13. Mysterious Messages

20.6K 2.1K 67
                                        

Sebuah kotak makan tiba-tiba diletakkan di hadapan Audrey saat ia sedang asik membaca novelnya. Ia menatap kotak makan tersebut dengan bingung sebelum menoleh ke belakang untuk melihat siapa yang menaruh kotak makan tersebut. Mungkin saja orang itu ingin memberikan kejutan pada kekasihnya namun salah orang. Tapi saat melihat bahwa orang itu adalah Riel, ia menatap Riel dengan bingung.

"Buat gue?" tanya Audrey sambil melirik kotak makan tersebut.

Riel mengangguk pelan. "Sana makan," ucapnya sambil membuka kotak makannya sendiri.

"Tapi, kenapa tib-"

"Jangan banyak tanya. Makan aja," potong Riel sebelum Audrey sempat menyelesaikan kalimatnya.

Audrey menatap Riel dengan sebal. Tapi, ia tidak mengatakan apa-apa dan membuka kotak makan yang diberikan oleh Riel. Ia melihat dua sandwich yang terpotong dengan rapih dengan sesaat.

"Gimana lo tahu kalau gue suka sandwich pake telor sama keju aja?" tanya Audrey yang masih menatapi sandwich itu.

Riel menggeleng. "Gue nggak tahu. Gue sukanya begitu, jadi gue bikin begitu juga."

"Wah, samaan dong kita!" ucap Audrey dengan heboh sambil menepuk pundak Riel.

"Udah, makan dulu."

"Lo yang bikinin buat gue ya?" tanya Audrey lagi.

"Hm."

"Wah, thankyou banget ya! Gue jadi terharu," ucap Audrey dengan cengiran lebar di wajahnya.

"Makan aja. Nggak usah banyak omong," balas Riel dengan datar, sama sekali tidak terlihat senang dengan kehebohan Audrey. Ia heran mengapa Audrey harus seheboh itu terhadap hal-hal kecil.

Tapi entah mengapa, ia merasa puas bisa melihat ekspresi Audrey yang ceria. Ada kebanggaan tersendiri di dalam dirinya karena ia bisa membuat Audrey tersenyum lebar. Dan ada keinginan yang besar dalam dirinya untuk terus membuat Audrey tersenyum.

"Oke, gue coba ya," ucap Audrey sambil mengambil sepotong sandwich yang sudah dipotong berbentuk segitiga.

Riel menatapi Audrey yang sudah mengigit sandwich buatannya disertai senyuman lebar di wajah cantiknya. Sebelum ia sempat berpikir aneh-aneh, ia segera mengesampingkan pikiran-pikiran mengenai Audrey. Sejak kapan ia menganggap Audrey itu cantik? Tidak pernah.

"Enak," komentar Audrey sambil mengacungkan jempolnya ke arah Riel.

Riel tidak menjawab komentar Audrey. Ia hanya melanjutkan makanannya dan tidak mengatakan apa-apa lagi. Ia tidak ingin membiarkan Audrey tahu bahwa ia sangat menghargai komentar darinya. Sejak kapan komentar Audrey sangat penting untuknya? Ia rasa ada yang salah pada dirinya sendiri. Tidak mungkin kan jika ia menyukai perempuan bawel di sampingnya ini? Jika dilihat-lihat, tidak ada satupun hal menarik yang ada pada diri Audrey. Perempuan ini hanya bisa merepotkan dan sangat amat bawel. Apa mungkin ia jatuh cinta pada perempuan seperti Audrey?

Sedangkan Audrey asik menikmati sandwich buatan Riel dengan senyum lebar. Ia tidak tahu mengapa ia senang begitu tahu Riel membuatkan sarapan untuknya. Apakah ini artinya Riel perduli padanya? Tapi, itu tidak mungkin. Riel selalu bertingkah seakan-akan Audrey adalah pengganggu. Dari cara bicara Riel pun, ia selalu cuek dan lebih banyak diam. Walaupun Riel cuek, Audrey selalu nyaman berada di dekatnya. Riel seakan-akan bisa memberikan kenyamanan secara tidak langsung.

"Lucas! Audrey!" teriak Bev, menghancurkan pikiran mereka berdua.

"Iya, Bev. Kenapa?" tanya Audrey sambil mengangkat kepalanya untuk menatap Bev.

Lesson To Learn Where stories live. Discover now