05. Sebuah Keputusan

4.9K 246 21
                                    

Entah apa yang ada di pikiranku saat itu. Aku merasa sudah tidak memiliki pilihan lain. Tanpa berpikir panjang aku memutuskan pergi ke salah satu tempat hiburan malam ternama—tempat di mana para lelaki kaum elite berkumpul, dan tanpa memedulikan berbagai macam risikonya aku berniat untuk menjual diri.

Sebenarnya aku sedikit ragu untuk menawarkan diri di sana. Padahal kemungkinanku diterima akan jauh lebih besar jika mengajukan diri di tempat hiburan malam lain dengan kelas yang lebih rendah. Tapi, aku punya keyakinan kuat pasti akan diterima ditempat itu. Sudah banyak orang yang memuji kecantikanku, juga tubuhku yang indah dan tinggi semampai. Mereka juga bilang aku mirip salah satu artis cantik populer di ibukota.

Dengan kecantikan alamiku, aku jadi punya harapan besar mendapatkan harga yang jauh lebih tinggi dibanding tempat lain yang berkelas rendah. Apalagi hampir seluruh pengunjung di sana bisa dipastikan berkantong tebal, sudah bisa kubayangkan berapa uang yang bisa kudapatkan dalam waktu semalam saja. Uangku bisa lebih cepat menumpuk dan bisa segera kugunakan untuk membayar semua utang, dan setelah itu, aku akan segera angkat kaki dari tempat kotor itu.

Akhirnya aku benar-benar diterima di tempat tersebut. Pengelola klub itu sangat mengagumiku, dia bilang kalau aku cantik dan punya tubuh sexy. Kebetulan sekali tempat usahanya memang membutuhkan pekerja baru seperti diriku ini. Entah apakah aku harus merasa beruntung atau tidak. Tapi setidaknya, aku akan mendapatkan banyak uang dari tempat itu.

Malam itu adalah malam pertama aku bekerja. Madam Laura, pengelola dari klub malam tersebut. Wanita itu menyuruhku melayani pria hidung belang yang merupakan seorang pengusaha besar dan Madam Laura bilang kalau aku tidak boleh mengecewakannya karena akan sangat berpengaruh untuk karir tempat hiburan itu. Sebenarnya aku tidak tahu kenapa Madam Laura menyuruh pekerja baru sepertiku. Aku sudah berusaha menolak secara halus dan menyarankan Madam Laura untuk meminta pekerja lain yang lebih berpengalaman. Tapi, wanita itu justru semakin memaksa. Dia bilang tamunya kali ini adalah seorang pengusaha muda yang kaya raya.

"Dia adalah pemilik tempat ini, Diandra! Awas saja kalau kamu berani mengecewakannya!" ucapnya marah-marah.

Tentu saja Madam Laura ingin mengambil keuntungan besar dariku. Menurutnya, aku ini seperti barang istimewa yang siap untuk dijual mahal.

Astaga, sakit sekali rasanya. Hatiku benar-benar sakit.

Menyesal??

Ya, aku sangat-sangat menyesal. Tapi, sekalipun menyesal, aku tetap tak punya pilihan lain. Aku butuh banyak sekali uang untuk menyelamatkan keluargaku.

-oOo-

Tok ... tok ... tok ... tok ...

Madam Laura mengetuk pintu sebuah ruang kamar yang terletak di lantai empat. Aku berjalan mengekor di belakangnya. Saat itu rasanya aku ingin sekali melarikan diri . Memang wanita mana yang mau menyerahkan kesuciannya untuk sejumlah uang?!

Tapi, lagi-lagi keadaan memaksaku untuk tidak menolak. Aku sangat membutuhkan uang dan mau tidak mau aku harus tetap melakukannya.

"Permisi, Tuan," kata Madam Laura setelah membuka pintu kamar yang memang sengaja tidak dikunci. "Saya membawakan seorang wanita yang sangat istimewa, dan ini khusus untuk Anda, Tuan." perkataan wanita itu terdengar begitu ramah, penuh senyuman menatap seorang pria muda yang bahkan tak sedikit pun menoleh ke arahnya. Sedangkan aku hanya bisa menundukkan wajah, berusaha menyembunyikan diri di balik tubuh Madam Laura.

"Jangan membuatnya kecewa. Kamu harus membuatnya senang dan puas. Dengan begitu kamu pasti akan mendapatkan banyak uang darinya. Mengerti?" Madam Laura berbisik di telingaku. "Awas kalau sampai kamu gagal!" lanjutnya dengan nada penuh ancaman.

Perlahan, aku mulai mengangkat pandangan. Madam Laura sudah pergi meninggalkan kami berdua. Pintu kamar pun sudah terkunci secara otomatis saat pintu itu ditutup.

Pria itu ...

Raka, pikirku. Aku terkejut saat melihat pria itu rupanya adalah seseorang yang sangat kukenal. Aku tidak menyangka pria pertama yang harus kulayani adalah teman lamaku sendiri, sosok yang sudah begitu lama kucintai, juga sosok yang mulai kubenci. Ironis sekali, setelah malam itu aku berusaha mati-matian mempertahankan diri, hari itu aku justru harus melayani Raka secara sukarela demi uang. Sungguh menyedihkan.,

[1] Wedding Agreement With You(TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang