Chapter 5

3.6K 234 0
                                    

War day 4

Kamis 00:03

SERTU ADRIAN

Kami sudah berada di garis pantai musuh, baku tembak langsung terjadi. Pasukan musuh ternyata sudah mengetahui kedatangan kami. Sekitar 2000 tentara kami sudah berada dipantai musuh, aksi tembak menembak berlangsung sengit. Musuh dibantu meriamnya tak henti menembaki kami.

tank tank kami pun sedang diturunkan dari kapal. Kami mempertahankan garis pertahanan agar tank dapat sampai dipantai dengan baik.

Satu persatu tank telah sampai, tanpa menunggu lama tank pun langsung menembakku musuh.

KAPTEN HERI

Sesampainya kami dipantai kami langsung dihujani peluru musuh. Karna tank masih dikapal kami pun harus mempertahankan pantai ini agar tank kami dapat berlabuh dengan baik.

Sekitar setengah jam aku bertanya tanya dimana kah pesawat tempur dan team penerjun yang ditugasi untuk mengawal dan menambah pasukan kami. Mungkin mereka semua sudah ditembak jatuh musuh.

5 menit kemudian aku dikejutkan mendengar suara pesawat tempur menderu keras. Aku berfikir, kalau ini adalah pesawat tempur musuh maka habislah kami, hingga bom pertama dijatuhkan aku tahu kalau ini pesawat tempur kami.

SERTU ADRIAN

Aku mendengar suara pesawat tempur yang sangat banyak mendekati kami. Aku sudah berfikir inilah akhir dari hidupku.

Dugaan dan prasangkaku salah saat aku melihat pesawat tempur itu menggempur pasukan musuh.

Semua pasukan berteriak gembira, lantaran mengetahui kalau mereka tak sendiri. Mereka dibantu pesawat tempur kami, karna itu lah semangat kami mulai bergelora kembali.

Sekitar 2 jam kami bertempur, kini kurasa sudah tak ada musuh lagi disini. Garis pantai sudah kami dapat, langsung kami buat markas komando disini tank tank sudah berjaga ditempat masing masing, pos pos pemantau sedang didirikan. Lubang parit sedang kami gali dan medan ranjau pun sedang kami tebar. Hanya ada satu titik masuk dan keluar dari wilayah ini.

Wajar bila pengamanan disini itu ketat, karna disinilah gerbang masuk pasukan kami menuju Malaysia, disini pula markas komando kami diMalaysia.

Hari ini aku tidak dapat kebagian jaga, sehingga malam ini aku bisa beristirahat dengan baik. Syukurlah setelah kejadian yang melelahkan ini aku bisa beristirahat dengan baik.

War Day 5

Jum'at, 21.00

Setelah hari yang melelahkan ini, aku pun beristirahat. Sebelum tertidur kucoba untuk mengabari istri ku Tasya.

Sudah 5 hari kutak bertemu denganya, kangen yang kurasa. Kucoba untuk menelponya, berkali kali ku telepon tak diangkatnya. Mungkin dia sudah tertidur, Aku sms saja dia menanyakan kabarnya dan mengucapkan selamat malam, berharap besok dia akan membaca dan membalas pesanku ini.

Setelahnya aku mencoba untuk memejamkan mataku ini, tapi tak bisa. Berkali kali fikiranku berfikir hal hal buruk yang akan terjadi nanti. Sepanjang malam aku berfikiran buruk terus menerus. Niat beristirahat ujung ujungnya begadang juga.

CAPTAIN HERI

Benar benar hari yang sangat melelahkan. Kurebahkan tubuh lelahku keatas sleaping bed yang tersedia ditenda pasukan kami. Kulihat satu persatu pasukan ku sudah tertidur dengan lelahnya, hanya ada satu yang masih terjaga. Sertu Adrian, nampaknya ia terjaga lantaran memikirkan istrinya. Ya aku mengetahui apa yang ia sedang fikirkan, ia baru menikah sebulan lalu.

Waktu itu aku diundangnya dalam acara resepsi pernikahan yang ia gelar, tak terlalu mewah memang tapi cukup menyentuh hati para tamu undangan yang datang.

Tak tega sebenarnya, baru menikah ia pun harus bertaruh nyawa demi tugas yang diembanya.

Sempat terfikir olehku untuk menegurnya sekarang, tapi kuurungkan niatku. Biarkanlah ia yang sedang dimabuk cinta.

Kupejamkan mataku berharap ku bisa tertidur.

MEDAN TUGASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang