Part 4

1K 45 0
                                    

Part 4

"Sial, ada geng anak perempuan juga? Sekolah macam apa itu.."

Callysta kembali masuk ke dalam rumah. Ia berjalan santai ke ruang keluarga. Disana sudah ada Lucas yang duduk sambil membaca sebuah majalah yang sering ia beli setiap minggunya.

Ia ikut bergabung dan merebahkan dirinya di sofa berhadapan dengan Lucas yang masih sibuk membaca di sofa yang satunya. "Siapa dia? Benar temanmu?" Tanya Lucas membuka halaman berikutnya. "Ya, dia Zayn. Teman baruku.." Callysta menjawab tanpa memperhatikan sepupunya itu.

"Hebat, kau sudah memiliki teman di hari pertama sekolah barumu. Seorang pria pula." Ia berbicara dengan matanya yang masih terfokus pada bacaan yang sedang ia baca. Callysta yang mendengar hanya menghela nafas dan pandangannya yang terus menjelajahi langit-langit rumah.

"Memang beruntung aku langsung mendapatkan teman baru. Tidak hanya dia, ada dua orang perempuan lagi. Tapi lebih hebatnya, hari pertama sekolah baru pun aku sudah memiliki musuh. Beberapa musuh, pria pula." Kata Callysta yang berkata sambil memberikan penekanan pada kata 'musuh' dalam kalimatnya.

Kegiatan membaca Lucas terhenti. Ia melihat ke arah sepupunya yang tengah duduk malas di depannya. Majalah yang di pegangnya pun langsung ia singkirkan dan memilih fokus pada pembicaraan gadis itu.

"Kau tidak mengatakan apa-apa tentang musuh tadi. Sekarang ceritakan padaku, apa saja yang kau lakukan selama di sekolah."

"Kurasa kau tidak perlu mengetahuinya, Luc.." Callysta menolak. Pandangannya masih bertumpu pada langit-langit rumahnya yang putih. Seakan itu menjadi pusat baru yang bagus untuk dipandangnya.

"Dengar ya Call, aku sudah berjanji pada om dan tante Cleon untuk menjagamu selama bisnis mereka masih berjalan. Tidak hanya menjaga, tapi juga menghiburmu, dan mendengarkan semua keluhanmu. Entah itu masalah ataupun sesuatu yang mengganggu dirimu." Jelas Lucas agar gadis itu mau melihatnya. Mendengarkannya dengan lebih serius.

"Kau memang sepupuku, tapi kau sudah seperti saudara kembar bagiku. Mengapa? Aku tidak cocok menjadi kakakmu karena usia kita yang setara. Kita sama-sama berusia 17 tahun. Dan aku pun menyayangimu. Aku tidak mau janji yang sudah kubuat hancur begitu saja hanya karena aku yang bersikap tidak peduli padamu.." Jelas Lucas kedua kalinya. Kini Callysta memperhatikan sepupunya itu. Lucas tidak perlu membutuhkan waktu lama untuk mendapat perhatiannya.

"Jadi, untuk apa bersusah-susah tinggal disini sementara aku yang sama sekali tak peduli padamu padahal hal itulah yang mesti kukerjakan? Maka dari itu, sekarang ceritakan masalahmu." Perintah Lucas.

"Lucas, usia kita memang setara. Tapi status kita yang berbeda. Aku pelajar kelas 3 SMA, sedangkan kau sudah menjadi mahasiswa kuliah semester pertama. Jangan lupakan yang satu itu karena kau cerdas yang dapat masuk ke kelas Akselersi." Katanya lurus pada mata Lucas.

"Ya, aku tahu itu. Lalu mengapa? Apa hubungannya dengan semua ini?"

"Tidak ada, aku hanya mengoreksinya.."

Suasana hening beberapa saat. Memang Lucas Terence, sepupunya yang keren dan pintar mampu masuk dalam kelas Akselerasi pada masa SMA-nya. Sekarang ia menjadi mahasiswa berprestasi di Universitas Harvard dan sedang menikmati libur semester pertamanya.

Heart by Heart ⇨ h.sحيث تعيش القصص. اكتشف الآن