Chanwoo

3K 341 6
                                    

Tidak ada yang lebih menyakitkan dibanding melihat namja mu menjemput mantan kekasihnya di hadapanmu. Sedangkan kau? Hanya bisa memperhatikannya. Berteman dengan udara malam yang dingin, juga hujan deras yang tak kunjung reda.

Ini aku. Kim y/n. Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri kalau Chanwoo menjemput mantan kekasihnya. Chanwoo tak menyadari keberadaanku. Atau bahkan dia tak menganggap keberadaanku.

***

Aku menatap lurus ke depan, memperhatikan kendaraan yang menyalip mobil yang aku tumpangi ini. Tiba-tiba kejadian malam itu terputar kembali. Saat dimana Chanwoo menjemput mantan pacarnya.

"Aku ingin hubungan kita berakhir" ujarku memecah keheningan diantara kami.

Chanwoo langsung menepikan mobil ke bahu jalan, "Apa maksudmu?" tanya Chanwoo menatapku heran.

Aku menarik nafas dalam, "Aku sudah terlalu lelah berjuang sendiri. Rasanya menyakitkan saat mengetahui hanya aku yang mencintaimu. Aku ingin menyudahi rasa sakit ini" ungkapku tanpa menatapnya.

"Kenapa tiba-tiba kau mengatakan begini? Apa salahku?" tanya Chanwoo.

Apa salahmu? Pertanyaan bodoh :)

Aku menoleh padanya, "Aku sangat menyayangimu. Tapi kenyataannya kau menyayangi mantan kekasihmu, kan?" ujarku membuatnya bungkam sejenak.

"Aku lelah menahan rasa sakitku selama ini. Kau pikir aku tidak tau kalau selama ini yang kau prioritaskan adalah mantan kekasihmu itu? Aku tau aku tak secantik dia" ungkapku.

Chanwoo menggenggam tanganku, "Tidak. Yang aku cintai hanya kau, Kim y/n" jawab Chanwoo.

Aku tersenyum masam, "Malam itu awalnya aku ingin menelponmu agar menjemputku. Tapi tak jadi kulakukan karna aku tak mau membuatmu harus keluar di saat hujan deras. Dan yang aku lihat dari sebrang jalan, orang yang katanya adalah namja ku malah menjemput mantan kekasihnya. Sementara aku hanya bisa diam menahan rasa perihnya" ungkapku dengan suara parau.

"Aku menunggu bus sendirian. Aku kedinginan. Aku berharap namja ku menjemputku. Aku berharap namja ku memelukku, membunuh dinginnya udara malam itu" sambungku.

Air mataku perlahan jatuh membasahi pipiku, "Aku lelah dengan semua ini. Aku sangat mencintaimu hingga aku lupa bagaimana mencintai diriku sendiri" ujarku.

Chanwoo langsung menarikku ke dalam pelukannya, "Mianhae, y/n-ah. Cheongmal mianhaeyo karna sudah menjadi namja yang brengsek untukmu" ujar Chanwoo.

Bahkan di saat aku ingin mengakhiri semuanya, pelukan dari Chanwoo terasa sangat hangat.

Aku tak membalas pelukannya, "Harusnya dulu kau tak usah memintaku menjadi kekasihmu kalau kau masih mencintai dia" aku menangis di pelukan Chanwoo.

Chanwoo memelukku semakin erat, lalu ia mencium puncak kepalaku, "Maaf karna selama ini aku menyakitimu. Tapi aku sangat mencintaimu, Kim y/n" ujar Chanwoo.

"Aku ingin kita selesai sampai disini"

"Tidak. Aku tak mau mengakhiri hubungan kita" potong Chanwoo.

Aku mendorong Chanwoo agar melepas pelukannya, "Kau sangat egois. Aku tak mau lagi jadi pelampiasan—"

Cup~ Chanwoo mencium bibirku tiba-tiba. Ia melumat lembut bibirku. Aku tak membalas ciumannya.

Tidak lama, Chanwoo melepas ciuman sepihaknya. Chanwoo mengusap air mata yang membasahi pipiku.

"Jangan mengakhiri hubungan kita, ya? Aku tak bisa. Aku akan melepaskan mantan kekasihku demi kau" ujar Chanwoo.

Chanwoo mengecup keningku sekilas, "Saranghae"

Jung Chanwoo. Kau adalah kelemahan terbesarku.

Maaf kalo ga dapet feelnya😂

Please do vomment😘

iKON IMAGINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang