Tiga

19.8K 1.7K 56
                                    

Sama seperti biasanya. Pagi ini, Jungkook terlihat bermalas-malasan untuk pergi sekolah. Matanya bahkan masih setengah terbuka, alhasil ketika ia mengikat tali sepatunya, ikatannya malah kendur dan lepas lagi membuatnya mengumpat karena kesalahannya sendiri-ck..ck. 

"Aku pergi dulu nek." pamit Jungkook setelah mengambil dua lembar roti dengan selai kacang yang telah disiapkan neneknya kemudian berjalan menuju pintu keluar.

"Baiklah hati-hati ne.. oh iya, kakekmu berpesan nanti sore pulang sekolah datang ke cafe kita yang dekat sekolahmu itu. Katanya guru privatmu sudah menunggu disana?" Teriak neneknya dari dapur.

Mendengar itu langkah Jungkook terhenti. Kepalanya menoleh ke neneknya dengan gerakan slow motion menampakan wajah horror yang errh... aneh namun tetap tampan.

"Lagi...? Kakek itu tidak pernah kapok ya...?"
.
.
.
Jungkook melirik jam tangannya beberapa kali. Sekolahnya sudah berakhir sekitar 20 menit yang lalu dan dia baru saja tiba sekitar 10 menit di cafe milik neneknya itu. Tapi memang dasar Jungkook, menunggu sebentar saja dia tidak mau. Dari tadi mulutnya tak henti-hentinya mengeluarkan umpatan, padahalkan dia juga sering terlambat.

"Apa-apaan ini? Kenapa jadi aku yang menunggu? Lihat saja nanti, aku yakin guru itu tidak akan betah kkk"

Bibir Jungkook membentuk sebuah seringaian. Seringai pertanda petaka-mungkin.

Jungkook menolehkan kepalanya ketika mendengar suara lonceng cafe berbunyi bertanda seseorang telah masuk. Alisnya terangkat ketika melihat seorang pemuda berambut merah muncul dari pintu masuk. Kalau boleh jujur, Jungkook sedikit kagum --sebenarnya tidak sedikit sih, malah sangat. Salahkan gengsi seorang Jeon Jungkook yang terlau besar-- dengan rambut merahnya yang terlihat cocok dengan wajah manis pemuda itu.

Ketika pandangan mereka bertemu, pemuda berambut merah itu tersenyum manis sambil berjalan mendekatinya. Dan saat itulah Jungkook sadar bahwa pemuda itu adalah guru privatnya yang baru.

"Selamat sore. Apa kau yang bernama Jeon Jungkook?" Jungkook hanya menjawabnya dengan sebuah deheman.

"Perkenalkan aku Kim Taehyung guru privatmu yang baru. Mohon kerja samanya." rupanya Jungkook masih enggan mengeluarkan suaranya. Buktinya ia hanya menjawab pertanyaan itu dengan anggukan singkat.

'Hah... berbahaya katanya? Bocah ingusan seperti ini untuk apa ditakuti.' Batin pemuda berambut merah yang kita ketahui adalah Taehyung.

"Baiklah, langsung saja kita mulai" ucap Taehyung sambil mengeluarkan beberapa buku dan alat tulis dari dalam tasnya.

"Tunggu dulu, aku akan memesan minuman terlebih dahulu. Pelayan.." Taehyung sempat terdiam sesaat sebelum mengangkat bahunya acuh.

"Kau mau apa?" Tanya Jungkook sambil melihat daftar menu.

"Ahh tidak usah."

"Kenapa? Kau takut tidak bisa membayarnya?" Jungkook berucap sambil tersenyum meremehkan.

"Ne..??" Taehyung mengangkat alisnya bingung. Apa dia tidak salah dengar? Sepertinya muridnya ini baru saja meremehkannya. Ketika Taehyung tersadar dari dunianya, ia dikejutkan dengan seringaian dan tatapan tajam dari bocah dihadapannya. Aww...!!! ditatap seperti itu Taehyung jadi gugup.

"Satu caramel macchiato"

.
"Jadi apa sudah bisa dimulai?" Tanya Taehyung ketika pesanan Jungkook datang. Sebenarnya dia agak risih, pasalnya dari tadi Jungkook terus-terusan menatapnya tajam. Taehyung kan jadi salah tingkah.

"Ah tidak-tidak, aku tidak bisa berkonsentrasi  sambil minum. Lebih baik biarkan aku menghabiskan minumanku dulu ok?"

"Emm biklah."

My Private TeacherKde žijí příběhy. Začni objevovat