04: H a r r i s

82 31 7
                                    

Hari sudah malam, dan yang Harris lakukan saat ini adalah tiduran di kasur sambil menatap langit-langit kamarnya. Hari ini hari Minggu, dan menyebalkannya, tadi pagi ia tidak bisa bertemu Char karena hujan yang turun. Ketemu dua kali seminggu, masih ada aja yang mau ngurangin.

Tok! Tok!

"Siapa?" tanya Harris dari dalam.

Tok! Tok! Tok! Tok!

Harris mendengus malas sambil berjalan menuju pintu kamarnya. Jika bukannya menjawab pertanyaan Harris namun malah mengetuk lebih kencang dan tidak sabaran, sudah pasti itu Aika.

"Apa, Adik?" tanya Harris saat sudah membuka pintunya dan menampilkan figur Aika memeluk guling.

"Kok nggak ngebolehin princess masuk dulu?" Aika memasang tampang imutnya yang tidak sama sekali terlihat imut di mata Harris.

"Pangeran lagi males muntah," jawab Harris datar.

Aika tertawa. "Kocak ah lu," ucapnya, lalu dia langsung memasuki kamar Harris tanpa permisi.

"Tadi 'kan nggak pangeran bolehin masuk," balas Harris.

"Apakah muka princess keliatan peduli?" Aika menjulurkan lidahnya pada Harris. "Jadi Kakak harus ngalah sama Adek."

Harris bosan mendengar kalimat menyebalkan itu.

"Kamu mau ngapain kesini?" tanya Harris akhirnya.

Aika mengeratkan pelukannya dengan guling. "Gue mau cerita,"

"Ha, galau lagi kamu?"

Aika menatap Harris dengan berbinar-binar, membuat Harris takut. "EAA, EMANG PALING MENGERTI YA!"

"Ya," Harris memutarkan bola matanya. "Mau nanya, boleh. Asal jangan ngeberantakin kamar aku kayak waktu itu. Malesin."

Waktu itu Aika memang pernah tiba-tiba memasuki kamar Harris yang tertata, lalu sambil menangis kejer, Aika menghancurkan kamar Harris. Setelah melampiaskan kekesalannya, Aika keluar lagi dari kamar Harris dan mengucapkan terima kasih. Harris hanya melongo melihat ulah Aika.

Sifat Aika dan Harris memang bisa dibilang berbeda. Aika yang tidak sopan dan asal-asalan, namun selalu mendapat peringkat tiga besar di kelasnya. Sedangkan Harris yang lumayan baik dan tertata, namun selalu mendapat peringkat tiga besar–dari bawah–di kelasnya. Satu hal yang sama; susah nurut.

"Nggak lagi kok," Aika terkekeh. "Ih, waktu itu tuh gara-gara kamar gue udah berantakan, jadi gue mencari pelampiasan lain. Dan itu kama–"

"Ya, ya, ya. Kamu mau cerita apa tadi." potong Harris malas.

"Sebelum itu," Aika tersenyum jahil lalu bertanya, "Lo lagi suka sama orang yaaa?"

Harris langsung terdiam. Ia kira Aika akan bertanya tentang laki-laki atau semacamnya, ternyata ... bukan. Aika juga terdiam melihat ekspresi Harris. Niatnya Aika tadi hanya bercanda–tanpa tau kalau itu benar.

Harris akhirnya balik bertanya, "Kenapa?"

"Eh? Nggak," Aika yang tidak ingin membahasnya lebih lanjut pun memilih untuk mengatakan tujuan awalnya. "Aku mau cerita tentang Fistor."

Oh, Fistor. Adiknya itu memang sudah sering datang ke kamarnya hanya untuk bercerita tentang Fistor–yang bahkan tidak Harris tau orangnya. Tentang Fistor yang kadang jutek lah, menyaingi kepinterannya lah, dan lain-lain sampai akhirnya Aika suka padanya. Halah, dasar bocah SMP. Walaupun sebenarnya Harris juga pernah mengalami masa bocah itu.

