Part 5

4.6K 148 1
                                    

Aku hidup dan aku menjalani semua ini dengan sakit hati. Pada siapa aku bercerita? Tuhan? Ia bahkan sudah tau. Apa boleh aku menceritakannya pada teman-temanku? Tapi ibu pernah bilang "kalau kamu ada masalah dengan ayahmu jangan pernah beritahu teman mu karna itu akan membuat ayahmu terlihat jelek"

Tapi bukankah memang kelakuan ayah buruk? Untuk apa kuperbagus? Aku hanya terus sabar. Hingga suatu kali aku mempertegas bahwa inilah waktuku dewasa, jangan terus diatur dan jangan terus memukuliku. Aku bukan HEWAN yang jika melakukan salah dipukul. Aku perempuan aku akan menjadi wanita kedepannya. Aku tidak bisa terus hidup seperti ini atau masa depanku akan hancur.

Ella, 12 tahun

Setelah sekian lama memendam sakit ini. Akhirnya pada suatu kesempatan Tuhan memberiku suatu cara agar aku memaafkan ayahku. Dan sejak itu aku memaafkannya karna kurasa sudah waktunya melupakan semua itu. Tapi setelah itupun ayah masih saja tidak memercayaiku dan bahkan ia pernah bilang "buat apa kamu maaf-maafin gitu percuma"
Apa aku diciptakan untuk disalahkan? Ketika aku berusaha memaafkan seseorang apa itu salah? Apa itu tidak diperbolehkan? Aku butuh dihargai. Aku manusia, yang perlu support orangtua demi masa depanku.
Ayah begitu menekanku dalam pelajaran, dia ingin anaknya pintar. Tapi pernahkah aku disupport? Tidak.

Ella, 15 tahun

Di tahun ini aku baru saja memasuki sekolah baru yang cukup jauh dari rumahku sehingga waktuku berbicara dengan ayahku cukup banyak dan hubungan kami jauh lebih baik dari sebelumnya. Jauh lebih baik. Namun ketika aku merasa bahwa kami akan terus akur itu hanyalah hayalanku yang terlalu tinggi. Aku saja yang begitu berharap dan bermimpi mempunyai seorang ayah yang baik. Ketika itu harapanku hancur. Karna aku sepertinya tak layak seperti orang lain untuk memiliki ayah yang sempurna.

Kejadian memukul dengan sandal mungkin sudah tidak terjadi. Tapi ia masih mengancamku dengan berbagai hal. Aku lupa kapan tapi ayah pernah bilang bahwa aku "brengsek"

Oh ayah sebrengsek apakah aku? Pulang malam pun baru sejak aku SMA dan itu pun acara ulang tahun atau aku pergi bersama teman-temanku ke tempat yang baik. Aku bahkan tidak menyentuh drugs, rokok, ataupun night club. Dan itu masih disebut brengsek? Tuhan apa salahku? Mungkin aku hidup menderita tapi aku akan terus menjadikan ini pelajaran berharga. Dan aku harus tau bahwa aku bukanlah "brengsek" karna aku yakin Tuhan menciptakan ku untuk sebuah alasan luar biasa nanti.

Suatu kali omaku berkata bahwa "dulu sewaktu ayah kamu di america dia punya istri lain dan mempunyai anak laki-laki darinya."
Ketika aku mengetahuinya aku biasa saja karna kurasa aku tak apa. Aku masih tegar. Aku percaya itu terjadi karna sebuah kesalahan.
Namun saat ini aku menjadi sedih, bukan karna apapun tapi aku sedih karna ibuku tau bahwa ayah bukanlah pria yang setia.

Dan saat itu aku berpikir bahwa laki-laki tidak bertanggung jawab atau dia dengan mudahnya terpikat wanita. Aku tidak siap jika aku jadi ibu. Berapa banyak kesalahan nya dimataku? Berapa banyak? Coba hitung. Dan aku masih saja anaknya. Kadang aku berpikir bahwa bisakah aku mendapat ayah lain...apa itu salah? Apa semua salah? Apa memimpikan memiliki ayah yang sempurna salah?

"Manusia tidak pernah luput dari dosa karna itulah yang ditakdirkan sejak dahulu. Tapi apakah manusia tidak memiliki akal budi untuk tidak berbuat dosa? -E

"Cinta bukan diukur dari janji manisnya. Tapi dari pembuktian"

"Wanita bukan mainanmu, saat bosan ditelantarkan begitu saja. Dan saat puas dengan wanita lain kamu seenak hati kembali lagi"

"Hati bisa terluka dan bisa sembuh. Tapi apa kalau kamu terluka itu akan sembuh total seperti semula? Tidakkan? Itu sama dengan hati yang tidak akan utuh sempurna seperti sediakala"

"Hidup dengan menderita bukan harus diakhiri bunuh diri. Tapi dijadikan pelajaran berharga."

"Berbicara itu mudah tapi melakukannya sulit"

Ayah, Apa Kau Menyayangiku?Where stories live. Discover now