Daddy... I Love You (New Version)

169 9 0
                                    

20 April - on going

Prolog

Aku seorang gadis kecil berumur 15 tahun yang hidup tanpa kedua orangtua. Setelah kematian ibuku waktu aku menginjak umur 7 tahun, ayahku meninggalkanku karena kecelakan 5 tahun kemudian. Setelah itu aku diasuh oleh adik ibuku, tante Arnet, tapi setahun kemudian dia menikah dan sering meninggalkanku seorang diri di rumah dengan pembantu saja sampai akhirnya tiba sebuah surat yang menyatakan kalau aku akan diasuh oleh seorang pengusaha. Tante Arnet menyetujuinya. Awalnya aku sangat sedih karena tante begitu tega memberikanku pada orang asing, tapi setelah mendengar penjelasannya bahwa aku harus tinggal dengan orang yang telah membantu melunasi hutang yang membelit perusahaan akibat kematian ayahku, dengan terpaksa aku harus tinggal di rumah ayah angkatku, meninggalkan rumah penuh kenangan masa kecilku akibat sudah disita pihak bank.

Sepanjang perjalanan menuju rumah ayah baruku, aku menangis di mobil yang menjemputku sambil memeluk boneka doraemon kesayanganku. Hatiku sedih, cemas, dan takut untuk berjumpa dengannya. Bagaimana kalau dia itu orang jahat? Bagaimana kalau nanti dia menyiksaku? Bagaimana kalau dia memperlakukanku seperti pembantu? Bagaimana kalau dia itu sejelek Beast di film Beauty and the Beast? Bagaimana kalau dia sengaja mengangkatku sebagai anak hanya untuk pencitraan saja?

"Tidaaakkk!!!" teriakku menggelengkan kepala dan menutup wajah. Aku benar-benar ketakutan sekarang.

"Nona kenapa?" tanya sopir menolehku cemas di bangku penumpang yang sedang ketakutan.

Kucoba menetralkan jantung. Membuka tangan yang menutupi mataku perlahan, dan bersikap setenang mungkin. "Aku mimpi buruk, pak," bohongku. Tidak mungkin kukatakan padanya kalau aku takut bertemu dengan majikannya.

"Syukurlah nona tidak apa-apa, saya khawatir terjadi sesuatu yang buruk pada nona. Nona butuh minum?"

Aku menggeleng.

"Baiklah, kalau nona butuh sesuatu nona bilang saja."

Aku mengangguk.

Keheningan kini menyelimuti perjalananku menuju rumah ayah angkatku. Aku melihat keluar jendela, menatap pohon dan bangunan yang sekan bergerak meninggalkanku. Tiba-tiba kantuk datang menghampiri, dan aku terlelap tidur.

"Kita sudah sampai nona."

Aku terbangun oleh suara pak sopir yang sudah berdiri di samping pintu mobil, perlahan kubuka mata, dan menegakkan badan. Aku keluar dan melongo saat melihat rumah besar menjulang tinggi di hadapanku. Inikah rumah yang akan kutempati? Rumahku yang dulu memang besar, tapi tak sebesar ini? Ini bukan rumah, tapi istana. Aku mengedarkan pandangan. Rumah ini dikelilingi pohon cemara dari pintu gerbang menuju pintu utama. Ada begitu banyak mobil tersusun rapi di garasi khusus samping rumah ini. Dan ada air mancur di tengah halaman.

"Silakan masuk nona."

Aku tersadar dari keteperangahanku mengangumi betapa mewahnya rumah bergaya victoria ini. "I... iya." Aku berjalan mengikuti sopir.

Saat pintu terbuka, kulihat banyak pelayan berseragam hitam dan putih berdiri untuk menyambutku. Ini seperti di film-film kerajaan yang selalu aku tonton. Aku disambut bak putri kerajaan.

"Selamat datang nona," sapa meraka ramah. Aku hanya tersenyum membalas mereka.

Aku berjalan seraya menatap ke sekeliling. Lagi-lagi aku kagum dengan rumah ini.

"Tuan, nona sudah datang."

Aku menatap lelaki yang dipanggil tuan oleh pak sopir. Aku membelalakan mata. Menatapnya tanpa berkedip. Inikah ayahku? OMG....

~ DILY ~

My WorksWhere stories live. Discover now