Ketika lima partai besar ditaklukkan Kiu Thlan mo Kiong, pada waktu bersamaan, Pek Giok Houw telah berhasil menuntut ilmu Bu Kek sin Kang, Bu Kek Ciang Hoat. Bu Kek Kiam Sut dan ilmu yang ada di dalam Kitab Ajaib.
Akan tetapi, setelah berhasil menuntut ilmu-ilmu tersebut, ia menjadi impoten, namun tidak mempengaruhi siIatnya sebagai anak lelaki.
Hek Ai Lan amat prihatin mengetahui hal tersebut, tapi karena itu atas kemauan Pek Giok Houw sendiri, maka wanita yang menjadi ibu angkatnya itu cuma bisa menarik nafas secara diam-diam.Se Ciang Cing dan istrinya sudah mengetahui akan keberhasilan Pek Giok Houw. Walau mereka merasa girang, tapijuga merasa iba dan simpati padanya.
"Anak Houw" Se Ciang Cing menatapnya.
"Kini engkau telah berhasil, lalu apa rencanamu?"
"Paman, Giok Houw harus segera ke Tiong Goan untuk membalas dendam Kakak Liong," jawab Pek Giok Houw yang telah mengambil keputusan.
"Anak Houw, bukankah lebih baik engkau menunggu swat San Lojin? Sebab orang tua itu pernah berjanji akan ke mari."
"Paman, Giok Houw sudah tidak sabar lagi- Giok Houw ingin cepat-cepat berangkat ke Tiong cioan."
" Kalau begitu " se Ciang Cing menatapnya dalam-dalam.
" Engkau boleh berangkat, se Pit Han akan menunggu swat san LoJin, nanti mereka akan menyusulmu."
"Terima kasih, Paman" ucap Pek Giok Houw dan menambahkan,
"setelah Giok Houw berhasil membalas dendam, Giok Houw pun akan akan mengasingkan diri di suatu tempat terpencil."
"Nak " Hek Ai Lan menatapnya dengan mata bersimbah air.
"Ibu" Pek Giok Houw tersenyum. Jangan mencemaskan Giok Houw, pokoknya Giok Houw harus berhasil membunuh Kiu Thian mo Cun"
"Nak, bolehkah ibu menyertaimu?" tanya Hek Ai Lan.
"Itu akan merepotkan Giok Houw, lebih baik ibu tetap di sini," jawab Giok Houw tegas.
"Tapi"
"HekBiJin" ujar Nyonya se Ciang Cing.
"Nanti engkau berangkat bersama se Pit Han saja"
"Baiklah" Hek Ai Lan mengangguk-
"Adik Houw" se Pit Han menghampirinya.
"Biar bagaimana pun engkau harus berhati-hati."
"Ya, Kakak Han." Pek Giok Houw menatapnya.
" Kakak Han jangan terus menerus memikirkan Kakak Liong, badan Kakak Han sudah semakin kurus."
"Aaakh " se Pit Han menarik nafas panjang.
"Adik Houw, mudah-mudahan engkau dapat membalas dendam Adik Liong"
"Pokoknya aku pasti mengadu nyawa dengan Kiu Thian mo Cun" ujar Pek Giok Houw.
"Aku bersumpah itu"
"Adik Houw " Mata se Pit Han mulai bersimbah air.
" Adik Liong pasti girang mendengarnya."
"Kakak Houw diri baik-baik Besok aku akan berangkat ke Tiong Goan." Pek Giok Houw memberitahukan.
"Adik Houw pun harus berhati-hati, sebab Kiu Thian mo Cun berilmu amat tinggi."
"Ya." Pek Giok Houw mengangguk-
"Setelah sampai di daratan tengah, aku akan memakai nama Pek Giok Liong."Ketika hampir tiba di kota Wie An, mendadak Pek Giok Houw mendengar suara langkah yang amat ringan terus mengikutinya, itu membuatnya mulai waspada.
Ia pura-pura tidak tahu, dan tetap berjalan dengan santai- Kemudian ia mempercepat langkahnya, tetapi langkah ringan yang mengikutinya juga bertambah cepat-
Pek Giok Houw tersenyum dingin, berselang beberapa saat kemudian, ia berhenti seraya berkata.
"Sobat Aku sudah tahu engkau terus mengikutiku- Kalau engkau lelaki, cepatlah memperlihatkan diri"
Tiada seorang pun yang muncul, Pek Giok Houw mengernyitkan kening dan tampak penasaran."Hai banci Kenapa engkau tidak berani memperlihatkan diri?" teriaknya dengan keras.
Namun tetap tiada seorang pun yang muncul. Akhirnya ia mengayunkan kakinya dengan santai. Pek Giok Houw betul-betul penasaran karena suara langkah ringan itu terdengar lagi.
"Aku tahu, engkau pasti pengecut, maka tidak berani memperlihatkan diri" seru Pek Giok Houw.
"Aku bukan pengecut" terdengar suara sahutan yang amat nyaring dan merdu, lalu tampak sosok bayangan ramping berkelebat ke hadapan Pek Giok Houw.
Pek Giok Houw tertegun, karena yang muncul itu ternyata seorang gadis cantik yang lincah berusia sekitar enam belas. Gadis itu terus menatap Pek Giok Houw dengan mulut cemberut, lalu menegurnya dengan wajah tidak senang.
"Kenapa engkau mengatai aku pengecut?"
"Engkau memang pengecut," sahut Pek Giok Houw.
"Kenapa tadi engkau tidak berani muncul?"
"Bagaimana mungkin aku muncul?"
"Memangnya kenapa?"
"Engkau bilang kalau lelaki cepat memperlihatkan diri. Aku bukan lelaki, bagaimana mungkin aku muncul?" ujar gadis itu sambil tertawa, dan tawanya sungguh menawan hati.
"Lagi pula aku pun bukan banci"
"Eh? Nona " Pek Giok Houw menatapnya terbelalak.
"Engkau gadis liar dari mana? Kenapa dari tadi terus menerus mengikutiku?"
"Kok tahu?" gadis itu tertawa geli-
"Tahu apa?" Pek Giok Houw yang terheran-heran.
"Tahu bahwa aku gadis liar," sahut gadis itu sambil tersenyum.
"Engkau gadis liar?" Pek Giok Houw menatapnya. Padahal tadi Pek Giok Houw mencacinya, namun gadis itu justru mengaku benar pula, itu sungguh di luar dugaannya.
"Kok malah bertanya lagi?" gadis itu menatap heran pada Pek Giok Houw, sekaligus memberitahukan.
"Sejak kecil aku sudah yatim piatu, hidup terlunta-lunta, sehingga nyaris mati lantaran tiga hari tidak makan, untung ditolong oleh seorang nenek tua, kemudian aku diterima jadi muridnya."
"Oooh." Pek Giok Houw memandangnya simpati.
"Dulu aku amat jelek, dekil dan ingusan," ujar gadis itu sambil tertawa.
"Tapi sungguh mengherankan, setelah aku berusia sepuluh tahun di bawah asuhan guruku, diriku pun mulai berubah cantik. Nah, engkau sudah lihat sekarang, bukankah aku cantik sekali?"
"Betul." Pek Giok Houw mengangguk- Ia amat senang pada keluguan gadis itu-
" Engkau memang cantik, tapi kenapa dulu engkau jelek?"
"Dulu aku jarang mandi, sebulan cuma mandi sekali-" gadis itu memberitahukan.
"Lagi pula aku sering kelaparan, setiap aku minta nasi semang kok pada orang kaya, tidak pernah diberi, sebaliknya malah diusir seperti anjing, oleh karena itu, aku amat benci pada para hartawan, setengah tahun yang lalu, aku mulai berkelana. Kalau aku kehabisan uang, aku pasti mencuri di rumah para hartawan."
"Pantas pakaianmu begitu indah" Pek Giok Houw tertawa.
"Akujuga mencuri pakaian para putri hartawan." gadis itu tertawa geli-
"Nah, kini aku tidak pernah kelaparan lagi, selalu makan enak dan memakai baju bagus."
"Tapi " Pek Giok Houw menggelengkan kepala.
"Tidak baik mencuri-"
"Mencuri di rumah hartawan, itu tidak apa-apa," sahut gadis itu-
"Lagi pula hasil curianku sering kuberikan pada fakir miskin."
"Jadi engkau ingin menjadi maling budiman?" tanya Pek Giok Houw sambil tersenyum.
"Tidak juga." ciadis itu menarik nafas panjang,
"ohya, namaku Ling Ling, julukanku Thian san sianli (Bidadari Thian san)"
"Engkau memang pantas memperoleh julukan itu," ujar Pek Giok Houw sungguh-sungguh.
"Sebab wajahmu secantik bidadari."
"oh, ya?" Ling Ling tertawa gembira.
"Ei? Kenapa engkau belum memberitahukan namamu?"
"Namaku Pek Giok Liong." Pek Giok Houw menggunakan nama tersebut.
"Pek Giok Liong?" Ling Ling terbelalak-
"Engkau Pek Giok Liong?"
"Engkau kenal Pek Giok Liong?" Pek Giok Houw heran.
"Aku tidak pernah bertemu maupun kenai Pek Giok Liong, tapi pernah dengar tentang dia," ujar Ling Ling.
"Dia ketua partai Hati suci, pemegang panji Hati suci Matahari Bulan, namun dia telah mati di dasar jurang, karena terpukul kejurang oleh Kiu Thian Mo Cun."
"Engkau" Pek Giok Houw menatapnya tajam.
"Kalau begitu, engkau tahu tentang Kiu Thian mo Cun?"
"Tahu." Ling Ling mengangguk.
"Belum lama ini lima partai besar telah ditaklukkan pihak Kiu Thian mo Kiong."
"Oh?" Pek Giok Houw terkejut.
"Kiu Thian mo Kiong?"
"Kiu Thian mo Kiong adalah istana Mo Cun." Ling Ling menjelaskan.
"Juga ada yang Wie Kiong dan siau Mo Kiong."
"yang Wie Kiong dan siau Mo Kiong? Kedua istana itu punya hubungan dengan Kiu Thian Mo Kiong?"
"Tidak salah."
"siapa pemimpin yang Wie Kiong dan siau Mo Kiong?"
"Cit Ciat sin Kun pemimpin yang Wie Kiong, sedangkan Siau Mo Kiong dipimpin siau Mo Cun."
"Siau Mo Cun? siapa dia?"
"Aku tidak tahu namanya, dia murid tunggal Kiu Thian mo Cun."
"oh?" sepasang mata Pek Giok Houw menyorotkan sinar tajam.
"Engkau tahu di mana yang Wie Kiong dan siau Mo Kiang?"
"Tahu." Ling Ling mengangguk-
"yang Wie Kiong dulunya adalah ekspedisi yang Wie, sedangkan siau Mo Kiong adalah rumah keluarga siauw, tapi keluarga siauw telah musnah dibantai oleh siau mo Cun."
"Dari sini mana yang lebih dekat, yang Wie Kiong ataukah siau Mo Kiong?" tanya Pek Giok Houw mendadak.
"Lebih dekat yang wie Kiong."
"Kalau begitu, aku harus ke sana."
"Ke sana? Engkau tahu jalannya?"
"Tidak tahu."
"Kalau tidak tahu, bagaimana mungkin engkau ke sana?"
"Itu " Pek Giok Houw mengernyitkan kening sambil berpikir.
" Engkau sudi membawaku ke sana?"
"sudi sih sudi, tapi aku punya syarat," sahut Ling Ling serius.
"Apa syaratmu?"
"Engkau harus beritahukan namamu."
"Aku Pek Giok Liong."
"Ei" Ling Ling menatapnya melotot.
"Aku paling tidak senang orang yang berbohong"
"Aku memang Pek Giok Liong."
"Engkau tidak bisa membohongiku Kalau engkau Pek Giok Liong, kok tidak tahu di mana Yang Wie Kiong dan siau Mo Kiong?"
"Itu" Pek cilok Houw menundukkan kepala.
"Kalau engkau mau berteman denganku, lebih baik jujur" tegas Ling Ling. Jangan membohongiku
"Aku" Akhirnya Pek Giok Houw memberitahukan sejujurnya.
"Namaku Pek Giok Houw, sedangkan Pek Giok Liong adalah kakak kembarku."
"Oh?" Ling Ling menatapnya penuh perhatian.
"Jadi kalian serupa?"
"ya." Pek Giok Houw mengangguk-
"Tapi aku lebih pendek sedikit dan punya tanda merah di belakang telinga "
"Oooh" Ling Ling manggut-manggut, kemudian tanyanya.
"Jadi engkau baru mulai berkelana?"
"Betul. Aku ingin menuntut balas pada Kiu Thian mo Cun."
"Apa?" Ling Ling terbelalak-
"Engkau ingin menuntut balas pada Kiu Thian mo Cun?"
"ya" Pek Giok Houw mengangguk-
"Apakah kepandaianmu sudah setinggi Kiu Thian mo Cun?" tanya Ling Ling sambil menatapnya dalam-dalam.
"Mungkin kepandaianku masih lebih rendah dari Kiu Thian mo Cun, tapi aku harus menuntut balas padanya."
"Itu namanya nekad dan ingin cari mati." Ling Ling menggeleng-gelengkan kepala.
"Lebih baik kau pertimbangkan lagi"
"Sebelum berangkat, aku sudah mempertimbangkannya," ujar Pek Giok Houw dan menambahkan,
"Maka kini tidak perlu dipertimbangkan lagi."
"Ei Kakak Houw, engkau datang dari mana?"
"Pulau Pelangi."
"Pulau yang amat terkenal Tapi kenapa tiada seorang pun menyertaimu?"
"Tidak lama lagi mereka akan menyusul."
"oooh" Ling Ling manggut-manggut.
"Ling Ling" Pek Giok Houw memandangnya seraya bertanya,
"Engkau tahu di mana Kiu Thian mo Kiong itu?"
"Aku tidak tahu."
" Kalau begitu, aku harus ke Yang Wie Kiong bertanya pada Cit Giat Sin Kun. Dia pasti tahu," ujar Pek Giok Houw dan mendadak ia melompat pergi sambil mengerahkan ginkangnya.
"sampai jumpa "
" Kakak Houw Kakak Houw " teriak Ling Ling. gadis itu pun segera mengerahkan ginkangnya untuk mengejar Pek Giok Houw.
Kenapa Pek Giok Houw pergi mendadak? Ternyata ia tidak mau berdekatan dengan Ling Ling, sebab ia pemuda impoten.
-ooo00000ooo-

KAMU SEDANG MEMBACA
Panji Sakti - Gu Long
ActionJIT GOAT SENG SIM KI (Panji Hati Suci Matahari Bulan) Suatu kejadian telah menggemparkan bu lim (Rimba persilatan), yakni musnahnya CIOK LAU SAN CUNG (Perkampungan Loteng Batu). Seluruh penghuni perkampungan itu terbunuh, termasuk majikan perkampung...