13.
"Mau membangun rumah tangga denganku?"
Tubuh Agni menegang seketika. Matanya terbeliak tak percaya. Namun hanya beberapa detik, sebelum kemudian Askar tertawa terbahak-bahak.
"Ya ampun, Ni! Serius banget. Bercanda lah," ucapnya santai mengabaikan wajah Agni yang kini mulai memerah.
"Hidup itu sekali. Jadi dibikin have fun! Mumpung masih muda ini. Iya kan?"
Sial!
Agni melengos. Dialihkan pandangan ke balik jendela seraya menarik napas panjang sebelum kemudian menghembuskannya perlahan.
Askar, sialan!
Nggak tahu apa aku nyaris kena jantungan!
Ck, manusia ini sangat menyebalkan.
Agni tak henti merutuk dalam hati. Tak hanya Askar, tapi dirinya yang nyaris percaya kata-kata lelaki itu. Nyaris!
"Menikah itu hidup terikat, Ni. Dan kupikir kalau mau hidup seperti itu harus kita pikirkan baik-baik."
Terserah! Gumam Agni dalam hati. Askar menikah?
Kalau pun ia sudah memikirkan hal itu jauh hari, tentu tak ada gagasan sayembara dari ayahnya kan?
Sudahlah! Bukan urusanku.
Agni terus bermonolog dalam hati hingga tanpa sadar Askar telah menghentikan mobilnya di sebuah restoran yang cukup terkenal.
"Kok ke sini?" tanya Agni sadar.
"Kamu pasti belum makan kan?" Askar tersenyum. Senyum yang seketika berbuah cibiran dalam hati Agni. Dulu mungkin dirinya akan girang bukan main saat melihat senyum yang Askar tunjukkan. Sejujurnya dengan senyum, kadar ketampanan Askar menjadi berlipat-lipat.
Tapi itu dulu, sekarang?
Ah, Apalagi obrolan tadi. Benar-benar menjengkelkan.
"Yuk! Keluar!"
Agni menoleh. Ternyata Askar sudah keluar dan membukakan pintu mobil untuknya. Perlakuan yang manis tentu saja, tapi...
Bodo amatlah!
***
"Itu siapa, Ni?"
Agni yang hendak masuk rumah terkejut karena keberadaan Mama di balik pintu. Iapun mendengus. Pasti ngintip, gumamnya dalam hati.
"Mama ini loh, ngagetin aja!" ujarnya seraya melengang santai memasuki rumah.
"Pertanyaan Mama belum dijawab loh," Ucap Mama sambil menyejajari langkah anaknya. Ia sebenarnya tak berniat mengintip, hanya kebetulan saja ketika hendak keluar rumah mendapati mobil asing berada di depan rumah dengan sosok Agni yang muncul kemudian.
Penasaran? Pasti!
"Askar."
"Askar?" Dahi Mama berlipat. "Askar Adinata?"
Agni kembali mengangguk. "Kebetulan aja dia mau ke kantornya, aku mau pulang." Jelasnya sembari menghempaskan diri di sofa putih yang terletak di ruang keluarga. Tak lama ia meraih ponsel dari dalam tas lalu fokus terhadap benda berbentuk segi empat tersebut.
"Oh gitu," Bibir Mama membulat. Pandangannya menelusuri sang putri sebelum kemudian senyum kecil terbit di wajahnya.
"Nggak usah mikir macam-macam deh, Ma!" ucap Agni tanpa mengalihkan pandangan. Ia tahu persis apa yang ada di pikiran Mama. "Mama udah pernah bilang loh nggak mau ikut-ikutan soal jodoh. Murni urusanku." Sambung Agni yang beroleh tawa sang Ibu.
YOU ARE READING
Sayembara Askar
RandomTantra dibuat pusing oleh perintah Bos Besar, Bram Adinata. Pengusaha gaek itu memanfaatkan kekayaannya untuk mencarikan istri bagi Askar, anaknya melalui stasiun TV. Ide konyol sebenarnya tapi mau bagaimana, sebagai bawahan Tantra tentu tak bisa me...