39. Move On

3.4K 313 1
                                    

(Namakamu) dan Rafto sudah tiba di depan lift, menunggu lift terbuka untuk naik ke lantai lima rumah sakit. Setelah lift terbuka, (Namakamu) melihat pemandangan yang membuat hatinya teriris perlahan.

"Kalian...?" (Namakamu) menerjapkan matanya dua kali, berharap bahwa ia salah melihat apa yang ada di hadapannya kini.

"Hai, (Namakamu)!" Bella melambaikkan tangan ke arah (Namakamu) dengan semangatnya.

Lalu (Namakamu) melihat bahwa lelaki yang berada di samping Bella mengeratkan genggaman tangannya pada gadis itu.

Ini menyakitkan.

Pandangannya buram, terhalangi air mata yang terus terdorong keluar. Ia buru-buru balik kanan dan memilih untuk menaiki tangga darurat daripada harus melihat Bella bersama dengan lelaki itu.

Dhiafakhri benar-benar membuat hatinya sakit.

Tapi,

Dia masih mencintai lelaki itu....

***

"Ferren, cepet sembuh."

Ferren mengangguk setelah mendengar perkataan (Namakamu).

Sejak masuk ke kamar inap Ferren, (Namakamu) selalu menunduk. Hanya satu-dua kali menengadah--ketika ada yang menanyakannya sesuatu-- setelah itu tersenyum paksa lalu kembali menunduk.

"Lo baik-baik aja?" tanya Ferren khawatir.

(Namakamu) menengadahkan kepalanya lalu tersenyum kecil. "Gue gak apa-apa kok."

"Oh iya, ini Rafto." Azira memperkenalkan Rafto kepada Ferren.

"Salam kenal, Bro!" Rafto tersenyum.

Ferren mengangguk. Pantas saja Iqbaal pernah cemburu ketika (Namakamu) dengan lelaki itu.

"Gue denger, lo berdua lagi pe-de-ka-te?" sindir Ferren.

Azira terkekeh.

Rafto hanya tersenyum malu. "Doain aja."

"Zir, bisa ngomong berdua gak sama gue?" (Namakamu) menatap Azira dengan tatapan memohonnya.

Azira lantas mengangguk. "Ayo."

Lalu mereka keluar dan meninggalkan Ferren dan Rafto. Dan mereka saling bertukar pikiran dan tentunya memberikan saran untuk ke depannya.

***

"Di sini aja, Zir." (Namakamu) terhenti di depan kursi panjang berwarna putih.

Itu kursi yang tadi Azira duduki bersama Dhiafakhri.

Azira mengangguk. Lalu keduanya duduk.

"Ada apa? Lo ada masalah?" tanya Azira menebak.

(Namakamu) mengangguk, tebakan Azira benar.

"Tentang dia lagi?"

(Namakamu) kembali mengangguk. Lagi-lagi Azira tepat sasaran.

DhiafakhriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang