30

1.5K 159 14
                                    

Nyawaku serasa diujung kepala sekarang. Entah mengapa aku merasa sekarang seperti pencuri yang ketahuan sedang mencuri.

Hanbin masih memandangi aku dan Wonwoo bergantian. Aku yang sesekali buang muka agar mataku tidak bertemu dengan matanya pun merasakan bahwa tatapan itu tidak biasa. Tatapan itu begitu dingin hingga membuat nyaliku benar benar menciut.

Wonwoo yang sejak tadi berbincang dengan Nayeon tentu tidak merasakan tatapanHanbin itu. Keduanya sibuk melepas rindu satu sama lain. Mungkin memang benar mereka sudah tidak bertemu lama.

"Nay aku harus pulang ada urusan mendadak"

Tiba tiba Hanbin bersuara.Setelah puas ia membuat jantungku hampir copot akhirnya ia berpamitan pada kekasihnya  tersebut. Kekasih..........

Satu kata tidak aneh lagi bagiku  sekarang.

Ia mencium kening Nayeon dan berpamitan pada Wonwoo, Wonwoo hanya tersenyum sambil mengangguk. Kemudian ia meninggalkan kami. Berpamitan denganku? Tentu saja tidak. Jangankan berpamitan melihatku saat ia pergi pun tidak.

Rasanya ada benda keras menghantam hatiku. Saat melihat Hanbin mencium kening Nayeon oh lihatlah matanya terlihat jelas bahwa mereka memang saling mencintai. Dan itu fakta yang paling menyakitkan.

Drrt

Aku mengambil handphone ku yang bergetar dari dalam saku, sepertinya ada pesan.

Hanbin:
Cepat pulang. Ada yang harus kita urus.

Aku berdercak sebal. Lihatlah makhluk satu ini selalu semena mena. Baru saja aku sampai disini bahkan aku belum melakukan tugasku, dia sudah menyuruhku pulang? Dan sejak kapan dia bisa menyebutkan kata 'kita'?

Rasanya aku malas membalas pesannya. Aku masih merasa kesal jika mengingat lelaki itu, jangankan mengingat mendengar atau melihat namanya saja sudah membuat darahku mendidih. Boleh aku bilang aku cemburu sekarang?

Sana:
Aku belum selesai dengan urusanku. Pulang saja sendiri.

"Sana ayo kita mulai"

Sepertinya aku terlalu asik dengan handphoneku sampai tidak menyadari Nayeon sudah membawa tumpukan buku ke ruang tamu. Aku segera memasukan handphoneku ke saku seragam. Aku tidak peduli apa yang  Hanbin lakukan nanti yang jelas jika dia bisa semena mena mengapa aku tidak?

Wonwoo sibuk bermain game di ruang tengah. Aku dan Nayeon berada di ruang tamu, sebenernya gadis ini tidak bodoh. Bahkan bisa dibilang ia pintar, namu hanya sedikit malas saja. Lihatlah bahkan catatannya lebih lengkap dari pada punyaku. Aku akui aku tidak suka mencatat. Aku belajar dari mana? Hanya mendengarkan guru yang menerangkan itu saja cukup bagiku. Jika aku sudah benar benar membutuhkan bantuan catatan aku meminjam catatan Dahyun.

Tidak sedikit orang yang heran denganku, aku dikelas terkenal malas mencatat, mengerjakan tugas rumah pun hanya kadang kadang. Aku lebih sering mengerjakannya disekolah. Jangan salah aku sama dengan pelajar lainnya yang sering mengerjakan pekerjaan rumah di sekolah hfft. tetapi aku selalu saja mendapat nilai bagus bahkan aku sanggup bersekolah dengan beasiswa ku yang masih bertahan sampai sekarang. Mungkin jika orang melihat wajah dan tingkah lakuku mereka tidak akan percaya aku salah satu dari Lima siswa yang mendapatkan beasiswa di Seoul international school.

Aku sedikit berbeda dengan orang 'pintar' lainnya yang rajin membaca buku,menghabiskan waktu di perpustakaan,bahkan sampai lupa bergaul dengan teman temannya. Aku lebih terkesan santai dalam menghadapi pelajaran. Hanya saat saat tertentu saja aku rajin belajar seperti akan memasuki ujian akhir aku pasti rajin berkencan dengan bukuku.

LOVE ME?Where stories live. Discover now