Episode 10: Last Message (END)

2.2K 202 53
                                    

backsong:
- Eunha-이별로 오지마 (Ibyeollo Ojima).
- Younha-Pray

Sohyun memakan sarapannya dalam diam di ruang makan. Entah kenapa, hari ini terasa lebih sepi dari biasanya. Semuanya sama. Pelayan-pelayan di rumahnya masih bekerja, Jungkook sedang mengerjakan tes perguruan tinggi. Tidak ada yang berbeda. Namun, hatinya terasa lebih sepi dari biasanya, entah kenapa. Seolah dia menginginkan mereka semua hadir di sini, di sisinya, sekarang juga.

Dan bayang-bayang orang tuanya menyapanya di relung otaknya. Mereka yang tersenyum, melambaikan tangan ke arahnya tepat sebelum mobil yang mereka naiki meluncur ke bandara Incheon, satu tahun yang lalu. Pada saat itu, Sohyun tidak pernah menyangka kalau itu adalah salam perpisahan terakhir dari orang tuanya. Benar-benar terakhir, karena pesawat yang membawa mereka pulang dari Amerika jatuh di Samudera Pasifik.

Sohyun teringat kata-kata yang diucapkan eomma-nya di depan pintu depan rumahnya. Kata-kata yang diucapkan setelah eomma mengecup keningnya karena Sohyun yang tidak henti-hentinya menangis, meminta agar mereka jangan pergi. Pada saat itu, entah kenapa, Sohyun merasa tidak akan bertemu mereka lagi.

Eomma dan appa hanya pergi sebentar. Nanti, kita akan bertemu lagi,” kata eomma.

‘Eomma, appa… sebentar lagi kita akan benar-benar bertemu. Sohyun merindukan kalian berdua. Apa kabar kalian? Apakah kalian hidup bahagia di surga sana? Tunggu Sohyun, Sohyun akan menyusul.’

Perlahan, air mata Sohyun menetes. Air mata kerinduan. Selama satu tahun setelah kepergian orang tuanya, Sohyun tidak pernah merindukan mereka sampai seperti ini. Sohyun merindukan saat-saat kedua orang tuanya masih tersenyum untuknya, tertawa untuknya, menahan isak tangis untuknya, mencurahkan kasih sayang kepadanya. Sohyun merindukan sentuhan tangan mereka terhadap tangannya yang rapuh, menuntunnya menuju cahaya harapan yang, saat itu, Sohyun masih percaya kehadirannya. Kini, ketika cahaya itu sudah di depan mata, Sohyun tahu cahaya itu berkata lain.
Cahaya harapan yang bukan mengatakan kalau dirinya akan menjalani hidup bahagia, melainkan di tempat lain. Dan orang tuanya sudah mendahuluinya, menjemput cahaya itu, untuk memastikan apakah cahaya itu adalah tempat yang benar.

Sohyun menengadahkan kepalanya, dan mendapati dirinya terkejut. Kedua orang tuanya duduk di kanan dan kirinya. Mereka tampak bercahaya dan lebih sehat serta lebih muda dibandingkan ketika Sohyun melihat mereka satu tahun yang lalu. Pemandangan ruang makan mengabur seolah semua cahaya yang ada tersedot masuk ke dalam “tubuh” kedua orang tuanya. Dan mereka tersenyum lembut ke arah Sohyun.

“Sohyun-ah, apa kabarmu?” tanya eomma sembari menggenggam tangan kanan Sohyun.

“Bersabarlah, Sohyun-ah. Sebentar lagi semuanya akan selesai. Dan kita bisa berkumpul lagi seperti dulu,” kata appa.

Kali ini, Sohyun benar-benar tidak bisa menahan isak tangisnya. Dia benar-benar melihat kedua orang tuanya, tersenyum lembut ke arahnya. Rasa rindu yang menyeruak merengkuh tubuh Sohyun. Dia melihat mereka, namun dia sadar mereka sudah berbeda dunia. Apa yang dia lihat mungkin hanyalah khayalan atau semacamnya. Namun, Sohyun ingin mempercayainya sebagai sebuah kenyataan.

Eomma, appa, kenapa kalian meninggalkan Sohyun?” tanya Sohyun.

Demi mendengar pertanyaan itu, eomma dan appa tampak menyesal karenanya. “Maafkan kami, Sohyun-ah. Tuhan telah memanggil kami sebelum kami sempat menyelesaikan kewajiban kami untuk menjaga dan menyayangimu. Maafkan kami, Nak,” ujar appa. Sohyun dapat mendengar suaranya sedikit tercekat. Sementara itu, eomma tampak sedikit menitikkan air matanya.

“Bagaimana rasanya di sana? Apakah enak? Apakah para malaikat memperlakukan kalian dengan baik di sana?” tanya Sohyun.

“Kalau mereka sedang menyiksa kami, kami tidak akan ada di sini sekarang,” jawab appa dengan senyuman lembut.

Secret Garden [BTS,Gfriend,Kim Sohyun FF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang