Chapter 2

8.4K 788 15
                                    

***

13 Tahun Kemudian ...

"Papa, Menma takut," Ucap Menma saat mereka mau masuk ke dalam mobil.

Hari ini adalah hari pertama Menma masuk ke Sekolah Menengah Pertama. Menma diterima di Konoha Junior High School. Bagi Menma, ini adalah momen yang paling tidak disukainya. Dia harus bertemu lagi dengan orang orang baru.

"Gak usah takut. Kan kamu mau sekolah,"

"Nanti kalo aku gak dapet temen gimana?" Tanya Menma resah.

Naruto menghela nafas lalu tersenyum. Dia mensejajarkan tinggi dengan Menma yang duduk di kursi roda. "Apapun yang mereka bilang ke Menma, gak usah di pikirin. Menma harus buktiin, kalo Menma juga bisa seperti mereka. Oke?" Menma hanya mengangguk lesu.

Sesampainya Menma di sekolah, Menma bisa melihat banyak murid baru yang sama seperti dirinya. Jelas, mereka tidak memakai kursi roda seperti Menma.

"Menma kesana ya, Papa tunggu disini," Menma mengangguk dan menjalankan kursi roda nya. Banyak orang yang menatapnya aneh. Tapi, Menma berusaha untuk tidak mempedulikan nya.

***

Setelah penyambutan, Menma masuk ke dalam kelas barunya. Besok dia sudah bisa memakai seragam barunya.

Menma menempatkan kursi roda nya disalah satu meja dengan seseorang yang duduk disana. Menma tersenyum ramah, "Boleh kan aku duduk disini?"

"Iya,"

"Selamat pagi anak anak,"

"Pagi Sensei,"

***

Jam istirahat di manfaatkan oleh Menma untuk membaca buku sambil memakan bento buatan sang Papa. Sesekali, dia akan melirik teman teman sekelasnya yang sibuk keluar-masuk kelas.

"Rajin banget sih Menma," Ucap teman semeja nya.

"Iya, nyicil buat belajar efektif minggu depan," Balas Menma sambil terkekeh pelan.

"Oh iya, Nama gue Rio," Menma mengangguk.

Dan Menma sangat bersyukur karena ada satu orang yang mau berteman dengannya di sekolah ini.

***

"Gimana Menma sekolahnya?" Tanya Naruto dalam perjalanan pulang dari sekolah Menma.

"Ya gitu deh. Aku baru dapet satu temen. Itu pun temen satu meja aku," Jawab Menma sambil menatap keluar jendela.

"Oh, gapapa kok. Itu udah bagus. Semoga kalian tetep temenan sampe lulus nanti,"

"Iya Pa,"

Sesampainya di rumah, Menma disambut oleh Paman nya. Kurama menghampiri Menma sambil tersenyum. "Gimana hari pertama sekolahnya?"

"Ya gitu deh,"

"Gitu gimana?"

"Ya gitu," Menma tertawa. Lalu masuk ke dalam kamarnya yang berada di lantai bawah.

Setelah mengganti baju nya, Menma keluar dari kamarnya dan mendorong kursi roda menuju meja makan. Terlihat Papa nya sedang sibuk menata makanan di meja. "Pa, aku makan ya,"

***

Malam ini, Menma tidak bisa tidur. Dia kepikiran sama sekolahnya. Yang pasti, Menma tidak yakin bersekolah disana. Jarang ada orang yang bisa menerima kekurangan orang lain.

Menma sih lebih memilih home schooling daripada belajar di sekolah umum. Pengalaman dari home schooling waktu SD, jadinya Menma tidak percaya diri saat masuk ke sekolah umum.

Menma juga tidak bisa memaksa Papa nya untuk sekolah di sekolah khusus. Walaupun Pamannya kaya tujuh turunan, tetap saja biaya sekolah khusus mahal.

Pokoknya, Menma tidak mau mengecewakan Papa nya yang sudah sabar merawat dan menjaga dirinya yang seperti ini.

"Papa, pokoknya Menma janji gak akan ngecewain Papa,"

***

Kehabisan ide. Cara nulis saya udah kurang bagus kayaknya. Gara gara males nulis lagi.

Pokoknya saya mau nyelesein cerita ini.

Kayaknya lebih enak pake POV tokoh utama ya dripada pake POV orang ketiga.

Sorry for late update. Karena saya hidupnya lagi nomaden, jadi mau irit kuota.

See you next chap!

Vote and comment.




Finished : 21 July 2016.

Published : 2 August 2016.

Shinin' Childحيث تعيش القصص. اكتشف الآن