k

1.8K 320 142
                                    

Farah's pov

Ini udah satu bulan semenjak Calum mulai ngejauh dari gue.

Gue juga udah ga diapa-apain lagi sama Keira dan geng nya itu.

Sakit sih rasa nya pas tau Calum bener-bener ngejauh dari gue, tapi mau gimana lagi kan?

Daripada nyawa gua dipertaruhkan gara-gara Keira ngancem gue.

Dan hari ini nyokap balik dari Irlandia.

Iya selama ini nyokap sama bokap ada di negara lain karena harus jagain nenek gue disana yang udah sakit-sakitan.

Biasa nya dia ke Jakarta tuh sebulan bisa tiga kali. Kadang juga gantian sama bokap.

"Bang Mike, Mama pesawat nya baru take off tadi dia nge-WA gue" ucap gue ke Michael.

"Iya ntar jam tujuh, kita berangkat ya dek."

"Oh oke!" jawab gue semangat.

÷÷

"Mike, mama pake baju apaan dah?" tanya gue sambil mencari keberadaan nyokap.

Di bandara rame bener dah.

"Pake baju ungu, ehh- itu bukan sih?" kata Michael sambil menunjuk seorang Ibu-ibu berbaju ungu.

"Eh mana? OIYA MIKE ITU MAMA!" gue pun berlari kencang kearah Mama.

"MAMAAAAH!" teriak gue sambil memeluk nya.

"FARAAAH, ya ampun Mama kangen banget deh sama kamu!"

"Michael sayanggg!" katanya sambil memeluk kami berdua.

"Sini Mah koper nya, Michael bawain." ucap Michael sambil mengambil koper Mama.

"Mah, kita makan dulu ya? Michael laper nih." kata Michael memegang perut nya.

"Terserah kamu aja Mike." jawab Mama.

"YEY! MAKAN!" ucap Bang Mike sambil berlarian kearah restoran-restoran.

÷÷

Calum's pov

Udah sebulan kira-kira gue ngejauhin Farah.

Gue kira kalo gue jauhin, dia bakal sedih ternyata engga.

Gue mah apa ya, bagaikan upil yang dicari terus dibuang.

Najis, ga upil juga sih.

Malem minggu gini biasa nya gue ngajak Farah jalan tapi sekarang mah beda.

Karena bosen, gue pun memutuskan untuk jalan-jalan keliling komplek  naik sepeda,

"Mah, Calum jalan-jalan ngiterin komplek ya!" teriak gue dari halaman rumah.

"Iya! jangan jauh-jauh ya!" jawab nya.

Gue pun mengayuh sepeda, melewati rumah Ashton, Kevin, Dodi. Lalu terlintas di otak gue untuk ngelewatin rumah Farah.

Emang sih beda komplek tapi ga jauh-jauh amat.

Maafin Calum ya, Mah.

Dan disini lah gue di depan gerbang rumah Farah. Karena ini udah malem jadi gaada Pak Amin yang berjaga di pos depan. Gue berhenti sejenak melihat Michael dan Farah keluar dari mobil sambil membawa koper.

Ga lama, keluar lah perempuan yang familiar di mata gue.

Kayak orang yang ada di foto keluarga Farah.

Nyokap nya kali ya.

"HAHHAHA MICHAEL, NGAKAK!" kata Farah sambil tertawa.

Seperti nya Michael baru saja memberitahu candaan ke Farah dan Mama nya, mereka terlihat bahagia.

Tawa itu, yang biasa nya dia keluarkan saat gue memberikan lelucon pada nya.

Gausah mimpi lum, sekarang dia ketawa bukan karena lo lagi. Mungkin ada lelaki lain diluar sana yang bisa bikin dia ketawa lebih kenceng daripada lu.

Gue pun mengayuh sepeda gue kearah pulang.

÷÷

Farah's pov

INI KENAPA UDAH HARI MINGGU AJA WOI.

Eek tau ga.

Masa liburan dua hari doang.

Sungguh tidak adil.

Gue pun keluar kamar, lalu turun tangga menuju meja makan yang terlihat Mama dan Michael memakan roti.

"Pagii Mamah! pagi juga Abanggg!" ucap gue sambil menarik kursi lalu duduk.

"Pagi juga sayang, nih roti nya." jawab Mamah memberikan gue roti.

"Pwagi fawrah!" jawab Michael memakan roti.

"Michael kalo makan jangan sambil ngomong, nak." kata Mama.

"Oiya karena kita udah ngumpul, Mama mau ngomong sebentar sama kalian." kata Mama yang terlihat sangat serius saat mengucapkan nya.

"Kenapa Ma?" jawab Michael bingung.

Gue pun ikut mengangguk dengan ucapan Michael.

"Jadi gini, kemaren Nenek masuk rumah sakit dan kata dokter, penyakit nya emang udah makin parah dan Mama harus bolak-balik nganter Nenek check up ke rumah sakit,"

"Dan kayaknya Mama juga jadi gabisa ngurusin kalian kayak biasanya, bolak-balik Jakarta-Irlandia itu ga sedeket jarak rumah ke sekolah,  apalagi biaya pesawat dan yang lain," lanjut Mama.

"Mama sama Papa udah ngobrol tentang masalah ini, dan kita setuju kalo kalian ikut pindah ke Irlandia,  kira-kira sampe Farah lulus SMA." ucap Mama sambil melihat kearah gue dan Michael.

"Hmm kalo Michael sih setuju Mah, daripada ribet nanti, kan kasian Nenek." jawab Michael dengan mudah.

Sedangkan gue masih bergulat dengan pikiran gue sendiri.

Gue ga yakin bakal tinggal disana sampe lulus SMA.

Calum gimana?

"Jadi Farah, gimana?" tanya Mama.

"Setuju." jawab gue dengan terpaksa.

Ini demi Nenek, Far.

÷÷÷
Jadi bentar lagi epilog yeay!

Dan gue mau ngebuat ff luke gt abis ff ini selesai.

Modus • cth | ✔Where stories live. Discover now