I'm weak, but I try to look strong

182 7 2
                                    


Aku lemah
Tapi aku mencoba untuk terlihat kuat

“Renal buruan dong!!! Sepuluh menit lagi gerbang sekolah gue bakal ditutup!!” Teriak Renata dari dalam mobil.

Ia tidak menyangka pagi akan datang secepat ini, ia akan memulai hari-hari buruknya di sekolah. Menyaksikan cinta pertamanya yang telah menemukan kebahagiaannya bersama orang lain yang tak lain adalah sahabatnya sendiri.

“Yukk tancap Mang Asep!!” ujar Renal yang tiba-tiba masuk kedalam mobil.

“Ih lama banget sih lo! Masih dandan apa?!” tukas Renata sebal.

“Dih.. pagi-pagi marah-marah mulu, ntar cepet tua lo!” balas Renal sambil mengacak-acak rambut Renata.

“Ihhhhh gausah ngacak-ngacakin rambut gue juga dong!” ujar Renata sambil membenarkan rambutnya kembali.

Mang Asep melaju agak cepat, mengingat Renata sudah hampir telat. Mereka sampai didepan sekolah Renata lima menit sebelum gerbang ditutup. Mang Asep segera turun dan mengeluarkan kursi roda Renata dari jok belakang mobil mereka. Mang Asep dengan tanggap segera menggendong Renata turun dari dalam mobil dan mendudukkannya diatas kursi roda. Renal juga ikut turun untuk mengantar adiknya itu hingga depan gerbang sekolah. Renata tidak lupa berterima kasih seperti biasa pada Mang Asep.

Renata segera masuk kedalam sekolahnya sebelum Renal memanggilnya dan membuatnya berhenti.

“Donat! Lo lupa sesuatu ya!” teriak Renal sambil cemberut.

“Hah? Apaan? Buruan! Hampir telat nih!” ujar Renata sambil melihat jam tangan di pergelangan tangannya.

Renal menghampirinya dan mencium kening Renata. Renata terkejut, bagaiman ia bisa lupa kebiasaan mereka? Mungkin Renal menyebalkan, tapi Renata tau Renal sangat menyayanginya begitu juga Renata, dia sangat menyayangi Renal.

“Lain kali kalau lupa lagi, gue cium bibir lo!” Gumam Renal menggoda Renata.

Wajah Renata bersemu merah, sebal dengan yang dikatakan Renal, tapi Renata tau ia hanya bercanda.

“Ihhh dasar Donal bebekkkkk..” Teriak Renata ketika Renal berlari menuju mobilnya meninggalkan Renata. Renal menjulurkan lidahnya pada Renata sebelum ia masuk kedalam mobil. Renal memang suka menjahili Renata, dia sangat suka menggoda kembarannya itu. 

Renata sampai ke kelasnya tepat saat bel masuk berbunyi. Nyaris saja, batinnya. Ia segera menuju tempat duduknya disamping Gita yang sedari tadi sudah was-was takut kalau Renata terlambat.

“Duhhh Renata sayang pagi banget datengnya?!” sindir Gita.

“Dihh ia nih tadi ada nenek-nenek gabisa nyeberang yaudah aku bantuin dia nyeberang” Balas Renata bercanda.

“Alasan kamu, mana ada yang kayak begitu” balas Gita sewot.

Renata hanya tersenyum geli melihat reaksi sahabatnya itu. Ia segera duduk ditempatnya sebelum guru bahasa Inggrisnya datang. Tapi dugaan Renata salah, bukannya guru bahasa Inggrisnya yang datang malah wali kelasnya, Bu Wini. Teman-temannya yang sedari tadi asik melakukan kegiatan masing-masing, segera kembali ke tempat duduk mereka masing-masing. Mereka semua heran, bukannya Pak Wawan kenapa wali kelasnya itu yang masuk ke kelas mereka.

“Bersiap!” Ketua kelas memberi aba-aba.

“Beri salam!” lanjutnya, lalu diikuti salam serempak dari teman-teman yang lain. Bu Wini membalas salam itu dengan senyum manis di wajahnya.

“Anak-anak, maaf  ya kalau ibu yang masuk bukannya Pak Wawan” Ujar Bu Wini memulai pembicaraan.

“Ohh nggak apa-apa kok bu” Jawab beberapa siswa yang memang tidak keberatan.

Tuhan Kapan Aku Bahagia [TERBIT]Where stories live. Discover now