Bab 9 + 10

1.9K 68 25
                                    

         

BAB 9

Echo and Narcissus

"Hey, Kayl." Fei panggil nama Kayl sambil kedipkan matanya perlahan. Lalu Kayl toleh ke arah melodi suara lunak itu, mata mereka selaras bertentangan. Kayl terkedu. Kayl boleh rasakan hembusan nafas Fei saat itu. Mereka terlalu dekat bahkan terlalu rapat, hanya bersebelahan. Mereka berdua berbaring di atas padang rumput hijau yang luas terbentang. Ia ibarat permaidani rumput gebu yang tak berpenghujung dihiasi oleh langit kejora luas. Menampakkan gugusan gugusan bintang cakerawala yang berkelipan dan bimasakti yang memancarkan cahaya menyilaukan. Waktu itu entahlah pagi ataupun malam, mungkin di antaranya. Ah, itu semua tak penting. Kayl seakan-akan terkesima dan tak percaya dengan apa yang dia sedang lihat sekarang ini. Ia bagaikan magis yang telah diterjemahkan kepada visual. Membuatkan mata Kayl membundar dan bersinar-sinar saat menatapnya. It's just so beautiful.

"Do you like it?" Fei tertawa kecil. Tika itu, Fei mengenakan dress lengan panjang yang labuh dan berwarna putih persis seperti dalam mimpi yang lalu. Mimpi yang Kayl sendiri tak ingat bila saat terakhir dia alami. Seraya itu jugalah angin sepoi-sepoi bahasa menyapa jasad mereka berdua, menerbangkan bibit-bibit sensasi yang bercampur-baur dan menakjubkan. Kayl tak tahu mahu kata apa. Kayl cuba alihkan pandangannya ke arah gadis misteri berambut perang itu. Kayl cuba mencongak dan berfikir sejenak untuk mengatur kata.

"Hey, Fei," sambut Kayl perlahan.

"It's been a long time," tambah Kayl lagi.

"Yeah, it's... did you miss me?" Fei berganjak menghampiri Kayl dan dia rehatkan kepalanya di atas lengan Kayl.

"Well, yeah... I did." Kayl senyum kelat sebelum menghembuskan nafas hangatnya perlahan.

"Fei... Just what are you to me, actually? I... can't remember well." Sekilas. Tahi bintang jatuh dan lalu di hadapan bola mata mereka berdua. Merakamkan saat-saat unik kejadian alam semesta. Kayl kerdipkan matanya perlahan dan usap kepalanya sendiri. Cuba merasa perasaan aneh apakah yang dia sedang alami tika ini.

"If you are the Narcissus... then I'm your Echo, Kayl." Fei tenung mata Kayl dalam-dalam. Seakan-akan cuba untuk membaca gelora kekeliruan yang terenap di dalam hati Kayl pada waktu itu.

"Echo that disappeared after rejected by the Narcissus. Becoming the sound that will always be heard," tambah Fei lagi.

"It means that....... Do you... love me?" sahut Kayl gugup.

"I do."

"But I love myself."

"I know." Fei senyum lembut. Sebuah senyuman khas yang Kayl tahu cuma Fei sahaja yang memilikinya.

"I don't need anyone else. I'm good enough. I'm perfect. I love myself. What's more great than me? Nothing," Kayl jawab lancang sambil tersenyum puas penuh bangga. Fei hanya tertawa kecil mendengar kata-kata Kayl itu.

"I know Kayl. But I don't care," balas Fei.

"Okay," Kayl balas sepatah. Suasana sunyi seketika. Fei cuma ukirkan garisan melengkung kecil.

"Do you still have that big butterfly tattoo?" Fei main kening sambil mengiring menghadap ke arah Kayl. Kayl telengkan kepalanya ke arah Fei sambil seakan-akan cuba untuk mengingati sesuatu. Dan seraya itu jugalah satu mentol bercahaya kuning terapung-apung di atas kepala Kayl. Bingo.

"Two-tailed Pasha?"

"Yep."

"I still have it... here." Kayl halakan lengan sebelah kirinya ke arah Fei sambil mensinsingkan lengan bajunya. Menampakkan sebuah tattoo rama-rama besar.

KOTAK - sebuah novel Z. H. TauhidWhere stories live. Discover now