CHAPTER 27

10.1K 493 25
                                    

Jessie merasa hidupnya sangat membosankan, semenjak Tasya hamil sekarang tidak ada teman untuk berbelanja bersama, makan bersama, ataupun hangout bersama. Jessie senang dengan kehamilan Tasya tapi ia juga bingung dengan apa yang akan dilakukannya jika tak ada sahabatnya itu. Jessie terbiasa dengan kebersamaan mereka, ia rindu pada masa-masa dimana mereka masih bebas pergi kemanapun.

"Hai princess, aku merindukanmu" ujar Jessie kepada Tasya di telepon.

"Hai Jessie, apa kau rindu berbelanja bersamaku?" Tebak Tasya yang sangat tepat sasaran.

"Ya, aku bosan jika hanya pergi seorang diri. Aku tidak mungkin mengajak Andrew, dia orang yang gila kerja"

"Andrew?? Oh, aku merindukannya. Sudah lama aku tidak bertemu dengannya. Dimana dia sekarang?"

"Kudengar dia membuka cabang perusahaannya di Italy. Aku merindukan saat kita pergi bertiga" ada kesedihan di suara Jessie.

"Bisakah kau berhenti Leo??? Aku sedang menelepon!!" Oceh Tasya di seberang telepon.

Jessie menahan ketawanya saat mendengar Tasya sedang memarahi suaminya.

"Maaf Jess, Leo sengaja mengangguku. Dia cemburu saat aku bilang aku merindukan Andrew"

Jessie semakin tertarik dengan perkataan Tasya. "Memang apa yang dilakukan suamimu?" Ujar Jessie dengan keingintahuannya yang sudah tidak bisa ditahan lagi.

"Dia menciumi perutku. Bukan untuk menyapa baby kami tapi dia berusaha membuatku kegelian. Leo sengaja agar aku mematikan teleponnya."

"Betapa romantisnya suamimu Tasya"

"Jess, kurasa aku harus mematikan teleponnya. Leo belum menyerah dengan usahanya. Leherku menjadi sasarannya kali ini"

Jessie tersenyum membayangkan tingkah mesum Leo yang terus menganggu Tasya. "Baiklah, bye Tasya..."

"Bye Jess..."

Selesai bertelepon, Jessie beranjak dan meninggalkan Cafe dengan membawa semua barang belanjaannya. Kali ini barang yang dibelinya tidak sebanyak biasanya. Ia hanya membeli beberapa Tas dan sepatu saja. Jika tas dan sepatu itu bukanlah dari keluaran terbaru, maka ia juga tidak ingin membelinya dengan hanya seorang diri.

Didepan Jessie dari arah berlawanan terlihat seorang pria berjalan tergesa sambil memegang ponsel yang menempel ditelinganya. Sementara itu Jessie berjalan tak fokus dan Pria itu berjalan cepat.

Brukkkk....

"Maaf maaf aku tak sengaja" ucap pria itu membantu barang belanjaan Jessie yang isinya sudah keluar dari kantongnya.

"Its o-" saat melihat wajah pria itu Jessie terpaku melihat ketampanannya. "Key" sambungnya ketika sadar ucapannya sempat menggantung.

"Sekali lagi aku minta maaf" ujar pria itu dengan sopan lalu meninggalkan Jessie yang masih diam terpaku melihat kepergiannya.

"Sekarang aku menyesal mengapa aku berbelanja hanya sedikit. Jika belanjaanku banyak, dia akan lebih lama membantuku dan aku ada sedikit waktu melihat ketampanannya" gumam Jessie pada dirinya.

Setelah pria itu hilang dikerumunan orang-orang, Jessie baru bisa pergi meninggalkan tempat itu. Sepertinya malam ini Jessie akan bermimpi indah, karena telah bertemu pangerannya.

A SECRET LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang