Empat

18.9K 1.6K 112
                                    

"Ya... ada apa dengan pinggangmu?" Tanya kakek Jeon ketika melihat cucunya berjalan memasuki rumah dengan membungkuk sambil memegangi pinggangnya.

"Ini semua karena guru sialan itu" jawabnya enteng sambil merebahkan diri disofa sebelah kakeknya.

'TAK'

Sebuah sentilan manis mendarat tepat dibibir Jungkook menghasilkan pekikan keras dari bibir sexy miliknya.
"AKH... kakek sakit"

"Jaga mulutmu Jungkook"

Menyebalkan. Bukankah seharusnya kakek Jungkook membelanya? Tapi kenapa malah Jungkook yang ditatap tajam begitu? Padahal ketika diperjalan pulang tadi, ia sudah membayangkan bagaiman kakek kesayangannya memecat si Kim bedebah Taehyung itu. Namun sayang... yang terjadi tidak sesuai harapan. Poor Jungkook!

"Pasti kau yang memulai masalah, iyakan? Bukankah sudah kakek katakan kemarin untuk berhati-hati padanya?" Tuduh kakeknya sambil berkacak pinggang. Lah? Sekarang bahkan kakeknya menyalahkan Jungkook. Hah... terkadang Jungkook pikir dia bukanlah putra kandung dari mendiang ayah dan ibunya. Menyedihkan sekali bukan? Tapi tunggu dulu, kakeknya bilang kemarin ia sudah memperingatinya? Maksudnya apa?

"Kenapa kakek malah menyalahkanku sih? Tapi tunggu dulu, tadi kakek bilang apa?"

Kakek Jeon memutar bola matanya malas "Kau pasti lupa. Gurumu itu Kim Taehyung murid kakek di panti asuhan. Bocah pendek dengan senyum kotak di foto yang kemarin kau temukan."

Jungkook mengangkat alisnya, menggosokkan dagunya dengan jari telunjuk -Pose berfikir. Tak sampai 10 detik Jungkook menepuk kedua tangannya tanda dia telah mengingat sesuatu.

"Oh iya. Pantas saja wajahnya tidak asing. Aku sempat tidak mengenalinya tadi."

"Kau sudah ingat kan? Jadi, apa yang terjadi sehingga kau bisa jadi encok begini?"

Dan pada akhirnya Jungkookpun bercerita panjang lebar tentang kronologis pertemuannya dengan guru privat super galak--tapi cantik-- itu. Tak jarang dia berteriak frustasi lantaran sang kakek yang selalu memotong ceritanya dengan tawa membahana milik si kakek. -_-'
.
.
'Brakk...' Taehyung menutup pintu apartementnya dengan tendangan keras. Melempar asal sepasang sepatunya. Kemudia masuk kedalam sambil menghentak-hentakan kaki ala anak usia 5 tahun yang ngambek karena tidak dibelikan mainan.

"Hay taetae.. bagaiman pekerjanmu? Eoh? Ada apa dengan rambutmu?" Di ruang tengah ia disambut dengan pertanyaan dari Hoseok yang tengah asik menonton drama kesayangnnya. Ugh, mendengar pertanyaan dari Hoseok Taehyung jadi ingat kejadian di cafe tadi.

"Si Jeon Keparat Jungkook itu menyiramnya dengan kopi." Jawab Taehyung ketus sambil melempar tasnya kesembarang arah dan tanpa sengaja mengenai perut Jimin yang baru saja keluar dari kamarnya dengan pakaian rapi. Sepertinya dia akan berkencan.

"Pufth... kan sudah kukatakan untuk berhati-hati HAHAHA~." tawa Jimin meledak ketika melihat keadaan Taehyung yang err- mengenaskan, pikirnya.

"Diam kau Park! Lebih baik urus si 'Gula Pedas' itu. Asal kau tau dia sedang menunggu di bawah sambil mengumpat tak karuan"

Jimin mematung. Ia menoleh ke jam dinding dengan cepat, tanpa memikirkan lehernya yang nantinya akan sakit akibat gerakan sepontan itu. Entah apa yang terjadi padanya, tiba-tiba saja ia berlari kalang kabut, menabrak apa saja yang dilaluinya termasuk pintu dan setelahnya ia menghilang bersamaan dengan pintu yang menutup sempurna. Meninggalkan Taehyung dan Hoseok yang terbengong menyaksikan tingkah aneh bin ajaib seorang Park Jiminn

Hoseok menoleh ke arah Taehyung yang masih terbengong

"Tae.." Merasa terpanggil Taehyungpun menoleh menatap Hoseok dengan tatapan blanknya.

My Private TeacherWhere stories live. Discover now