Setiba di bandara Kingsford Smith, kami pun langsung bergegas masuk dan melakukan beberapa hal yang harus dilakukan setiap kali ingin naik pesawat terbang.
"This airport's name remind me about my name." Ucap Michael sembari menggeret kopernya yang segede gaban. "It's actually pretty far from your name, Clifford." Ucap Ashton yang membenarkan posisi kacamata hitam yang menggantung dihidungnya. "And I think about Will Smith." Lanjut Ashton yang membuatku menghembuskan nafas berat.
Orang yang memakai kacamata hitam di pagi buta mungkin hanya Ashton seorang.
"Why are you wearing that glass on this very early morning?" Tanya Luke sembari memajang muka polosnya. "I've got lack of sleep, so I have this panda eyes and I dont wanna everybody see how bad my eyes are." Jelas Ashton yang membuat Michael mengambil ancang-ancang untuk membalas tetapi suara dari Nenek menghentikan proses Michael dalam berdebat.
Waktu yang kami butuhkan dari Sydney untuk ke Solo adalah kira-kira selama 8 jam 20 menit yang mana akan membuat kami bosan atau mungkin kami akan terkapar didalam pesawat dalam keadaan diam untuk tidur.
"Oh my gosh, we are at the wing side!" Kata Calum tak percaya saat melihat tempat duduk yang akan kita duduki nantinya berada didaerah sayap. Menurut Calum, dibagian sayap ini adalah yang sangat payah dan mengerikan. Karena, katanya kita akan merasakan sensasi guncangan yang lumayan saat diatas nanti.
Tak lama, para pramugara dan pramugari sudah melakukan instruksi bagaimana caranya memakai belt pesawat dan juga hal lainnya saat ada keadaan darurat nantinya. Suara pilot mengiringi pergerakkan mereka dengan senyum yang tidak luntur.
Setelah selesai, dengan keadaan kami semua yang layaknya anak ayam, kami sudah menutup mata dan merilekskan otot otot kami.
Nenek yang berada dibelakang bersama Calum dan juga Luke sudah tidur dari beberapa menit yang lalu. Calum sampai bingung kenapa Nenek bisa langsung tidur, sedangkan dia masih terjaga.
Ngomong-ngomong, cita-cita Nenek untuk duduk disebelah Luke telah terwujud. Masih ingat saat dulu Nenek bilang dari semua temanku hanya satu orang bermata kolam pertamax yang menurut dia menarik?
Ya. Orang itu adalah Luke.
Sekarang aku berada ditengah-tengah antara Tarzan dan juga dugong. "Can you guys stop moving? I'm trying to get some sleep." Ucapku kearah mereka berdua yang terus saja bergerak tanpa faedah yang menyebabkan getaran di kursi.
"What?" Kata Michael dengan suara yang malas. Saat aku membuka mata, Michael ternyata juga sedang mencoba untuk tidur. Sedangkan Ashton sedang menerawang keluar jendela melihat pemandangan yang hanya terlihat permadani awan sembari mendengarkan lagu.
Lalu siapa yang dari tadi mengganggunya dan menggoyang-goyangkan bangkunya?
Mungkin, pesawatnya tadi nabrak awan jadinya terjadi guncangan kecil.
Untuk kesekian kalinya, aku pun mencoba untuk tidur tapi hal itu tak kunjung datang. Namun, saat aku mengecek jam ternyata sudah 3 jam kami sudah mengudara.
Ashton yang berada disebelah kananku sedang tidur tentram sembari menyender ke jendela pesawat sedangkan Michael hanya humming lagu yang ia dengarkan lewat headset.
Aku pun menyiku Michael karena percuma jika aku memanggilnya, ia pun juga tidak akan mendengarnya karena kedua telinganya disumpal oleh headset. "What?" Jawabnya sembari tidak membuka matanya dan terlihat ogah-ogahan.
"I'm bored. Play something." Ucapku dengan membuka kedua headset yang ia pakai. "Go play by yourself or just play with your phone." Ucap Michael yang memakai kembali headsetnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi or Hey // 5SOS
Fanfiction"Hey guys." "Hi." "Is it hi or hey?" There will be a lots of shits and a lots of...us? Written in English and Bahasa Written by curhood [WARNING⚠: THIS STORY CONTAINS OF MATURE LANGUANGE, SWEARING AND MATURE STUFFS. READ AT YOUR OWN RISK]