29. Lembaran Baru

3.1K 358 8
                                    

Hari ini tanggal 28 bulan November. Artinya, sudah setahun (Namakamu) dan Aldi menjalin hubungan mereka sejak Aldi menembaknya di kafe itu.

(Namakamu) menunjukkan senyumannya ketika Aldi baru saja memarkirkan mobilnya tepat di depan rumahnya. (Namakamu) melihatnya dari balkon kamarnya yang terletak di lantai dua itu.

Dengan semangat (Namakamu) menuruni tangga untuk menemui Aldi. (Namakamu) sudah memakai seragam putih abu-abunya dengan rapi dan menggendong tasnya.

Sudah siap! Batinnya sambil menuruni tangga.

Saat di depan pintu utama, (Namakamu) melihat Hito masuk bersama Aldi.

"Baru aja Kakak mau manggil," kata Hito. (Namakamu) terkekeh, Aldi tersenyum manis.

"Yodah, (Namakamu) berangkat dulu ya sama Aldi!" (Namakamu) mengecup sekilas pipi Hito lalu Hito memandangi adiknya heran.

"Gue berangkat dulu ya, Kak?" Hito mengangguk lalu tersenyum saat ia melihat (Namakamu) menggenggam erat tangan Aldi.

"Hati-hati ya, kalian!" Hito melambaikan tangannya saat melihat mobil Aldi mulai melangkah meninggalkan rumah.

Hito kemudian masuk ke dalam rumah untuk menunggu Felicya, kekasihnya yang seminggu lalu baru pulang dari Italia. Kiki? Ia sedang melamar pekerjaan di rumah sakit. Entah rumah sakit mana.

Karena merasa bosan dengan posisi mobil Aldi yang masih di sini-sini saja, (Namakamu) dengan iseng memutar radio mobil. Aldi yang melihatnya hanya tersenyum sambil menggeleng-geleng.

"Selamat pagi, para pendengar setia 96,7 FM. Kembali lagi bersama saya, Kinar. Di pagi hari ini banyak sekali kejutan yang akan saya berikan untuk Anda! Untuk para pendengar yang kini sedang terjebak macet, ada baiknya kita mendengarkan satu lagu ini terlebih dahulu. Lagunya agak galau sih, tapi enjoy aja. Hahaha!"

Setelah suara pengisi radio menghilang dari sana, tergantilah suara seorang laki-laki yang melantunkan sebuah lagu.

"Hey....
Tahukah kamu kini ku rindu?
Rindu kepadamu,
Hanya dirimu.
Hey....
Ku harap kamu pun mengerti
Ku ingin kau di sini
Tertawa, bercanda, dan bahagia
Saling isi hati dengan cinta

Bersama....
Satu kata dalam cinta
Dirimu dan diriku satu..."

(Namakamu) mematikan radio itu saat mobil sudah mulai melaju dengan kecepatan normal, sudah tidak macet lagi.

Aldi menengok sekilas ke arah (Namakamu) sambil setelah itu fokus kembali ke arah depan, "Kok dimatiin? Kenapa?"

(Namakamu) menggeleng setelah itu wajahnya terlihat tidak bersahabat.

Aldi berusaha mengangguk mengerti. Padahal, menurut Aldi suara laki-laki itu sangat bagus.

Pandangan (Namakamu) lurus ke depan. Apakah tadi ia tak salah dengar? Itu tadi suara Iqbaal? Ah, sudahlah!

Selang 10 menit, mobil Aldi terparkir di depan gerbang sekolah. "(Namakamu)?" Namun (Namakamu) masih tak menjawabnya. Ia masih sibuk dalam pikirannya.

"Hei!" Aldi menyentuh lengan (Namakamu) dan membuat gadis itu tersentak.

"Aldi!" (Namakamu) menatap Aldi ganas.

Aldi menyeringai.

"Habisnya aku panggil kamu gak nyaut."

(Namakamu) membuka pintu mobil sendiri setelah itu ia berkata, "Yaudah, aku masuk dulu ya."

(Namakamu) tersenyum memaksa kepada Aldi.

DhiafakhriDonde viven las historias. Descúbrelo ahora