01: C h a r l o t t e

257 43 36
                                    

Sambil mengikat rambutnya, perempuan yang memakai celana training itu bergegas menuju teras rumah. Memang sudah kebiasaannya di setiap hari libur ia akan jogging di pagi hari. Sayangnya, sendirian.

"Mbak, kalo nanti Mama nyariin aku, bilangin ya aku lagi jogging!" ujar Charlotte dari teras rumah, setengah berteriak karena pembantunya sedang di dapur–yah, jaraknya lumayan jauh.

Setelah selesai mengikat sepatunya, Charlotte pun menyumpal telinganya dengan earphone. Ia memang sudah menyiapkan playlist khusus untuk jogging. Sebenarnya ia menyiapkan playlist untuk apapun–untuk belajar, untuk berendam, juga ketika ia sedang sedih. Oke, tidak penting. Semuanya sudah siap, Charlotte pun memulai joggingnya.

Saat melewati segerombolan orang–mungkin mereka sekeluarga–jogging bersama sambil sesekali bercanda, Charlotte menatap mereka iri. Orang tua Charlotte biasanya terlalu lelah untuk jogging–Charlotte mengerti, ia pun tidak akan memaksakannya–sedangkan kedua Adik kembarnya terlalu malas untuk menemani Charlotte–nah, kalau ini Charlotte sangat tidak menerimanya–jadilah ia yang hanya sebatang kara ketika jogging.

"Ngapain jogging sih? Orang mah jam segini tidur. Bodo, pokoknya gue males kalo cuma nemenin lo." ujar Riston setiap kali Charlotte bangunkan. Omong-omong, Riston itu yang duluan lahir. Ketauan 'kan gimana sifatnya dari cara dia ngomong? Karena Charlotte malas bahas dia.

"Aku nggak suka lari." Kalo ini balasan dari Fistor. Dia orangnya emang sopan, tapi kalau ngomong pasti singkat, padat, dan jelas.

Ya, sifat mereka memang bisa dibilang berbeda–bahkan bertolak belakang. Walaupun begitu, mereka selalu siap membantu Charlotte dalam hal apapun. Bahkan, kadang Charlotte bingung sebenarnya yang menjadi Kakak itu siapa. Nggak apa-apa lah, mereka 'kan cowok. Masa nggak bisa bantuin cewek?

Tanpa Charlotte sadari, rupanya ia sudah jogging sampai tempat peristirahatannya–taman dekat pos satpam. Kompleknya ini memang memiliki dua taman, yang satu di dekat pos satpam, dan yang satunya lagi di belakang komplek.

Setelah menyapa salah satu satpam yang Charlotte lewati, ia pun duduk di kursi taman. Lalu Charlotte meminum minumannya sambil memperhatikan pos satpam. Tidak, Charlotte tidak memperhatikan satpamnya, melainkan menunggu dia. Dia itu laki-laki, omong-omong. Charlotte melihat jam dari iPod-nya, pukul 06.17.

Biasanya, dia akan jogging melewati taman dan pos satpam, menyapa salah satu satpam yang dikenal, lalu melanjutkan jogging.

Oh, betapa hafalnya Charlotte.

"Pak Rudi!" sapanya, seperti biasa.

Charlotte yang tadinya sedang melihati ikan-ikan di kolam–karena dia tak kunjung muncul–langsung mendongak kala mendengar suara itu. Astaga, itu dia! Dengan cepat Charlotte merapihkan barang-barang yang tadinya ia geletakkan seenak jidat–padahal ia sedang di taman–lalu berlari mengejar dia.

Saat jarak antara mereka sudah tidak terlalu jauh, Charlotte berhenti berlari dan mulai berjogging, mengikuti dia. Kini, Charlotte berada di belakangnya. Dia nggak mau nengok ke belakang apa? Nggak sadar nih kalo ada gue di belakang dia? Charlotte terus menatap punggung dia.

