CHAPTER 4

4.2K 269 7
                                    

War day 4

Rabu, 21:00

Kapal mulai berlayar, seluruh personil bersiap dipos masing masing, pelayaran ditempuh kurang lebih 5 jam. Pesawat tempur juga diberangkatkan, tapi mereka berangkat 3 jam lebih lama dari kami, ditambah pasukan penerjun yang akan diterjunkan oleh pesawat Hercules.

Cpt. Penerbang Egy

Kami sedang menerima arahan sekarang, saya adalah seorang penerbang Sukhoi, Indonesia menerjunkan 2 squadron tempurnya, Squadron Sukhoi dan F16.

Kami ditugaskan mengawal kapal perang dan pesawat Herkules yang akan menyerang Langsung. Ditambah dengan misi penghancuran Lanud dan pertahanan musuh.

Tugas yang berat karna harus menyerang langsung kepusat pertahanan musuh.

Semua pesawat kini telah landing di Bandar Udara Hang Nadim Batam. Bersiap untuk Penyerangan.

Batam, kota yang sangat dekat dengan Malaysia. Jadi kami putuskan untuk menyerang dari sana.

Batam hanyalah pulau kecil. Sepertinya itu yang menjadi alasan kenapa Batam tidak diserang juga seperti yang lain.

Kini kami semua terfokus pada serangan besar ini. Hingga kami melakukan kesalahan.

Rabu, 22:03

5 pesawat F16 Indonesia terlihat mengejar F16 milik Malaysia. Yang berhasil menyusup masuk kewilayah udara Indonesia. Tujuanya tentu saja Jakarta.

Sebelum menuntaskan misi mereka. Untung saja mereka bisa ditembak jatuh. Namun sayang, menurut kabar serpihan pesawat itu jatuh dipemukiman warga. Belum diketahui pasti berapa jumlah korban.

War day 4

Kamis, 00:01

Kami mulai take of satu persatu menghampiri pasukan lain yang sudah dikirim sebelumnya.

Kami ketauan musuh. Pesawat musuh sudah terlihat diradar kami. Bersiap untuk pertempuran udara pertama. Aku merasa tegang karna terus berfikir kalau aku akan mati disini. Semakin aku ingin membuang rasa takut itu semakin besar kurasa.

Perang udara pun berlangsung, memberikan kesempatan pada pasukan lain bisa mendarat dipantai malaysia.

Hanya 12 pesawat kami yang selamat sampai akhir. Misi pengawalan kami selesai. Kami kembali keBandar udara Iskindar Aceh untuk mengisi bahan bakar dan persenjataan kami.

Tasya

Rabu, 07:00

Jika kalian masih ingat, aku adalah istri dari SERTU Adrian, suamiku sedang berperang sekarang. Info yang terakhir kudapat darinya adalah ia sedang dalam perjalanan menuju Malaysia. Takut yang kurasa karna ia akan berperang dipusat musuh. Ketakutan akan kehilanganya berkecamuk dalam hatiku.

Semenjak serangan pertama, aku mengungsi didaerah Yogyakarta kerumah orang tuaku tinggal. Keadaan diJakarta sudah tidak kondusif lagi sekarang.

Bayangan wajah Adrian terus terbayang dikalal aku memejamkan mata. Tingginya sekitar 183cm dengan badan yang masih terlatih, meningkatkan ketampananya.

Nampaknya bukan hanya aku yang rindu dengan keadaanya, buah hatiku sepertinya merasakan rindu. Aku ingin ia yang akan menemaniku merawat anak pertama kami dengan baik.

Kini aku hanya bisa berdoa. Berharap iya bisa kembali dengan selamat.

Maaf yaa saya agak lama update nextchapternya. Sengaja biar pada penasaran.

Sejauh ini gimana? Cukup menghibur gak?  Mohon kritik dan saranya yaaa



MEDAN TUGASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang