3

3.1K 138 6
                                    

Ageng membangunkan Vina untuk melakukan sholat sunnah 2 rakaat, sungguh terkejutnya hati Vina karena ternyata Ageng mau melakukan 'itu' bersama vina.

"Vin ayo bangun kita sholat 2 rakaat" kata ageng

"Lagi gak boleh bang" jawab vina sambil tersenyum kikuk dihadapan Ageng

Dia yang sebelumnya duduk di pinggiran ranjang malah langsung mengubah posisi duduk nya menjadi duduk di hadapan vina

"Lho.. eh em maksudku kapan?" Tanya Ageng lembut pada vina

"Tadi pagi bang" jawab vina kikuk sambil garuk kepala

ageng mengangguk
"Oh yaudah, kamu tidur aja" setelah itu Ageng langsung mematikan lampu dan langsung berbaring membelakangi Vina.

Seminggu sudah masa cuti mereka selesai Vina sudah kembali bekerja begitu juga Ageng.
Kebetulan sebelum nikah Ageng sudah mendapatkan rumah dinas di kompleks perumahan perwira TNI yang lumayan jauh dari kantor Vina dan karena sekarang Vina sudah menjadi seorang Istri maka kemana-mana Ageng selalu mengantarnya bukan karena Ageng over, tapi karena letak rumahnya jauh dari pemberhentian taksi atau angkutan lainnya.
Jadilah sekarang Ageng harus mengantar Vina ke kantor terlebih dahulu.

****
"Aku masuk dulu ya bang, assalamualaikum" ucap vina sambil menyalim tangan Ageng
"Ia wa'alaikumsalam InsyaAllah nanti makan siang aku jemput ya vin" kata Ageng tersenyum
"Ia bang, aku turun ya" vinapun turun dari mobil
Beberapa saat kemudian Ageng meluncur ke kantornya.

***
Disinilah sekarang ruangan dengan lorong yang gelap hanya remang-remang lampu yang menhiasi jalan lorong tersebut.
Lantai marmer dan cat berdinding putih
Disinilah kumpulan-kumpulan agen intelijen Negara gabungan dari TNI dan polri bertugas bekerja dalam sepi dan sunyi.

Seorang Pria datang mengenakan seragam PDH lengkap dengan atributnya sudah berada di depan pintu rapat. Dan siap untuk menerima tugas baru Pria itu menekankan jempolnya pada alat pemindai yang menyerupai kotak berserat. Setelah computer merespons dengan kalimat
"sidik jari cocok. Pemindaian retina" ia sedikit menunduk, menyejajarkan matanya dengan alat berbentuk setengah lingkaran dengan bling-bling di bagian tengahnya. Sebuah cahaya menyilaukan ditembakkan ke mata pria itu.
Butuh waktu 7 detik bagi komputer untuk memproses data, lalu saat bunyi klik di sebuah pintu terdengar, pemuda itu mendesahkan napas lega karena tidak disibukkan pada basa-basi teknologi pengamanan.

Sampai di dalam ruangan sudah duduk beberapa agen intel gabungan tersebut

"Hay geng" sapa seseorang tidak lain dan tak bukan adalah Citra
Ya Citra selain Dokter dia juga bertugas sebagai Agen Intelijen yang membantu kinerja polisi dan TNI

Ageng melihat Citra hanya mengangguk kemudian mengambil posisi duduk 2 bangku di samping Citra.

Kemudian beberapa saat kemudian
Masuklah 2 orang jendral berbintang empat dari kedua instusi tersebut. Jendral Dwi Satro Laksmono dan Jendral Arif Trisakti

Semua berdiri dan memberi hormat kepada kedua petinggi tersebut.

"Duduklah. Saya dengan rekan saya ingin membicarakan tugas baru kalian" kata Jendral Dwi kemudia Jendral berbintang empat itu merebahkan bahu. Rileks. Ia menekan sebuah tombol hijau pada alat berbentuk kubus. Layar hologram langsung muncul di layar infocus.

Semua fokus pada layar yang kemudian di terangkan lanjut oleh jendral Arif tentang pembunuhan berantai yang di lakukan oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab.
"Ini terjadi di wilayah Jayapura Timur yang berlokasi di perkampungan koya Timur tiap harinya pasti selalu terjadi pembunuhan saya sudah mendengar berbagai Sumber dari polsek setempat namun belum juga berhasil di temukan penyebabnya, berita ini belum tersiar ke media maupun masyarakat di kota. Jadi saya mohon kerja sama dari kalian semua mohon kerja dengan tanggap tepat sunyi dan sepi jangan sampai berita ini bocor ke media. Satu lagi kita akan ada penambahan anggota yang bertugas turun kelapangan membantu Ageng yang selaku tim gerak lapangan. Sedikit lagi dia akan datang" terang jendral Arif

ALUNAN TAKDIRWhere stories live. Discover now