Complicated→7 : Ternyata

150K 10.8K 397
                                    

Minta maafnya yang gampang, maafinnya yang susah.

⤵⤵⤵

Setelah kejadian di kantin tadi, pikiran Nath melayang kemana-mana. Mulai dari perlakuan tidak adilnya kepada Karen, hingga Nath yang sering mengumpat di balik semak-semak hanya untuk memperhatikan Karen yang sedang berduaan dengan cowok.

Nath merasa jenuh. Terlebih lagi perempuan setengah baya dengan kacamata besar yang tidak berhenti berceloteh membuatnya semakin pusing.

Nath bangkit, menyingkirkan sweater abu-abu Dodit yang ada di pangkuannya dan melemparkannya ke wajah Dodit yang hampir tertidur.

"APAANSIH?!" teriak Dodit yang dihadiahi tatapan teman-teman sekelas nya dan tentu saja tatapan horor Ms. Iin.

"Kenapa kamu teriak, Dodit?" tanya Ms. Iin.

"Ini miss, si Nath ngelempar muka saya pake sweater, ya saya kaget lah! Emang muka saya apaan di lempar-lempar?!" jawab Dodit kesal, membuat tatapan Ms. Iin beralih ke Nath.

"Benar itu, Nath?" tanya Ms. Iin dan di angguki Nath.

"Ast-"

Sebelum Ms. Iin menyelesaikan kata pertamanya, Nath sudah berjalan meninggalkan kelas.

"Toilet." ucap Nath tanpa menengok ke meja Ms. Iin.

"NAJONG BERAK MULU LO. GAPUNYA TOILET APA YAK DI RUMAH?!" teriak Dodit membuat Nath berhenti melangkah dan anak-anak tertawa.

Nath membungkukkan badannya lalu mengambil penghapus papan tulis yang terletak di lantai dan melemparkannya tepat mengenai hidung Dodit.

Dan lagi, anak-anak bersorak kagum melihat aksi konyol Nath.

"NATHAN, DODIT?!" teriak Ms. Iin.

Nath menggedikan kedua bahunya, lalu meninggalkan kelas. Sedangkan Dodit, ia meraba-raba hidungnya yang terasa gatal.

📚📚📚

"NATHAN!!!" teriak seorang cewe dari arah belakang, membuat Nath seketika bergumam.

Kenapa manusia-manusia ini suka teriak.. Nath lelah, Gusti.

Nath memutar badannya ke belakang, dan mendapati seorang cewek bertubuh mungil dengan rambut hitam yang di kuncir kuda serta beberapa lembar kertas di dekapannya.

Gabi.

"Temenin gue ke fotokopi depan yuk! Fotokopi di koperasi lagi rusak. Apaan bat ya Nath, gue bayar mahal-mahal di sini tapi beli mesin fotkop cuma satu. Omaygawd." ucap Gabi dengan nada kesal sekaligus heran.

"Mau poop." tolak Nath lalu membalikkan badannya lagi.

Sebelum Nath melangkahkan kakinya, Gabi menarik lengan kiri Nath, lalu kembali memesang puppy eyesnya.

"Please, please, please, pleeeaaaseeee!!" rengek Gabi membuat Nath mendesah pasrah.

Gabi tersenyum kemenangan lalu menarik lengan Nath membelah lapangan besar yang tertutup teriknya sinar matahari.

Sesampainya di tukang fotokopi, Gabi memberikan kertas-kertas itu kepada penjaga fotokopi, lalu memperhatikan Nath yang sedari tadi hanya diam memandangi keramaian jalan raya di depan sekolahnya ini.

Complicated [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now