First meet is...

5.1K 409 21
                                    

"Baiklah, birthday girl. Mari kita lihat kado apa yang kau dapat dari ayah putrimu." Miranda mengucapkan kalimatnya dengan semangat; mungkin setengah menyindir, setengah sungguhan. Tapi Wyns memutuskan untuk menganggapnya sebagai sebuah sindiran.

Wyns tertawa sumbang. "Kau membuatku terlihat seolah aku adalah istrinya atau semacamnya, Williams." Komentarnya sebal.

Miranda pura-pura tidak mendengarkan. Matanya terlalu fokus pada kotak kecil di tangan Wyns.

Wyns membuka pembungkus kotak itu dengan jari-jarinya. Sedikit lebih lamban daripada saat ia membuka kado dari orang lain. Miranda harus mendesah, memutar mata dan mengerang kesal karenanya.

Kertas pembungkus benda itu telah terbuka seluruhnya dan mereka menemukan kotak berwarna krem dengan ukiran timbul bertuliskan nama sebuah merk perhiasan terkenal dunia yang membuat Miranda --juga Wynstelle- refleks menahan nafas. Wyns mengangkat penutup kotak tersebut untuk melihat isinya. Matanya melebar dramatis ketika melihat sebuah kalung --yang dilihat dari sisi manapun tetap menampakkan harga selangitnya-- dengan bandul berbentuk bunga kecil berkelopak lima berwarna biru dengan berlian di tengah-tengahnya.

Wyns buru-buru menutup kotak itu lagi, kalang kabut memerintah otaknya untuk mengumpulkan kata-katanya yang terserak lalu berujar dengan suara tercekat. "Aku tidak bisa menerimanya."

Miranda tersentak. "Ap-apa kau bilang?" Tanyanya histeris seolah baru saja mendengar Wyns berkata 'kalung berlian ini jelek dan aku mau yang lebih mahal'.

"Aku tidak bisa menerimanya, Miranda. Benda ini terlalu mahal untukku."

Miranda menaikkan sebelah alisnya. "Kupikir alasanmu karena benda ini adalah pemberian Raiden."

"Itu juga termasuk salah satu dari beberapa alasanku." Ralat Wyns. "Tapi intinya adalah aku tidak bisa menerima ini."

"Tapi ini 'kan mahaaal." Miranda hampir menjerit sambil menunjuk kotak perhiasan itu dengan kedua tangannya seperti pesulap yang menunjukkan topi ajaibnya ke penonton.

"Justru karena itu... Pikir baik-baik, Miranda. Menurutmu mengapa dia memberikan benda semahal ini padaku?"

Miranda tampak berpikir, tapi percayalah, ia tidak benar-benar berpikir. "Karena dia menyukaimu?"

"Apa?! Tentu saja bukan itu, bodoh!"

Miranda memutar mata. "Karena dia ingin membuatmu terkesan, sinting! Kau pikir aku tidak tahu?" Tandas Miranda.

Wyns mendelik tapi kemudian menggeleng cepat-cepat. "Tidak, tidak. Bukan itu. Aku yakin dia ingin menyuapku karena berpikir aku perempuan materialistis yang akan luluh dan bersedia mempertemukannya dengan Adara hanya karena sebuah kalung berlian." Wyns terdengar menyimpulkan.

Itu bukan sekedar omong kosong bagi Wyns. Setidaknya pikiran itulah yang muncul di kepalanya pertama kali saat ia melihat benda berkilauan itu. Berlian adalah kelemahan wanita. Berlian akan melumpuhkan wanita. Cih! Wanita yang mana dulu, Raiden? Wyns mengomel dalam hati. Laki-laki itu benar-benar sudah menjatuhkan harga dirinya. Padahal Wyns hampir memberinya kesempatan, tapi semuanya buyar karena pria itu terlalu percaya diri dan congkak.

Dasar kurang ajar!

"Aku akan mengembalikannya." Putus Wyns.

"Tidaaak." Cegah Miranda. Ya ampun, ia dramatis sekali. Pengaruh hormon atau pengaruh blink-blink fantastis ini, sih?

Wyns membungkus kotak itu dengan kertas pembungkusnya lagi lalu menjejalkan benda itu ke dalam tas kulitnya.

"Aku akan mengembalikannya dengan tanganku sendiri. Jangan cegah aku, Williams." Ucap Wyns ketika dilihatnya Miranda sudah membuka mulut lagi untuk protes.

Ange Déchu | Book 01Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang