#8

1.1K 125 1
                                    

Dear god,
I woke up, i'm healthy. I'm alive. thank you. I'll apologize for all my complaining. I'm truly grateful for all you've done.

Jungkook bangun sangat pagi, turun dari tempat tidurnya dan keluar dari kamarnya. Ketika ia membuka pintu, Jungkook melihat appanya sedang tidur di sofa dengan beberapa botol soju di tangan dan diatas meja.

Ia tidak berniat membangunkan appanya, Jungkook kembali ke kamar mengambil selimut miliknya dan diberikan ke appanya. Jungkook berjalan menuju kamar mandi membersihkan wajahnya, dan pergi ke dapur untuk mempersiapkan sarapan. Jungkook senang melihat appanya ada dirumah jadi ia bermaksud membuatkan sarapan untuk menghilangkan rasa mabuknya, sebelum ia berangkat sekolah ia membersihkan rumah dan tidak lupa sarapan.

Sebelum keluar melewati pintu Jungkook melihat appanya yang sedang tertidur dan menutup pintunya perlahan sembari tersenyum.

Dijalan ia mengeluarkan ponsel, memasang earphone dan menyalakan lagu favoritnya. Saat jalan menuju halte Jungkook melihat toko roti paman Park dan mengingat kejadian kemarin malam. Jungkook sangat senang bisa bersama Sana meskipun sangat sebentar. Jungkook kembali berjalan sambil mengeluarkan permen lolipop dan memasukan kedalam mulutnya.

Sementara itu dikediaman paman Park ritual pagi Sana dimulai kembali. Sana yang seharusnya berangkat pagi hari untuk mempersiapkan hari ulang tahun kampusnya malah masih terbaring ditempat tidurnya yang nyaman. 3 alarm disekitar tempat tidurnya berbunyi membuat Sana terbangun dan mematikannya satu persatu. Dengan mata yang masih setengah sadar Sana melihat kesalah satu jam sudah menunjukan pukul 07.30.

"07.30!! Aaaaaa Imoooo, kenapa kau tidak membangunkanku?" Omel Sana, ia langsung menuju kamar mandi dan mondar-mandir mempersiapkan diri menuju kampus.

"Yaaa siapa suruh kau pulang larut malam tadi. Jangan salahkan Imo mu, kau saja tidak memberitahunya agar membangunkanmu pagi hari. Dasar." Ucap paman Park sembari melahap roti bakar yang disiapkan bibi Han.

"Noona fighting! 1..2..3..4..5!!!" Ucap San Han mulai menghitung.

Dukdukkdukkdukk
Suara langkah kaki Sana menuruni tangga. Ia sibuk memakai kaos kakinya sembari memakan roti bakar dan meminum susu yang disiapkan bibi Han. Sana berlari mendekati bibi Han dan mencium pipi bibinya itu.

"Imoo mian. Aku berangkat!!" Ucap Sana berlari keluar rumah.

Sesampainya dikampus ia mendekati Mi Ra dan yang lainnya untuk meminta maaf atas keterlambatannya.

"Kau! Kemana saja? Kami sudah kewalahan mengurus semua ini. Lihat panggungnya saja belum selesai dihias sementara acara sebentar lagi akan dimulai." Omel Mi Ra.

"Jinjja mian, tadi malam ada sesuatu yang terjadi. Itu.. panggung itu biar aku yang urus. Ini kan yang harus aku pasang?" Tanya Sana sambil mengambil satu box penuh pernak-pernik untuk menghias.

"Ne, ne. Tapi kau harus laporan dulu kepada Jin sunbae, dia sedari tadi mencarimu, kau sudah membuatnya khawatir."

Yaa Sana memang sedang menjalin suatu hubungan dengan seorang ketua mahasiswa bernama Jin. Mereka memang menjalani hubungan ini kurang lebih baru 4bulan. Saat itu Jin lah yang menyatakan perasaannya pada Sana. Ia menyatakannya dihadapan semua mahasiswa yang membuat Sana luluh dan menerimanya. Sana berjalan dengan boxnya mendekati Jin yang saat itu sedang sibuk mengatur sound sistem.

"Sunbae, mian aku terlambat." Ucap Sana merasa bersalah.

"Sana-ssi, kau tidak apa-apa? Aku kira terjadi sesuatu dijalan, makannya kau terlambat. Sudah tidak apa-apa, mau kau apakan box ini? Sini biar aku bawakan." Ucap Jin sambil mengambil box dari tangan Sana dan membawanya ke dekat panggung.

Precious Life (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang