"Asu."
Satu kata itu yang keluar dari mulutku, saat ku tahu, aku ditinggal di taman ini sendirin dengan sangat laknat oleh para idiot itu.
"Pulangnya gua gimana, anjeng."
Tidak tahu karena keasikkan mencari Pokemon atau hanya sekedar olah raga ringan, menyusuri dan juga mengitari taman ini, aku sekarang sendirian.
"Untung gua bukan anak mami, jadi bisa naek angkot."
Semburat oranye pada langit mulai terlukiskan sedikit demi sedikit, angin sore pun sudah mulai menyapa dari tadi yang membuat udara semakin dingin. Walaupun sudah hampir memasuki musim panas, namun hawanya masih saja terasa dingin.
"Besok kalo mereka ampe ketemu ama gua disekolah, gua gundulin kek shaolin." Gerutuku disepanjang jalan. Dari kejauhan aku pun melihat beberapa orang yang sedang berdesak-desakan dibelakang rumput.
Aku dapat melihat rumput itu bergoyang-goyang ke kanan ke kiri, namun tidak sesuai dengan arah angin. Tapi, karena ada 4 orang yang otaknya singit lagi disana.
Mereka.
Teman-temanku yang ingin ku jadikan shaolin squad besok atau menjadi para anak SMA yang baru masuk di Jakarta.
"Finally, you find us." Ujar Luke sembari merenggangkan ototnya layaknya sehabis olah raga. "You guys play hide and seek or something? Or you guys wanna leave me alone at this park?" Ucapku malas-malasan yang malah membuat mereka tertawa geli.
Pengen gua lindes pake megalodon.
"We have art class tomorrow! That means we would be together." Aston sudah menaik turunkan alisnya.
"Art class? HOLY SHIT! I JUST REMEMBER THAT TOMORROW WE HAVE THAT CLASS." Seperti biasa, Michael berteriak. Michael menjelaskan bagaimana besok dikelas seni, kami melakukan pengambilan nilai melukis.
Aku pun bingung mau melukis apa.
Akhirnya, kami pun semua pulang kerumah masing-masing. Aku pun diantarkan pulang oleh Ashton, sedangkan Calum dan Michael pulang pake mobil Calum lalu Luke pulang bareng Ashton dan juga aku.
Setelah, menurunkan Luke duluan, barulah Ashton melanjutkan tujuannya kerumahku.
Terlihat Nenek yang sedang menyirami tanamannya yang dikata menawan.
"Halo Nenek, apa kabar?" Kata Ashton yang berada disamping Nenekku, nakun masih tetap didalam mobil.
Ashton memang fasih berbahasa Indonesia namun hanya dibeberapa kalimat.
"I'm fine, Ashton. Thank you, how about you?" Tanya Nenek layaknya memulai percakapan greeting di pelajaran bahasa Inggris tingkat taman kanak-kanak.
------
"I don't know what I should painting on this thing." Gerutu Calum saat melihat benda panjang berwarna putih gading didepannya.
Kami berlima sudah berada diruang seni yang sekarang adalah jadwal melukis.
Setiap siswa siswi mendapat satu buah canvas dan juga kuas berukuran 6 dan 4, sedangkan untuk cat acrylic nya kami disuruh membawa sendiri-sendiri.
"Bird or chicken?" Luke sedang membrowsing hewan apa yang ingin dilukis. "I'm gonna painting a flower with butterfly on it." Pamerku senang saat sudah mendapatkan hal yang ku mau dan tersenyum menang diantara mereka semua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi or Hey // 5SOS
Fanfiction"Hey guys." "Hi." "Is it hi or hey?" There will be a lots of shits and a lots of...us? Written in English and Bahasa Written by curhood [WARNING⚠: THIS STORY CONTAINS OF MATURE LANGUANGE, SWEARING AND MATURE STUFFS. READ AT YOUR OWN RISK]