"Rumahnya di mana, Mbak?"
Eh,
Agni meringis. Sial! Kenapa ia jadi memikirkan ucapan wanita itu. Terserah apapun hubungannya dengan Askar, siapa peduli?
"Gue mau ke Kemang, lo?" Mendadak Agni tersadar sesuatu. "Lo jangan maksain nganter gue kalau beda arah."
Tantra menggeleng. " Nggak, Mbak. Searah kok kita."
"Bener dulu?"
"Iya." Angguk Tantra. Mereka sudah berada di parkiran sekarang. Tak lama Tantra pun masuk ke dalam mobil, disusul Agni kemudian.
"Mbak, sorry! Boleh hidupin radio?"
Agni mengernyit untuk beberapa saat sebelum ia menggelengkan kepalanya. "Lo aneh! Mobil juga mobil lo, kenapa izin sama gue. Ya terserah lo lah,"
"Oh," Tantra mengangguk gugup. Serius ini cewek kenapa jutek banget ya!
"Ya, tapi kan saya takut Mbaknya terganggu."
"Segitunya. Nggak lah! Santai aja kali!"
Tantra tersenyum tipis. "Makasih, Mbak." ujarnya dengan tangan terulur ke depan dashboard. Tak lama suara salah satu penyanyi kenamaan tanah air terdengar mengalun lembut di dalam mobil. Tantra pun tersenyum sebelum kemudian melajukan mobilnya meninggalkan gedung stasiun TV milik Aksa.
"Lo suka Isyana?" tanya Agni penasaran. Ia heran Tantra hanya menekan tombol power, tak berniat sama sekali mengganti saluran.
"Cewek cantik, siapa yang nggak suka sih Mbak," jawab Tantra mencoba berseloroh mencairkan suasana.
Agni mencibir. "Dasar cowok, gue tanya apa dijawab apa."
Eh?
"Bercanda, Mbak!" ujar Tantra. "Lagian ya, Mbaknya juga nanya ambigu. Coba kalau nanya suka sama suara Isyana ya saya jawabnya nggak kayak gitu juga."
Kedua alis Agni bertaut. "Lo ini bawel yak?"
"Eh?" Tantra terkesiap. Ia menoleh Agni sekilas sebelum kemudian minta maaf. Berniat mengakrabkan diri yang ada dijutekin. Nasib!
"Maaf, Mbak. Maaf banget kalau sikap aku bikin Mbak nggak nyaman. "
Kepala Agni menggeleng. "Minta maaf mulu lo, lebaran masih jauh."
"Santai aja lah," sambung Agni lagi. "Gue cuma kaget lo bisa bercanda."
"Maksudnya?"
"Gue pikir lo kaku. Macam robot berjalan. Malah dari tadi ngomong lo formal banget. Padahal berani bertaruh, usia kita paling nggak beda jauh."
"Eh, iya-iya...," Tantra menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.
"Oh ya satu lagi. Gue belum tahu nama lo loh ya,"
"Tantra." Jawab Tantra. "Nama saya Tantra Sagata, Mbak."
"Ck, lo nggak paham omongan gue ya,"
"Hah?"
Agni berdecak. "Umur lo berapa sih?"
"Sa—saya dua tujuh, Mbak."
"Nah kan! Ternyata kita seumur. Jadi mending panggil gue Agni. Nggak usah pake embel-embel, Mbak." Agni bersungut-sungut. "Lagian gue juga nggak pernah married sama kakak lo, kok."
"I—iya, iya, Mbak."
"Kok Mbak lagi?"
Tantra nyengir. "Kebiasaan."
YOU ARE READING
Sayembara Askar
RandomTantra dibuat pusing oleh perintah Bos Besar, Bram Adinata. Pengusaha gaek itu memanfaatkan kekayaannya untuk mencarikan istri bagi Askar, anaknya melalui stasiun TV. Ide konyol sebenarnya tapi mau bagaimana, sebagai bawahan Tantra tentu tak bisa me...