7. He's The Only One

25.8K 2.5K 110
                                        

Pergi ke perpustakaan saat jam istirahat sepertinya sudah menjadi kebiasaan Audrey belakangan ini. Begitu bel istirahat berbunyi, kakinya pasti langsung melangkah menuju perpustakaan untuk bertemu dengan Riel. Walaupun terkadang Riel tidak ada di sana, Audrey tetap pergi ke sana demi menghindari kedua 'sahabatnya' dan juga 'pacarnya'. Begitu mengingat Lucy dan Claire, Audrey menghembuskan napasnya dengan berat karena nanti siang ia harus bertemu dengan mereka berdua. Entah apa yang harus dikatakan Audrey pada mereka nanti.

Saat Audrey sampai di depan perpustakaan, ia berpapasan dengan Riel yang sedang ditarik oleh Beverly keluar dari perpustakaan. Audrey menatap mereka berdua dengan pandangan bertanya.

"Hai, Drey!" sapa Beverly dengan senyum lebar tanpa melepaskan tangannya pada lengan Riel.

Audrey membalas senyuman Beverly. "Hai juga, Bev. Itu kenapa dia ditarik-tarik kayak kambing?"

"Anjir, seriusan kata kambing yang lo pake?" tanya Riel dengan tidak percaya.

Beverly tertawa dan menepuk pundak Riel. "Kayaknya emang mirip."

Riel mendengus sebal. "Sialan. Udahlah lepasin. Gue kan bisa jalan," ucap Riel sambil berusaha melepaskan tangan Beverly dari lengannya.

"Fine." Beverly melepaskan tangannya dari Riel. "Tapi lo harus ikut gue ke kantin ya. Nggak bagus lo di perpus mulu tau. Jadi kutu buku beneran entar."

"Hm, guys, gue duluan ya," ucap Audrey yang mulai merasa canggung berada di dekat mereka yang sepertinya sedang berdebat.

Belum sempat Audrey berjalan menjauhi mereka, Beverly menahan pergelangan tangan Audrey. "Lo ikut juga aja sama kita ke kantin. Daripada di perpus mulu kan. Apa serunya sih di perpus? Heran gue sama kalian berdua."

"Nggak, nggak usah," tolak Audrey dengan cepat.

"Nggak papa. Udah ikut aja. Gabung sama temen-temen kita, iya nggak, Cas?" tanya Beverly sambil melirik Riel yang hanya diam menatap Audrey. Padahal Riel yang menyuruhnya untuk mengajak Audrey karena Audrey sedang menjauhi teman-temannya tanpa alasan yang tidak diketahui. Tapi Riel malah sama sekali tidak membantunya untuk membujuk Audrey.

Kembaran nggak berguna. Batin Beverly dalam hati.

Audrey menggeleng pelan, ia rasa ia sedang tidak ingin dihampiri oleh Lucy dan Claire maupun Marco. "Gue di sini aja," tolaknya.

"Ikut aja. Bisa gila lo di perpus," ucap Riel pada akhirnya tanpa mengalihkan matanya dari Audrey.

Karena canggung ditatap seperti itu oleh Riel, Audrey pun mengangguk. "Oke. Tapi gue kan nggak kenal sama temen-temen kalian."

"Kan bisa kenalan. Yuk!" ajak Beverly sambil menarik tangan Audrey dan juga Riel. Lalu menyeret mereka berdua ke arah kantin.

Begitu sampai di kantin, seperti dugaan Audrey, kedua sahabatnya dan juga Marco langsung menolehkan kepala ke arahnya. Belum lagi ekspresi kaget yang muncul di wajah mereka saat melihatnya berjalan menuju meja dimana teman-teman Beverly berada. Saat itu juga Audrey langsung merasa bahwa keputusannya untuk datang ke kantin adalah kesalahan yang salah besar.

"Nggak usah diliatin," bisik Riel yang tahu apa yang sedang dilakukan oleh Audrey.

Audrey mengangguk dan mengalihkan pandangannya pada teman-teman Riel dan Beverly di hadapannya sekarang. Mereka semua menatapi Audrey seakan-akan Audrey itu salah berada di sini bersama mereka. Hal ini membuat Audrey semakin ingin pergi dari kantin secepatnya mungkin.

Lesson To Learn Место, где живут истории. Откройте их для себя