Charlotte langsung nge-rem mendadak kala menyadari bahwa dia sedang berhenti. Charlotte merutuki dirinya sendiri karena tadi ia hampir saja menabrak dia. Omong-omong, Charlotte orangnya nggak suka modus. Lebih tepatnya, tidak jago. Tanpa Charlotte duga, dia menengok ke belakang–dan menemukan Charlotte yang juga sedang berhenti. Tidak ingin ketahuan kalau mengikuti, Charlotte memutuskan untuk melanjutkan jogging-nya, meninggalkan dia yang sedang beristirahat. Itu anak istirahat malah ditengah jalan, 'kan bisa ketabrak mobil?! Oke, itu Charlotte terlalu lebay. Karena faktanya, mobil jarang mengebut di kompleknya.

Tanpa Charlotte ketahui, dia berhenti bukan untuk istirahat.

Charlotte mendengus malas saat menyadari bahwa rumahnya sudah terlihat jelas di depan mata. Mau tak mau, Charlotte harus menyudahi jogging-nya dan melanjutkan aktivitas di rumah.

"Kak Char!" panggil Riston sambil melambaikan tangan pada Charlotte, juga memberi semangat agar Charlotte lebih cepat jogging-nya.

"Apa lo? Tumben jam segini udah bangun," balas Charlotte sewot, saat ia sudah sampai di teras rumah.

"Dih," Riston membuka pintu untuk Kakaknya. "Gue bikinin lo cokelat panas loh! Ayo, diminum. Keburu dingin."

Charlotte memutarkan bola matanya sambil melepas earphone yang daritadi masih bertengger di telinganya. "Biarin aja. Gue maunya yang dingin, tambahin es batu dong,"

"Manja banget. Punya kaki 'kan? Dipake." ujar Riston lalu langsung masuk ke dalam, meninggalkan Charlotte.

"Ya, gue tau kali gue punya kaki. Dia kira gue jogging pake apaan? Dagu?!" gerutu Charlotte kesal. Kenapa Adiknya yang satu ini tidak berpikir kalau Charlotte terlalu malas dan capek mengambil es batu?

"Kak Char," panggil seseorang. Dari suaranya yang lembut tapi tajam, ini suaranya Fistor.

Charlotte mendongak. "Apa?"

"Nih," Fistor mengulurkan tangannya, memberi sang Kakak susu cokelat panas yang sudah tidak terlalu panas. "Diminum."

Please, deh. Gue juga tau kali kalo ini diminum???

Charlotte menghela nafasnya agar bisa menenangkan dirinya sendiri. "Baiknya Adek aku yang satu ini," balas Charlotte sambil menerima susu coklat itu.

Fistor hanya menaikkan satu alisnya. Fistor tau, pasti Charlotte akan memintanya sesuatu.

"Tambah baik deh kalo ambilin es ba–"

"Ya, sama-sama." potong Fistor, lalu langsung meninggalkan Charlotte begitu saja. Halah, ngeselin kamu, Dek. Kayak Riston aja.

Charlotte menaruh susu coklatnya di sampingnya, kini matanya fokus pada sepatu yang masih ia pakai. Charlotte menghela nafasnya lagi.

Kenapa sampe hari ini gue belom kenalan juga sama dia? tanya Charlotte pada dirinya sendiri, lalu melepas sepatunya. Dari pertama kali melihatnya sampai sekarang, Charlotte memang tidak mengetahui siapa nama laki-laki yang secara tidak langsung menemaninya jogging plus diam-diam selalu Charlotte perhatikan.

Mereka hanya saling melihat, lalu, sudah. Tidak ada acara romantis yang selalu Charlotte harapkan. Things doesn't happened like what i expected to be.

] [

a.n
HAAAI! ketemu lagi sama gue di short story. tapi, kali ini bakal bener-bener short. chapternya aja cuma ... dikit deh. semoga pada suka ya! karna gue sendiri lumayan suka HEHE. maaf kalo grammar-nya salah or tulisan dll. correct me if i'm wrong! :)

13 Juli 2016.

Morning Routine | ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang