Chance For Me

1.7K 162 6
                                    

"Karena kau telah memberikannya padaku dulu aku tak akan membiarkannya kembali padamu" - Oh Sehun

"Semasih dia belum menerima diantara kita berdua maka itu masih jadi hakku juga untuk kembali mendekatinya" - Park Chanyeol

*
Setelah Sehun pulang dari rumahnya Irene masuk kedalam rumah. Ia masuk dengan wajah berseri-seri, orangtuanya yang menonton tv teralihkan perhatiannya melihat anak mereka yang terlihat aneh senyum sendiri.
"Irene kau kenapa? Ini hari pertamamu kerja kan ? Apa kau tak merasa lelah ?" tanya Tuan Bae.
"Tidak ayah, aku tidak merasa lelah. Entah kenapa aku merasa senang hari ini"
"Kalau begitu ayah juga ikut senang. Cepatlah mandi dan jangan lupa belajar"
"Siap boss" Irene mengiyakan perintah ayahnya , ia segera berlari memasuki kamarnya.

----------
Pagi ini suasana kelas terasa sangat ramai, berita putusnya Chanyeol dan Seohyun dengan cepat menyebar ke seluruh kelas bahkan kesetiap sudut sekolah. Ayolah Chanyeol dan Seohyun seperti pasangan idaman disekolah ini mereka tampan dan cantik serta mereka memilik bakat yang luar biasa. Tetapi sayang gelar pasangan idaman itu tidak bertahan lama karena mereka memutuskan untuk berpisah diumur hubungan mereka yang kurang dari umur jagung.

Krystal pagi-pagi sekali sudah seperti pembawa acara di tv memberitakan berita ini kepada Irene, Irene sang pemirsa setia mulai menyimak dengan apa yang dikatakan Krystal. Ia cukup syok dengan berita itu. Entah ia senang atau sedih mendengar berita ini, di dalam hatinya hanya ada perasaan takut. Takut jika nanti Seohyun melabraknya dan mengatakan ini semua kesalahannya. Irene sudah berusaha mati-matian menghindari Chanyeol saat ini.

"Kau kenapa diam saja Irene?" Krystal menepuk pundak Irene menyadarkan gadis itu dari lamunannya.

"Ah aku hanya sedikit takut dengan Seohyun"

"Kau takut masalah ini disangkut pautkan denganmu?"

"Em, aku berpikir seperti itu"

"Tenanglah masih ada aku"

Krystal dan Irene memasuki kelasnya. Irene dengan ragu melangkahkan kakinya , takut kalau Seohyun tiba-tiba menyemprotnya dengan ribuan kata-kata jahat. Tetapi yang Irene dan Krystal lihat sangat jauh berbeda. Seohyun nampak biasa-biasa saja, begitu pula Chanyeol yang untuk hari ini dia datang lebih pagi dan sekarang tengah duduk sambi memainkan handphonenya.

"Huhhff" Irene menghela nafasnya lega. Ia segera melangkahkan kakinya ke bangku miliknya dan Krystal. Ia juga mendapati Sehun yang telah duduk di bangkunya. Irene menyapa Sehun " Kau sudah datang dari tadi ?"
"Tidak aku baru saja sampai" jawab Sehun .
"Apa kau nanti ke cafe lagi ?" lanjut Sehun.

"Emm iya, sepertinya aku benar-benar bersemangat. Memangnya kenapa ?"

"Tidak, hanya saja mungkin aku tidak bisa menemanimu seperti kemarin"

"Ahh kau tidak perlu repot-repot. Memang seharusnya aku sendiri kan. Anggap saja kemarin itu kamu datang untuk menyemangatiku di hari pertamaku bekerja"

"Baiklah jika seperti itu"

"Apa aku disini diabaikan ? Yak Oh Sehun , apa kerjaanmu hanya menggoda Irene ?" Krystal yang baru saja duduk langsung mengomel.

"Krys jika kau merasa kesepian suruh saja Jongin pindah ke kelas ini" pandangan Sehun teralih ke Krystal yang duduk didepannya.

"Tidak perlu, aku takut jika dia disini aku malah tidak fokus belajar" elak Krystal dengan mali-malu

"Syukurlah kalau kau ingat belajar. Aku kira dipikiranmu cuma pacaran"ledek Sehun.

"Oh Sehun beraninya kau" belum selesai Krystal bicara guru Lee sudah masuk dan siap untuk mengajar. Dengan sekejap semua siswa sudah duduk dengan rapi mendengar arahan sang guru. Guru Lee memberikan tugas kelompok dan diharapkan untuk dikerjakan sekarang. Tiap kelompok terdiri dari 4 orang. Irene, Krystal, Sehun, dan Baekhyun menjadi satu kelompok. Chanyeol terlihat satu kelompok dengan Seohyun dan dua siswa lainnya. Setelah meninggalkan tugas yang harus didiskusikan, guru Lee pergi meninggalkan kelas itu. Jadilah kelas itu menjadi ramai, kelompok siswa yang pintar sibuk dengan tugasnya sedangkan kelompok yang biasa-biasa saja hanya mengalihkan topik dan bergosip.

Seperti di kelompok Irene saat ini, hanya ia dan Krystal yang mengerjakan dengan serius. Heol jangan harap siswa laki-laki akan serius mengerjakan tugas, mereka hanya sibuk dengan dunia masing-masing, terkadang mereka hanya menyuarakan pendapat mereka sedikit dan sisanya kalian sudah bisa menebak siapa yang menyelesaikannya.

Guru Lee cukup lama meninggalkan kelas hingga tersisa waktu untuk beberapa siswa yang telah menyelesaikan tugasnya untuk mengobrol. Seperti saat ini Irene tengah bergurau dengan Sehun, Krystal juga Baekhyun. Entah apa yang mereka bicarakan hingga mereka tertawa lepas. Dibalik tawa mereka ada beberapa siswa yang memperhatikan tingkah mereka.

"Chanyeol" Seohyun menyentuh bahu laki-laki itu hingga ia tersadar dari lamunannya " Kau melihat mereka ?"

"Sepertinya aku terlambat Seo" Chanyeol memandang kearah bangku Irene, melihat gadis itu tertawa bukan karena dirinya. Ia sadar ia hanya membuat Irene sedih disetiap kali pertemuan mereka beberapa waktu lalu.

"Dia telah direbut oleh pria itu?" Seohyun mendekatkan wajahnya ke Chanyeol.

Chanyeol mengangguk "Aku rasa ia Seo"

"Kau terlambat satu langkah Chan, kau menyesal sekarang ?" Seohyun memundurkan wajahnya, menyandarkan tubuhnya di kursi dan melipat tangannya di depan dada.

"Tidak-tidak" Chanyeol mengibas-ngibaskan tangannya. "Itu salahku memberikan jalan pria itu, aku tidak pernah menyesal. Hanya saja aku merasa bodoh menyadarinya terlalu lama"

"Kau harus tetap semangat"

"Tentu" Chanyeol tersenyum mantap.

---------
Chanyeol mengambil gitar akustiknya dan duduk diatas tempat tidurnya, ia mulai memetik senar gitarnya dan memainkan sebuah lagu yang biasa ia mainkan. Ia memejamkan matanya, menghayati setiap nada yang dihasilkan oleh gitar itu. Ketika ia membuka matanya ia mengalihkan pandangannya keluar jendela, melihat kearah rumah disebelah dengan fokus ke kamar yang nampak tak ada penghuninya, kamar Irene. Tidak seperti biasanya lampu kamar itu tidak menyala pada jam-jam ini. Chanyeol meletakkan gitarnya diatas tempat tidur dan bangkit dari tempat itu, ia keluar rumah dan memandangi langit malam yang terlihat mendung. Ia melanjutkan langkahnya hingga ia kini ia berada di jalan. Ia memandangi jalan yang kosong, hingga tanpa sadari ia melirik kearah rumah Irene lagi, terbersit keinginannya untuk masuk kerumah itu. Menanyakan apakah gadis itu ada atau tidak.

Chanyeol tak menyangka tangannya menyentuh bel rumah keluarga Bae, ia mengutuk dirinya sendiri. "Chanyeol apa yang kau lakukan ?"tanyanya dalam hati.

"Oh Chanyeol, ada apa malam-malam begini ?" Nyonya Bae keluar dari pintu gerbangnya dan melihat Chanyeol yang tengah berdiri didepannya.

Chanyeol menggaruk tengkuknya yang tak gatal "Ahh aku ingin meminjam buku bi" ini alasan yang paling logis untuk bertemu Irene.

"Ah kau tidak tau ya , Irene setiap sore pergi bekerja part time hingga pukul 8 malam, jadi dia belum ada dirumah saat ini"

"Dia bekerja dimana bi?"

"Dia bekerja di Coffeway, cafe milik pamannya Krystal"

"Ahh" Chanyeol mengangguk mengerti.

"Apa Irene membawa payung? Sepertinya malam ini akan hujan"

"Bibi rasa ia meninggalkannya tadi, kau mau masuk dulu ?" Nyonya Park menawarkan diri.

"Tidak , terimakasih bi. Kalau begitu saya pulang dulu"

Chanyeol berpamitan kepada Nyonya Bae, setelah sosok Nyonya Bae lenyap dibalik pintu Chanyeol melesat mengambil jaket kedalam rumah dan menyelipkan payung lipat di saku jaketnya.

Ia berlari kearah halte bus yang terdekat dengan rumahnya. Ia duduk menunggu sambil memainkan handphonenya. Ia benar-benar tak sabaran. Chanyeol tak sendiri, banyak orang yang silih berganti naik dan turun di halte ini.

"Chanyeol sedang apa kau disini?"








Jeng jeng author balik lagi.
Maafkan ceritanya makin gaje , entah apa yang ada dipirikan author buat nulis part ini 😂😅

Ayo jangan lupa buat vote dan komennya.

Terimakasih 😄😀😁

Remember (REVISI)Where stories live. Discover now