Prey

13.1K 921 29
                                    

"Kelompok mereka berjumlah sekitar dua puluh orang, sayangnya tak ada satupun dari mereka yang mengenakan hitai ate. Aku tak mengerti darimana mereka berasal, namun kemungkinan besar tujuan yang ingin mereka capai adalah menguasai beberapa wilayah. Konoha tak luput dari incaran."

Sakura terus memberikan informasi kepada sang Rokudaime dan beberapa orang ANBU yang berdiri di ruangan bernuansa tradisional itu. Seluruh telinga mendengar satu per satu kalimat yang mungkin saja akan menjadi informasi berharga.

"Hm. Seberapa kuat kemampuan mereka?", tanya seorang ANBU yang menyembunyikan wajahnya dibalik topeng berbentuk beruang.

"Selama pertarungan, kebanyakan dari mereka tak begitu kuat. Salah seorang pemimpinnya melarikan diri sesaat setelah seluruh anak buah mikiknya menyerah. Tak menutup kemungkinan bahwa akan ada orang lain dibalik ini semua. Mereka juga merupakan orang orang yang melakukan transaksi perdagangan organ tubuh di pasar gelap. Organisasi seperti itu tak mungkin hanya berupa jaringan kecil, bukankah begitu?", jelas Sakura sambil melemparkan pandangannya kearah pria berjubah Hokage yang tengah terduduk di kursinya.

"Teorimu kemungkinan besar tepat, Sakura. Beberapa waktu lalu aku mendapatkan berita dari Amegakure. Sepertinya kelompok yang sama telah menimbulkan keributan di tempat itu. Dan sekitar 5 hari lalu, ada seseorang yang mengatakan bahwa ia melihat segerombolan pria yang mencurigakan melintasi Ta no Kuni.", jawab Kakashi sembari mengira ngira bahaya apa yang sebenarnya mengancam mereka.

"Kudengar beberapa orang dengan jabatan penting di beberapa tempat lain telah terbunuh begitu saja. Berdasarkan data yang kukumpulkan, kebanyakan dari mereka adalah orang orang yang memiliki hubungan dekat dengan jaringan pemerintahan.", lanjut seorang ANBU lain.

"Jika begitu, bukankah kita harus meningkatkan penjagaan? Rokudaime-sama bisa saja menjadi sasaran berikutnya.", tukas Sakura sambil menyilangkan kedua tangannya di dada.

"Itu merupakan keputusan terbaik untuk saat ini. Kalian bisa membubarkan diri, dan salah satu dari kalian, perintahkan Sai untuk segera menemuiku.", titah Kakashi.

Dalam sekejap mata, sejunlah ANBU tadi telah menghilang dibalik kabut asap, meninggalkan sang Rokudaime dan Haruno Sakura di ruangan itu.

"Sakura, bagaimana dengan perihal Sunagakure?", tanya Kakashi sambil tetap mempertahankan ekspresi datar.

Sakura meletakkan gulungan yang sedaritadi dibawanya, mengisyaratkan agar Kakashi segera membaca.

Namun, mengingat sang sensei yang tengah berpikir keras, ia memutuskan untuk menerangkan sendiri seluruh perjanjian yang dilakukannya.

"Ketersediaan air dianggap cukup untuk membuka sebuah klinik. Aku akan berfokus pada pusat rehabilitasi anak, dan kita bisa mulai bekerja dalam lima bulan kedepan."

"Kita masih harus membantu mereka dalam hal tumbuhan dan obat obatan, mengingat iklim Suna yang kurang bersahabat. Selebihnya hanya perjanjian ini dan itu. Kau bisa melihatnya dalam gulungan itu nanti, sensei.", Sakura menyelesaikan laporan lisannya sembari sesekali membersihkan rambutnya yang terlihat sedikit berantakan. Ia bahkan tak sempat membersihkan diri sebelum bergegas kesini.

"Kerja bagus, Sakura. Aku tahu bahwa aku selalu bisa mengandalkanmu."

Mendengar perkataan Kakashi barusan, kunoichi itu sedikit terhenyak. Ia tak terbiasa menerima pujian, terutama dari mereka yang begitu dekat dengannya.

Orang tuaku bahkan hampir tak pernah mengakui dan menghargai kemampuanku selama ini.

Ia terdiam untuk beberapa saat. Kakashi merupakan sosok guru, bukan...ia bagikan seorang ayah baginya. Terutama semenjak ia kehilangan kedua orang tuanya. Hal lucunya adalah...

UnspeakableWhere stories live. Discover now