Duapuluh Delapan

173K 10K 426
                                    

Hai!

Author kembali :p

Oke, keputusan Author, Author akan Mix gaya bahasanya tergantung situasi dan kondisi Nicholas dan Keira.

Semoga kalian menikmati, ya!

Maaf masih banyak Typo dan kekurangan :')

Dan Terima kasih atas dukungan kalian!

Selamat membaca!!

***

Nicholas's POV

Aku menggerakkan kakiku tidak sabaran, menanti sosok wanita yang sudah membuatku menunggu lama sejak 2 jam yang lalu.

Tidak ada yang pernah membuatku menunggu selama ini, dan hanya wanita ini yang berani membuatku menunggu.

Aku berjalan kearah kamar mandi lalu kembali mengetuk pintu itu, untuk yang kesekian kalinya.

"Keira, kamu udah belum sih? Kamu kelelep atau gimana? Aku dobrak ya pintunya?!" Tanyaku.

"Sabar kenapa, sih?" Serunya dari dalam, terdengar kesal, namun aku malah terkekeh mendengarnya.

"Kita bisa telat kalau kamu masih belum puas mendekam di toilet!"

Bukan jawaban yang kuterima, melainkan pintu di hadapanku yang terbuka, dengan Keira yang sudah lengkap dengan gaun malam merahnya yang menampilkan kaki jenjang indahnya dari potongan gaun yang terbuka hingga ke paha, serta make-up lengkap yang seakan mempercantik wajah cantiknya.

Rambut bergelombang warna pirangnya dibiarkan tergerai begitu saja, menambah kesan elegan dan seksi dari dirinya yang sudah cukup seksi, meski tanpa sehelai benangpun.

Rambut bergelombang warna pirangnya dibiarkan tergerai begitu saja, menambah kesan elegan dan seksi dari dirinya yang sudah cukup seksi, meski tanpa sehelai benangpun

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Salah siapa yang baru kasih tahu kalau malam ini ada Dinner penting dua jam yang lalu?!" Gerutunya sambil memajukan bibirnya yang terlihat menggemaskan. Ingin ku kecup bibir merah itu.

"Kamu denger aku ngomong gak sih? Nicholas!" Keira menjentikkan jarinya di depan wajahku, menyadarkanku dari lamunan jorokku.

"Iya aku dengerin! Aku minta maaf, kemarin aku terlalu sibuk sampai lupa kasih tahu kamu." Ujarku tidak sepenuhnya merasa bersalah.

Sampai detik ini, sejujurnya aku masih merasa sebal dengan Keira yang ternyata lupa mengenai apa yang kami lakukan dua minggu yang lalu di hotel. Padahal itu adalah pengalaman pertamaku, dan aku mau Keira mengingatnya.

"Gak tulus banget!" Gerutunya, mendorong tubuhku dan berjalan menuju ke kasur. Aku memperhatikan Keira yang sedang memasang Heelsnya di tepi tempat tidur.

Aku beranjak dan berlutut di depan Keira, membantunya memakaikan Heels itu di kaki indahnya, meski Keira sempat hendak protes, tapi akhirnya dia hanya terdiam dan membiarkan aku mengerjakannya.

My (FAKE) Fiancé [#DMS 4] | (MFFS)Where stories live. Discover now