Harris mendengar cerita Aika dengan tidak terlalu serius. Malah kadang Harris meminta Aika untuk menceritakan ulang dan dengan kesal Aika hanya menceritakan intinya.

"Yaaaa, jadi Fistor mau gitu ngajarin Sekar," ulang Aika, lalu tiduran di kasur Harris dan guling-guling sambil memeluk guling tadi. "AAA, KESEL. KENAPA GUE NGGAK BEGO AJA BIAR BISA DIAJARIN FISTOR."

"Sekarang juga kamu udah bego gara-gara ngomong kayak tadi," balas Harris polos. "Lagian misalnya kamu emang bego, terus Fistor mau ngajarin kamu?"

"Jahat!" Aika melempar bantal pada Harris. "Sekar aja dia mau, masa aku yang seorang princess gini dia nggak mau?"

Harris memutarkan bola matanya. "Bodo amat."

"Eh, tau nggak?" Aika duduk lagi. "Fistor 'kan rumahnya deket sini, Har! Terus dia juga punya Kakak, cewek lagi! Lo kenapa nggak kenalan sama Kakaknya? Biar gue modus sama Fistor."

"Dih, ngapain? Males. Nggak penting." jawab Harris acuh tak acuh.

Harris lebih memilih berkenalan dengan Char daripada dengan siapapun Kakak Fistor itu. Omong-omong tentang Char, Harris jadi teringat saat pertama kali Harris melihatnya.

2 bulan yang lalu ....

"Yah! Aku jogging dulu ya!" seru Harris dari teras rumah, izin ke Ayahnya. Tanpa menunggu balasan dari sang Ayah, Harris langsung berjalan ke jalanan dan memulai jogging-nya.

Biasanya, rute jogging Harris itu melewati taman belakang komplek. Namun, hari ini, hatinya menyuruhnya untuk melewati taman dekat pos satpam. Ingin mencoba hal baru, Harris pun mengikuti kata hatinya.

"Pagi, Pak!" sapa Harris pada salah satu satpam yang sedang menjaga. Waktu itu, Harris belum mengenalnya.

"Pagi!" balas sang satpam. Bisa Harris lihat dari sini, nama satpam itu adalah Rudi. Oke, besok Harris bisa menyapa dengan namanya.

Harris berhenti sebentar. Matanya menangkap seorang perempuan yang kelelahan sedang meminum minumannya. Harris menyipitkan matanya, itu cewek yang kemaren ada di balkon 'kan? tanya Harris ke dirinya sendiri. Harris ber-jogging memutari taman, tidak mengikuti rute jogging biasanya. Harris lagi-lagi berhenti jogging saat melihat perempuan itu beranjak dari duduknya.

Tanpa perempuan itu sadari, Harris mengikutinya dari belakang.

Perempuan itu berhenti didepan rumahnya, lalu memasukinya dengan raut wajah ... kecewa? Harris juga tidak terlalu bisa membaca raut wajah seseorang. Setelah perempuan itu sudah tidak terlihat, Harris membalikkan badannya, ingin kembali ke rumahnya. Ia juga sudah membuat keputusan.

Mulai besok, Harris akan merubah rute jogging-nya. Pokoknya, ia harus berkenalan dengan perempuan itu.

"Dan saat gue udah tau namanya, kenapa masih belom kenalan?!" gerutu Harris tanpa ia sadari.

"Hah? Apaan sih?" Aika mengerutkan keningnya bingung. Tadi, tiba-tiba Harris bengong dan sekarang malah menggerutu seperti itu. "Kenalan sama siapa?"

"Kep–"

"CIEE," potong Aika cepat. "BENERAN MAU KENALAN NIH SAMA KAKAKNYA FISTOR? Astaga, makasih, Har. Makin cinta deh."

"Nggak, dan geli." balas Harris.

] [

a.n
haaaloo. maafkan ini kalo misalkan nggak jelas bgt astaga, gue tau tapi yha gimana lagi wkwk. seperti biasa, semoga masih pada suka ya! :)

16 Juli 2016.

Morning Routine | ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang