Nine.

1.7K 141 5
                                    

Seoul,18.43 pm.

*sana pov*

Lampu rumah para penduduk sudah menyala.
Menyaingi sinar sang rembulan dan bintang.
Disini aku sedang duduk tetmenung di balkon kamar 'rumah baruku'

Lihat bulan di langit,sinarnya seperti menunjkan ia sedang tersenyum kearahku.
Apa dia selalu bahagia?
Aku rasa begitu.
Dan lihat lah berjuta bintang dilangit sana,mereka seperti mengajakku untuk tabah.
Mereka tidak pernah mengeluh sedikitpun untuk berbagi tempat dengan bintang yang lain.
Apa aku harus seperti mereka?mungkin.

Sementara aku?apa aku akan seperti ini selamanya?menyesali semuanya?menyalahkan keadaan?menolaknya?
Aku tidak bisa.
Apa aku harus kalah dengan bintang dan bulan?
Mereka yang hanya benda mati bisa seperti itu?kenapa aku manusia yang di bekali segala kelebihan oleh tuhan harus seperti ini selalu.

Apa aku harus menjadi sana yang lain gara-gara ini semua?
Aku tidak selemah itu.
Aku tidak mau.
Apa aku harus kalah dengan keadaan?
Aku tidak mau.

Angin malam menusuk tulang-tulang yang ada di tubuhku.
Ini dingin.mungkin awalnya dingin tapi mengapa
Semakin lama semakin nyaman berada disini?

Suara jangkrik menemaniku malam ini.mereka seperti sedang berpesta ria.
Awalnya aku merasa terganggu karena berisik.seiring berjalanya waktu aku tau mereka mencoba memghibur dan menemaniku.

Kalian tau maksud dari semua perkataanku?
Tuhan itu adil.mungkin bagi kita pemberiannya suatu musibah.tapi coba dekati dan rasakan.cari lah titik nyaman kalian, aku yakin kalian akan bersyukur telah di beri karunia itu oleh tuhan.

Aku sudah tidak mau menjadi sana yang kemarin.aku ingin menjadi sana yang dulu yang tidak kenal apa arti musibah.
Mulai saat ini aku akan menerima semunya.
Aku sudah lelah perang dengan batin ku sendiri.
Aku sudah di ujung jalan.aku sudah menemukan jawaban apapun atas semua pertanyaanku kemarin.

Apa jawabanya?takdir.karena ini takdir.tidak ada yang bisa melawanya.
Hiduplah seperti air mengalir dan jangan pernah melawan arus.

Aku tidak mau mengecewakan semuanya.
Ini demi appa,jinan oppa dan seulhee eonnie.
Selama mereka masih ada,aku tidak sendiri.
Dan satu yang aku yakini aku tidak akan pernah sendiri.
Karena tuhan selalu ada untuku.

*author pov*

Sana masih berada di balokon kamarnya.dia sangat menyukai suasana malam hari.

Sejak tadi siang hanbin tidak terlihat di sekitar rumahnya.
Tepatnya setelah mengangkat telfon dia langsung pergi keluar dan sampai saat ini dia belum kembali ke kediamannya.

Sebenarnya sana sedikit khawatir.tapi dia tidak tau harus melakukan apa.
Bahkan dia tidak memiliki nomor hadphone hanbin.

Mulai saat ini sana berjanji ia akan mulai mencari tahu semuanya tentang suaminya.karena sekarang dia istrinya.lucu bukan jika dia tidak tau apa-apa?

Dia bukan mencoba untuk mencintai hanbin.dia hanya mencoba menjadi istri yang baik sebagai mana seulhee dulu pernah berbicara kepadanya.

'Tok tok tok'

"Ya?sebentar"

Ketukan itu refleks membuyarkan semua lamunan sana.ia segera mendekat ke pintu kamarnya untuk membuka pintu kamar itu.

LOVE ME?Where stories live. Discover now