28. Getting Better

14.3K 1.6K 31
                                        

Hello, guys! Apa kabarrr? Maaf banget ya gue baru update sekarang :') Sumpah baru sempet hehehe. Gue bakal usahain buat update lebih cepet entar, oke?

Btw, yang suka ceritanya Bi sama El di The Chance, sekarang The Chance udah buka PO! Cek di story The Chance for infos ya!

Oh iya! Gue mau ngomong gue kaget pas liat cerita ini masih masuk dalam rank 100 :') Makasih ya! You're da best, guys!
Enjoy! Xx

***

Setelah mengobrol cukup lama dan saling menceritakan apa yang terjadi pada mereka selama mereka berjauhan, Riel pun menawarkan diri untuk mengantarkan Audrey pulang. Lebih tepatnya memaksa. Audrey sudah menolak dan berkata bahwa dia akan naik taksi saja karena arah rumah mereka memang berlawanan. Hanya saja Riel selalu bisa membuat Audrey menurut kepadanya.

"Jadi, apa rencana lo selanjutnya?" tanya Riel saat mereka sudah hampir tiba di rumah Audrey.

Audrey mengangkat kedua bahunya. "Entahlah, mungkin gue bakal ajak mereka ketemu dan bicarain semuanya."

"Baguslah kalau begitu," balas Riel sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Tapi, gue rasa gue emang nggak bisa ngebalikin hubungan gue sama mereka kayak dulu. Gue cuma bakal nyelesaiin apapun salah paham di antara gue sama mereka. Habis itu ya jalanin hidup masing-masing tanpa beban gitu."

"Kenapa gitu?" Riel mengerutkan keningnya dengan bingung. "Mereka kan temen baik lo?"

Audrey mengangkat kedua bahunya tanda ia sendiri juga tidak mengerti. "Entahlah. Gue cuma ngerasa kalau mereka bukan temen yang gue butuhin dalam hidup gue."

Riel mengerutkan keningnya dengan heran. "Gue nggak ngerti apa maksud lo."

"Yah, setelah gue kenal lo sama yang lain, gue baru sadar aja siapa yang lebih gue butuhin di dalam hidup gue. Selama bertahun-tahun, gue cuma berteman sama mereka berdua aja. Gue selalu anggep mereka yang terbaik.

Tapi, setelah gue kenal lo dan yang lain kayak Bev, Dodo, Levin, Thea, Rachel, gue baru tahu apa arti teman sebenarnya. Bukan berarti gue bakal jauhin mereka. Gue sama mereka bakal tetep temenan, cuma nggak sedeket dulu."

"Rachel? Itu anak aja ngomong seminggu sekali sama lo, Drey," ucap Riel sambil terkekeh pelan.

"Bener juga sih. Cuma ya sama aja. Dia juga baik sama gue." Audrey menggaruk bagian belakang lehernya.

"Baik? Bukannya selama ini itu yang dia lakuin ke lo cuma nyindir lo? Kenapa lo malah bilang dia baik sama lo?" Riel menatap Audrey sekilas dengan tatapan tidak mengerti.

Audrey mengangkat kedua bahunya. "Yah, gue mikirnya sih positif aja. Kalau dia nggak suka banget sama gue, dia nggak mungkin ngebiarin gue gabung terus kan sama kalian. Tapi ini buktinya selama ini dia nggak pernah ngusir gue dari grup kalian. Ya kan?"

Riel menganggukkan kepala dengan pasrah. Ia tidak mengerti mengapa Audrey bisa berpikir bahwa Rachel baik padanya. Padahal, Bev dan yang lain pun bisa melihat dengan jelas bahwa Rachel tidak menyukai Audrey. Namun, ia tidak ingin berdebat dengan Audrey hanya karena masalah kecil.

"Yaudah. Sana masuk. Besok udah nggak nyuekin gue lagi kan?" tanya Riel sambil mengangkat sebelah alisnya.

Audrey terkekeh. "Iya, udah enggak. Besok tungguin depan kelas lagi ya!"

Lesson To Learn Where stories live. Discover now