Learn To Love - 49 [ENDING]

24.1K 1.2K 47
                                    

Ali tersenyum manis, melihat gadis pujaannya tengah tertidur pulas di kursi pesawat. Sesekali ia meniup wajah polosnya hingga bergerak mencari sisi ternyamannya.Ali mengeluarkan handphonenya lalu memotretnya.

"Ali.." ringisnya sembari mengeratkan selimut yang melekat ditubuhnya. Ia merentangkan tangannya pada Ali,

"Mau peluk.. Dingin," tutur Prilly dengan mata teduhnya.

Pria itu terkekeh geli lalu beringsut menuju kursi disamping Prilly, gadis itu langsung memeluk Ali dari samping dan meletakkan kepalanya di bahu Ali.

"Kayaknya kita sampai jam delapan pagi sayang," tutur Ali sembari mengusap rambut Prilly.

"Kita tinggal disana berapa lama, Li?" tanya Prilly mulai penasaran.

"Terserah kamu, sih. Tapi kita bakal tinggal di apartemen sebelah rumah Mama Papa. Gakpapa, kan? Sebelahan doang kok." Prilly tersenyum lalu mengangguk paham.

"Aku pengen keliling kota Zurich, pengen liat indahnya Rapperswil. Boleh ya?" mohon Prilly pada Ali.

Ali terkekeh melihat tingkah Prilly yang sepertinya malu-malu untuk meminta sesuatu padanya.

"Boleh, dong. Aku pernah kesana dua kali pas musim panas. Bagus deh yang, kamu harus liat." tutur Ali menjelaskan.

"Bunga mawar disana banyak banget, ada yang warna merah, putih, biru sampai black rose juga ada. Kamu belum pernah liat kan?" Prilly terpana.

"Hah? Black rose? Beneran? Sumpah, aku pengen cepet nyampe deh Li! Gak sabar." Ali tersenyum manis.

"Tidur aja supaya perjalanannya gak terasa." Prilly mengangguk.

"I love you Mr. Syarief."

"I love you more Mrs. Syarief."

***

Dua jam yang lalu, sepasang suami istri itu sudah sampai di apartemen kecil Ali. Senyum manis gadis itu terus saja terpancar, memperlihatkan kecantikan natural yang tak pernah pudar.

"Senyum terus ya?" sahut Ali sembari mengusap pipi gembul Prilly.

"Kenapa?"

"Senyum kamu semangat aku."

Prilly terkekeh, ia mengangguk kemudian membalas senyuman Ali.

"Ali somplak!"

"Aliii!!"

Ali dan Prilly saling berpandangan. Sepertinya pria itu tahu siapa pemilik suara cempreng itu. Ia memutar bola matanya malas, meremas kaosnya pelan.

Ia membuka pintu kamarnya dan mendapati Digo dan Sisi yang sedang menyengir tak jelas.

"Gak di Indonesia, gak di Swiss! Lo berdua ngintilin gue mulu! Emang ya budak gak akan pernah jauh dari majikan." kesal Ali. Bisa-bisanya dua sejoli itu terus mengikutinya sampai di Swiss.

Rencananya, ia ingin berdua saja dengan Prilly tanpa gangguan kedua makhluk laknat ini.

"Budak, budak pala lo peyang! Enak aja lu. Gue kesini disuruh nyokap lo supaya lo gak berduaan mulu sama Prilly." Ali memutar bola matanya malas, alasan macam apa itu?

Learn To LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang