before the storm

454 79 185
                                    

"HAHAHAHAHAHHAHA."

Suara tawa macam halilintar saat hujan turun, membuat lantai teras sedikit bergetar. Kami berlima tengah berkumpul untuk menikmati angin sore.

Teras ini sekarang menjadi basecamp kami untuk bercengkerama disini. Satu teko teh hangat selalu menemani kami dan juga keripik singkong menjadi pilihan cemilan untuk sore kali ini.

"Put my cup down!" Seruku kearah Calum yang tengah menyesap kopi hangatku. Seperti yang aku katakan, aku adalah seseorang yang lebih menyukai kopi dibanding dengan teh.

"Stingy." Balasnya yang langsung mengambil gelasnya sendiri yang diisi dengan teh.

"I missed my PS." Ucap Michael yang sedang terbaring di teras dengan kedua tangan dibelakang kepalanya.

"Do you have PS or XBOX maybe, here?" Michael menoel Arjuna dengan kakinya. Tidak sopan.

"I do. But-" Sebelum Arjuna menyelesaikan kalimat selanjutnya, Michael dengan sigap langsung bangun dan duduk sila.

"Can I borrow it?" Tanyanya dengan matanya yang hijau bersinar layaknya bintang-bintang di angkasa. "I really missed to play FIFA, finally my lord." Katanya sembari sujud syukur.

"But I don't have FIFA, dude." Kata Arjuna yang membuat sinar di mata Michael meredup. "You kidding me right? How just," kedua matanya sudah merem melek dan memainkan jari telunjuknya diatas bibir merah mudanya, "how come you dont have FIFA?!" Katanya dengan dibuat drama-drama sembari menjambak rambut sigungnya itu.

"Instead of played it at games, I played it real with my friends. Like using the real ball."

"That's not a big deal, if we can still play another games." Kata Calum dengan mulut yang penuh dengan keripik singkong. "But do you mean a soccer?" Sekarang giliran Calum yang kedua matanya sebesar bola ping-pong. Arjuna hanya mengangguk.

Disisi lain, Luke hanya diam sedari tadi bersama dengan Ashton. Ashton adalah satu-satunya pria yang tidak tertarik untuk bermain FIFA. Ia pernah bilang jika ia tidak pernah menyukai FIFA, sehingga Michael dan Luke serta Calum menceramahinya bagaimana menakjubkannya FIFA itu.

"You shouldn't play that thing so often." Kata Ashton yang membuat Michael menoleh lagi kearahnya, "why? That's my hobby. Plus I haven't played it for a week." Jawab Michael yang tadi sedang bersiap bersama Arjuna untuk mengambil PS.

"I missed my stick drums." Kata Ashton sembari melihat burung elang yang tidak sengaja melintas mengitari sekitar bukit yang berada didepan.

"No one asked you." Cibir Michael dengan matanya yang menyipit. Ashton hanya diam tak membalas perkataan Michael yang memang sudah tau watak Michael seperti apa.

"You're in holiday, you should enjoy the moment, not playing with that stuff while you're here." Kata Ashton menjelaskan yang memang ada benarnya. Namun, itu juga haknya Michael untuk main atau tidak.

"Don't tell me what to do, you're not my mum." Kata Michael yang sudah bangkit sekarang dan merebut kaleng keripik dari tangan Calum. "But you're my daddy." Kata Michael dengan mengedipkan matanya satu membuatku ingin muntah sekarang juga.

"Fuck you, Clifford."

"And I missed my mom." Kata Luke dengan melihat ke arah ponselnya, dimana ada Mom Liz bersamanya sebagai lockscreennya. Aku hanya membuang nafas perlahan tapi kasar.

"Me too, Luke." Gumamku. Ashton yang sepertinya mendengar langsung melihat kearahku dengan tatapan kau tidak apa kan?

Selagi Arjuna dengan Michael mengambil PS, Ashton dan Luke menyiapkan televisi untuk langsung dimainkan nantinya.

"I need more of these." Kata Calum menyuap kepingan terakhir keripik singkong. "Bro, did you eat all of that?!" Tanyaku tak menyangka manusia disampingku ini menghabiskan tiga per empat keripik singkong yang berada dikaleng.

Hi or Hey // 5SOSWhere stories live. Discover now