melepaskan mata Mhesya tak sengaja bertemu mata Marsel yang sudah menatapnya duluan. Tak lama Marsel mengalihkan pandangannya.
Mhesya mencoba menyikut Nico kedadanya, mungkin aja dia akan kesakitan dan meregangkan tangannya. Tapi ternyata engga.
"Nico aku mohon lepasin." Ucapnya mohon.
"Tapi kita balikan."

Tettttt... tettt.. tettt

Suara bel masuk berbunyi. Mhesya lega Nico melepaskan lengannya. Tapi ia tak meranjak dari sebelahnya.
Oh iya Cindy. Sepertinya ia tak masuk. Mhesya mengecek kembali handphonenya.

1 pesan masuk

Cindy
(0816839252627)
Saya
kamu dimana Cin?
Cindy
gua hari gak masuk Mey. Gua sakit.

Mhesya mendesah pesan. Lemes. Hari ini ia tak ada temen.
Mhesya membalas kembali lalu ia send ke Cindy.

Cindy
(0816839252627)
Saya
kamu dimana Cin?
Cindy
gua hari gak masuk Mey. Gua sakit.
Saya
Gws ya Cin. Sakitnya jangan lama-lama. Aku sendirian nih.

Tak lama lagi Cindy membalas.

Cindy
(0816839252627)
Saya
kamu dimana Cin?
Cindy
gua hari gak masuk Mey. Gua sakit.
Saya
Gws ya Cin. Sakitnya jangan lama-lama. Aku sendirian nih.
Cindy
Makasih ya. Iya kok gak lama2 paling besok sembuh. Semangat ya :*

Mhesya tersenyum lemas lalu memasukan handphonenya kedalam kolong meja.
***

Mhesya mempercepat langkahnya karna sedaritadi Nico terus membututinya. Mulai dari taman sekolah, kantin, kelas, sampai kamar mandi. Mhesya pikir dengan cara ia masuk kamar mandi ia akan berhenti membututinya lagi tapi salah, ia malah menunggu di depan toilet. Meskipun ia tak mengoceh tetap saja rasanya dibuntuti tidak enak.

Mhesya buru-buru masuk kedalam kelas. Tapi akibat terburu-buru lagi-lagi ia menabrak seseorang yang badannya tegap. Mhesya buru-buru minta maap tanpa peduli siapa orang itu dan wajahnya seperti apa. Mhesya menunduk lalu bergegas ketempat duduknya. Tapi saat hendak berjalan tangan Mhesya ditahan dan diiringi suara yang bentakan.
"Dua kali lo nabrak gua, dan lo cuma minta maap?." Ujar seorang cowo itu lalu melepaskan genggaman tangannya.
Mhesya langsung membalikan badan. Oh my God. Lagi-lagi ia harus berurusan dengan cowo yang rumit ini. Kenapa si Marsel selalu nempersulit keadaannya.
"Terus aku harus apa ?. Ganti rugi ?." Ucap Mhesya Kesal.
"Iyalah."
Mhesya mendungus kesal. Repot banget sih ngadepin dia.
"Loh. Aku kan cuma gak sengaja nabrak kamu. Lagiankan kamu gak apa-apa. Apa yang mesti harus diganti rugi ?." Ujar Mhesya.
Marsel tak diam. "Badan gua nih sakit lo tabrak. Lo kira gak sakit ?."
Nico yang berdiri dideket pintu melihat aksi itu jadi ikut geram. Ia melangkah masuk. "Heh!. Mantel!. Lebay amat si lo jadi cowo. Lo cewe apa cowo hah?. Lemah amat."
Marsel menatap geram kearah Nico. "Heh!. Diem lo!. Ini bukan urusan lo." Marsel kembali memprotes pada Mhesya dan sekejab melupakan Nico.
"Lo mau ganti rugi apa lo mau sengsara selama 3 tahun ?"
Mhesya tak mengerti dengan pilihan yang dikasih Marsel. Jelas-jelas ia tak akan memilih keduanya.
Nico menggegam tangan Mhesya lalu menariknya. "Udah Mey, gak usah didengerin." Ujar Nico lalu menarik tubuh Mhesya keluar.
Marsel jadi semakin kesal dengan Nico. Mangsanya dibawa pergi. "Oke. Artinya elo memilih sengsara." Ujar Marsel sengit.
***

3 In 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang