This Time!!

102K 4.6K 20
                                    

Alana POV.

Gak kerasa waktu cepet banget berlalu, dan hari ini adalah hari terpentingku. Oke ralat, maksudnya hari terpenting bagi keluargaku dan keluarga Nata. Karena malem ini aku akan sah menjadi tunangan seorang Nata Andriano Miller. Entah apa yang ku rasakan saat ini. Aku masih bingung. Terlebih sejak hari aku dan Nata mencari cincin dan fitting pakaian kami aku belum bertemu dengan makhluk yang satu itu.

Aku terus saja melamun sampai aku ga sadar kalo kak Daniel udah duduk manis di samping tempat tidurku, memandangiku yang sedang tidur-tiduran malas tak mau beranjak dari kasur sejak tadi pagi. Hah entahlah, aku memang malas kalau mengingat bahwa malam ini aku akan menyandang status baru yang bukan sepenuhnya atas kemauanku.

"Hei ngapain bengong sih dari tadi? Kakak perhatiin kamu cuma diem dan sesekali membuang nafas berat. Kayanya lagi bingung, kenapa sih? " Tanya kak Daniel dengan tampang khawatirnya.

"I'm fine Kak......hhh" Jawabku sangat malas dan tidak bersemangat.

"Dont lie to me, I know you. Kamu ga akan kaya gini kalo ga ada masalah" Sergah kak Daniel masih tak percaya.

"Cuma mikirin perjodohan ini aja kok. I think I'm not ready kak" Akhirnya aku mengaku.

"Kakak yakin kamu pasti bisa lewatin ini semua Al, jangan nyerah ya. Andai kakak bisa gantiin posisi kamu pasti akan kakak lakuin. Tapi kamu gamau kan liat kakak kamu yang ganteng ini jadi orang yang ga normal gara-gara harus nikah sama yang sejenis sama kakak?" Ujar kak Daniel sambil mengerling jahil ke arahku.

"Maafin kakak ya Al, kakak ga bisa berbuat banyak sama keputusan papi. Kamu tau sendiri kan kalo papi udah ngomong ga bisa dibantah? Kakak janji akan selalu ada buat kamu kalo nanti kamu kesusahan sama Nata. Tapi kakak yakin kok Nata ga akan buat kamu susah, dia kan laki-laki yang baik dan bertanggung jawab. Kamu juga, seiring berjalannya waktu kamu pasti bisa mencintai dia." Ujar kak Daniel lirih sambil memelukku.

Tapi aku ga kuat kalo mengetahui kenyataan suatu saat nanti dia ga bisa mencintai aku kak.

Dan tanpa sadar air mataku yang sedari tadi ku tahan terjatuh juga.

Nata POV.

Malam ini. Akhirnya malam ini datang juga. Dengan menggunakan tuxedo hitamku dan celana panjang hitam kesayanganku aku terus memperhatikan bayanganku di cermin. Hei ternyata malam ini aku terlihat sangat tampan, haha. Sepertinya aku benar-benar sudah gagal untuk membujuk mom dan dad menghentikan perjodohan konyol ini. Aku sudah terlanjur jatuh pada permainan kedua orang tuaku itu.

Lihat aku sekarang, sedang bersiap untuk menghadiri acara pertunangan, ya pertunanganku sendiri! Ah memikirkannya saja aku sudah malas, bagaimana bisa aku bertunangan dengan wanita yang tidak aku cintai sepenuh hatiku? Ah entahlah, kuakui bahwa mom dan dad memang memilihkan calon pendampingku bukan dari keluarga yang sembarangan. Tapi apakah cinta bisa tumbuh gitu aja? Ayolah sikapku pada Alana selama ini hanya seperti simpati saja. Aku kasian padanya karena harus berada di posisi yang sama denganku, yaitu dipaksa menikah dengan orang yang gak dia cintai.

"Bro cepetan dong, lama amat dandannya. Kaya emak-emak lo ah. Om sama tante udah nungguin tuh di bawah." Ujar Marlo yang tiba-tiba membuka pintu kamarku dan sontak mengagetkanku yang sedang asik melamun.

"Lo tau sopan santun ga sih? Main nyelonong buka pintu aja. Sabar gue lagi ngerapihin dasi gue." Cerocosku kesal karena prilakunya.

"Santai aja kali, emangnya kapan sih gue ngetok pintu dulu kalo mau masuk kamar lo? Ga pernah kan? Hahaha gue tau lo lagi gugup buat malem ini. Gue saranin sih lo relax aja bro, jangan terlalu tegang. Udah ya gue tunggu di bawah, cepetan." Perintahnya padaku. Cih, memangnya dia siapa berani mengaturku? Hanya sepupu yang menyebalkan.

***

Tepat jam 7 malam keluarga Miller sampai di pintu gerbang keluarga Hutama yang megah, terlihat mobil-mobil mewah berderet memasuki rumah besar itu. Halaman rumah yang tadinya luas sekarang sepertinya sudah mulai sesak karena terlalu banyak kendaraan yang terparkir didalamnya.

"Jangan gugup ya darling, keep calm and everything gonna be alright." Senyum Rebbeca kepada Nata, putra tunggalnya. Nata hanya tersenyum getir mendengar omongan Rebbeca.

"Nat lo harusnya bangga bisa dapetin Alana, selain cantik gue dapet info kalo dia itu susah banget buat di deketin, udah banyak laki-laki anak temen bokapnya yang mau deket sama dia tapi dia selalu nolak. Hahaha." Ujar Marlo seraya mendapat tatapan tajam nan mematikan dari Nata. Sehingga dia pun memilih untuk menutup mulutnya.

Sesampainya di ruang tengah keluarga Hutama, dimana pusat acara itu berlangsung entah mengapa Nata sangat gugup sekali. Terlebih saat dia mengedarkan pandangannya dia menemukan Bima, teman-temannya sesama pilot dan juga atasannya datang di acara tersebut.

Pasti mom yang mengundang mereka semua kesini. Rutuk Nata dalam hati.

***

Setelah lama menunggu basa basi dengan kata sambutan dari sang tuan rumah yaitu ayah dari Alana, Frans Hutama. Akhirnya acara inti pun dimulai. Dengan kode dari Frans sebelumnya, Alana akhirnya keluar dari tempat persembunyiannya dituntun menuruni tangga oleh kakaknya, Daniel.

Semua orang yang ada di ruangan itu, termasuk Nata terlihat kaget dan terpana melihat betapa cantik dan anggunnya sang tokoh utama perempuan di acara tersebut. Sambil berjalan kikuk Alana menghampiri papinya dan berdiri di sebelah Nata. Nata masih belum tersadar dari jerat kecantikan yang Alana tunjukkan malam itu. Shit. She's look so hot tonight. Umpat Nata dalam hati.

Setelah dirasa posisi mereka berdua sudah pas, Alex, orang tua Nata memberikan sepasang cincin yang mereka beli waktu itu kepada Nata dan Alana. Nata pun menyematkan cincin nan indah itu di jari Alana dan begitupun sebaliknya. Pertunangan berjalan dengan lancar dan akhirnya malam itu dengan diiringi tepuk tangan yang meriah dari para tamu undangan mereka sudah resmi bertunangan.

"Meskipun kita telah bertunangan, belum tentu aku akan menerima kamu menjadi suamiku." Bisik Alana tepat di telinga kanan Nata. Dan saat mendengarnya Nata hanya mengembangkan senyum menawannya, karena posisi mereka memang tepat berada di tengah-tengah tamu undangan yang tengah bersorak untuk mereka berdua.

Masih kependekan partnya? hehe maaf ya, aku lanjut di part berikutnya yaaa :D Buat yang udah ngasih vote dan comment makasih yaaa. buat yang belum, kapan nyusul? hehehe

I Love You, Captain (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang