Enam

17.8K 1.4K 99
                                    

Pagi ini, papan mading menjadi sorotan nomor satu di sekolah Jungkook. Bagaimana tidak? Hari ini adalah hari dimana nilai ujian akhir para siswa diumumkan. Seluruh siswa mengerubungi mading dan Jungkook adalah salah satu diantaranya. Dengan mudah Jungkook membelah lautan para siswa . Yah, kalian tau sendiri kan? Jungkook itu pangeran sekolah, mana ada yang berani menghalangi jalannya.

Mata Jungkook bergerak lincah mencari namanya pada daftar peringkat yang tertempel di mading. Dimulai dari peringkat terkecil yaitu 500, kemudian naik menuju 400, naik lagi ke angka 300. Perlahan sudut bibir Jungkook tertarik membentuk sebuah senum samar namun sarat akan kebahagiaan. Namanya masih belum kelihatan dan itu artinya peringkatnya tahun ini naik. Biasanya nama Jungkook akan tercantum pada angka 450 kebawah dan sekarang sudah tembus angka 100 dan dia masih belum.... tunggu! Nomor 50. Jeon Jungkook. Itu namanya kan?

"AKU...PERINGKAT 50 BESAR???" Teriak Jungkook heboh.

Hening.

Tiba-tiba saja tidak ada yang bersuara. Semua siswa yang ada di sana menghentikan aktivitas mereka ketika mendengar teriakan menggelegar Jungkook.

Jungkook berulang kali memastikan namanya dan setelah membacanya lebih dari lima kali, ia baru yakin bahwa dia tidak salah baca. Nama Jungkook ada pada nomor 50.

Ketika Jungkook keluar dari kerumunan, siswa yang lain kembali berdesakan mengerubungi mading. Bukan untuk mencari nama mereka masing-masing, namun untuk memastikan kebenaran jika Jungkook ada diperingkat 50 besar.
.
.
Jungkook menghampiri teman-temanya yang menatapnya aneh. Bagaimana tidak aneh coba? sedaritadi Jungkook tidak berhenti tersenyum, kadang tertawa, bersenandung sambil tertawa layaknya orang gila. Hilang sudah predikat 'Cool' yang telah ia sandang selama tiga tahun di sekolah menegah atas ini. -_-'

"Hay teman-teman." Sapa Jungkook sambil tersenyum lebar. Lebar sekali, sampai sudut bibirnya mencapai pelipis--Ok, itu berlebihan.

"Jungkook, kau sehat?" Tanya salah satu temannya yang dibalas angguka kelewat cepat oleh Jungkook.

"Kau hebat Jeon. Kau bahkan mendapat pringkat 50 besar. Ini baru namanya pewaris tahta." Ucap temannya yang lain sambil menepuk bahu Jungkook.

Jungkook tersenyum bangga "Aku tak menyangka. Ternyata aku ini pintar ya."

"Kita harus rayakan ini, bukankah begitu Jungkook?" Ucap temannya sambil merangkul bahu Jungkook.

"Tentu, malam ini di rumahku." Ucap Jungkook semangat.

"Em... bagaiman kalau kakekmu marah?" Tanya teman salah satu temannya.

"Tidak akan. Hanya ada neneku dirumah. Kemarin kakekku ke Jepang untuk perjalanan bisnis. Lagipula kakekku tidak akan marah hanya karena aku merayakan kesuksesanku ini. Kalau dia tau juga pasti ia akan mengadakan pesta besar-basaran dirumahku."

"Ugh... berlebihan." Merekapun tertawa bersama.
.
.
.
Sepulang sekolah Jungkook segera memberitaukan kabar bahagianya kepada sang nenek. Nenek Jeon yang mendengarnya tentu saja sangat gembira. Sembari menyiapkan makanan untuk pesta, nenek Jeon tak henti-hentinya tersenyum. Jungkook yang melihat senyum merekah neneknya jadi bangga sendiri.

"Kau sudah hubungi kakekmu?" Tanya Nenek Jeon sambil mengaduk adonan kue. Sebenarnya ia bisa saja menyuruh pembantu-pembantunya untuk membuat kue atau praktisnya membeli kue di toko kue langganannya, tapi nenek Jeon bilang dia akan turun tangan sendiri dalam persiapan pesta cucu kesayangannya ini.

"Sudah nek, kakek bilang nenek harus menyiapkan pesta yang sangat besar untukku. Kakek sangat berlebihan kan, nenek?" Nenek Jeon tertawa. Baginya wajar saja sih kalau suaminya bersikap berlebihan atas keberhasilan Jungkook, ini kan peristiwa langka jadi sah-sah saja kalau diadakan perayaan besar-besaran, toh uang yang dipakai juga uang milik mereka sendiri. Ya kan?

My Private TeacherWhere stories live. Discover now