7.
"Dia tuh cowok baek-baek tau, Ni. Nggak banyak tingkah,"
Agni mendengus. Meliana menyejajari langkahnya yang hendak masuk ke rumah. Tantra sudah pulang daritadi, tapi namanya serta kelebihannya terus disebut Meliana tanpa henti.
" Percaya deh! dijamin setia."
"Ya kalau gitu kenapa lo nggak sama dia aja," sahut Agni jutek katanya sambil membuka pintu pagar.
Meliana nyengir. "Nggak asik! Nggak bisa diajak dugem." Katanya. "Makanya gue bilang lebih pas sama lo yang anak rumahan."
"Ya elah," desis Agni. "Cuma gara-gara itu,"
Agni menggeleng, "Please dong, Mel. Gue nggak kenal-kenal dia. Lagian tadi kebetulan dia nawarin tumpangan karena kita searah. Udah gitu doang. Nggak lebih." katanya menjelaskan.
"Tuh kan gue bilang apa, dia baik."
"Mel, lo tahu nggak sih?" Langkah Agni terhenti. Kini keduanya berada di beranda rumah.
"Ini itu pertama kalinya gue ketemu ama dia. Jadi gue mana ngerti dia aslinya kayak mana. Lagian belum tentu juga kan gue ketemu dia lagi."
"Oh ya?"
"Iyalah. Kemungkinan ketemu juga kecil. Sekantor aja kagak. Pokoknya nggak seperti yang ada di kepala lo."
"Terus ngapain dia di kantor lo? Kan tadi lo bilang ketemu di kantor."
"Mana gue tahu," Bahu Agni terangkat. "Tadi bosnya ada urusan sama bos gue."
"NAH ITU!" seru Meliana tiba-tiba yang membuat Agni nyaris terlonjak. Bikin kaget aja!
"Nah, si bos punya proyek. Bukan nggak mungkin kan dia bakal sering ketemu lo."
Agni mendelik. Kenapa Meliana segitu semangatnya sih menyangkut dirinya dan Tantra?
"FYI, kerjaan gue banyak di lapangan atau ruang siaran, Mel. Udah ah, ini kenapa jadi ngebahas dia sih? Nggak penting tahu!" ujarnya seraya mengucap salam dan membuka pintu rumah.
"Udah gue mau masuk. Lo sono balik! Rumah di sebelah juga, kenapa ngintil ke sini?"
Meliana tergelak. "Siapa yang ngintilin lo, orang gue kangen Tante."
"Kangen emak gue apa lapar lo?" cibir Agni yang hanya ditanggapi tawa Meliana. Tak lama gadis itu melangkah lebih dulu masuk ke dalam rumah, melewati Agni yang hanya bisa menggelengkan kepalanya.
"Eh, Ni!" Agni mendongak. Meliana yang sudah cukup jauh di depannya berbalik menatapnya. "Taruhan yuk!"
"Taruhan? Maksud lo?"
"Kurang dari tiga hari, lo pasti bakal ketemu sama Tantra."
Agni mendelik. Masih juga dibahas!
"Astaga, Mel lo masih juga ngomongin...,"
"Entah kenapa gue ngerasa kalian jodoh sih!" potong Meliana yang beroleh pelototan Agni. Ck, kenapa hari ini semua orang di sekitarnya bersikap sangat menyebalkan...
***
Tantra baru saja membuka laptopnya, ketika pintu rumah terbuka dan memunculkan sosok Gerry, sahabatnya. Keningnya mengerut untuk beberapa saat sebelum matanya melirik jam di dinding.
"Tumben," gumamnya pelan namun masih bisa didengar.
Gerry terkekeh. "Emangnya nggak boleh pulang sore,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sayembara Askar
RandomTantra dibuat pusing oleh perintah Bos Besar, Bram Adinata. Pengusaha gaek itu memanfaatkan kekayaannya untuk mencarikan istri bagi Askar, anaknya melalui stasiun TV. Ide konyol sebenarnya tapi mau bagaimana, sebagai bawahan Tantra tentu tak bisa me...