Part 6

107K 5K 16
                                    

Isabelle bangun dengan semangat pagi ini. Cecil terlihat masih agak lesu dengan kabar sedih kemarin. Tapi Isabelle memutuskan untuk tidak memikirkannya dan bertekad segera membantu sang ayah. Selesai mandi dan berpakaian, ia segera pergi ke penginapan. Tempat itu agak sepi karena semua karyawan sudah dihentikan. Hanya ada keluarga Isabelle dan beberapa orang yg memilih tetap tinggal. Isabelle merasa sedih melihatnya. Ia menarik napas dan mulai mencari sesuatu yang bisa ia kerjakan.

"Hai Piers, apa yang bisa kubantu?"tanya Isabelle melihat Piers sedang menyapu teras.

"Ah nona tidak usah melakukan apa-apa, biar saya saja..."

"Tidak! Aku sudah bilang mau membantu Ayahku. Beri aku kerjaan atau aku akan mengadu sama Ayah!"seru Isabelle gemas.

"Tapi nona...."

"Abelle..."panggil Anthony dari arah belakang. "Jangan ganggu Piers."

"Ayah, tapi aku kan mau bantu. Ibu sudah di bantu sama kakak."kata Isabelle cemberut.

Sang ayah tertawa melihat Isabelle. "Kau semangat sekali. Oke, kau bisa bantu jaga resepsionis yang kosong di lobby. Kebetulan Ayah sedang meminta bantuan Anna."ucapnya.

"Oh baiklah..."sahut Isabelle. Ia merasa kecewa dengan tugas yang diberikan. Gadis itu lebih menyukai pekerjaan yang lebih banyak gerakan. Bukan diam menunggu tamu datang dan mencatat. Tapi Isabelle tetap melangkah ke arah meja resepsionis. Duduk di sana sambil bertopang dagu dan cemberut menatap Piers yang kembali sibuk dengan pekerjaannya sambil bersiul.

Angin sepoi bertiup melalui jendela belakang Isabelle duduk. Membuatnya mengantuk. Di tambah siulan Piers serasa lagu pengantar tidur di telinganya. Ia hampir jatuh tertidur ketika mendengar suara langkah kaki. Dari sudut mata yang nyaris tertutup ia melihat ada yang datang dari arah pintu. Isabelle tersentak kaget. Ada tamu datang. Yes, batinnya senang bisa mengerjakan sesuatu.

Tapi detik itu juga Isabelle terdiam dan melongo. Pria itu datang kemari. Pria yang bertemu dengannya di pasar. Henry Cavill! Mau apa ia kemari?! Pria itu datang bersama anak buahnya. Ia memakai kemeja biru yang membuatnya terlihat gagah dan tampan. Ia berjalan ke arah Isabelle dengan langkah mantap sambil menyeringai. Sementara Isabelle hanya bisa diam terpaku.

"Mau apa kau kemari?!"tanya Anthony melihatnya datang. Wajahnya tampak berang.

Pria itu menoleh. Pembawaannya tetap tenang.
"Hai tuan Audrey.."sapanya menyalami ayah Isabelle .

Anthony menjabatkan tangannya secara asal dan menatap Henry dengan pandangan menyelidik. "Apa maumu? Aku yakin kau tidak ada rencana menginap di sini."

Pria itu tersenyum. Lalu ia melihat ke sekeliling hotel. "Memang tidak. Hotel ini sepi ya..."

"Sedang bukan musim liburan"kata Anthony.

Isabelle melihat Piers dan Ben mengintip dari teras.

"Well, aku mendengar masalah yang sedang kauhadapi. Menyangkut hotel ini."kata Henry dengan nada tegas.

Isabelle melihat ayahnya pucat. Hatinya terasa kesal. Ingin rasanya ia mengusir pria itu.

"Apa maumu?!"tanya Anthony

"Aku ingin membeli hotel ini dan mengubahnya menjadi lebih mewah. Akan kutawarkan harga tinggi. Dan masalahmu selesai."kata Henry.

Anthony melotot dan badannya gemetar karena marah. "Aku tidak pernah berniat menjualnya. Tidak akan kubiarkan kau merusak hotel ini!"

"Kau ingin tetap mempertahankan hotel ini? Ada pilihan ke dua dariku kalau kau tidak ingin mengubah hotel warisan ayahmu."ujar Henry

"Apa lagi maumu?!!!"

"Aku akan membantu masalah keuangan dan usahamu tanpa mengubah apa pun dari penginapan ini, dengan syarat kau mengijinkanku menikah dengan anakmu!!"kata Henry dengan suara lantang dan menunjuk ke arah Isabelle .

Isabelle shock mendengarnya. Henry menatapnya dengan pandangan matanya yang jahat dan nafsu. Isabelle menjerit pelan lalu menutup mulutnya. Apa maunya? Kenapa aku?batinnya

Seketika itu juga Anthony langsung marah. Badannya gemetar karena amarah. Ia menunjuk ke arah Henry dan berteriak, "Tidak akan kubiarkan kau menyentuh anakku. Pergi kau dari sini! Jangan muncul lagi di hadapanku!!"

Henry mengangkat alisnya. "Kau yakin menolak tawaran ke duaku?!"

"Ya! Pergilah!"kata Anthony sambil menunjuk ke arah luar untuk menyuruhnya pergi.

"Oke, kau akan menyesal nanti. Kau lupa bahwa keluarga Cavill bisa melakukan apa pun!"ujar Henry dengan nada sombong. Lalu ia membalikkan badan dan pergi melangkah keluar diikuti anak buahnya.

Isabelle terduduk dan diam tanpa bisa memikirkan apapun. Badannya terasa kaku. Ia melihat ayahnya mendekat. Kenapa ia memilihku? Apa aku tidak salah dengar dengan tawarannya?, tanyanya dalam hati.

"Abelle..."panggil Anthony dengan lembut..

Isabelle mendongak dan air mata mengalir turun ke pipinya. "Ayah... Kenapa dia berkata begitu?"tanyanya dengan suara bergetar.

Anthony memeluk Isabelle . "Tenang, sayang, Ayah tidak akan membiarkan dia menyentuhmu. Ayah lebih baik mati daripada dia mengambilmu!"

"Tapi... Bagaimana kalau mereka melakukan sesuatu?!"tanya Isabelle gemetar. Ia tahu keluarga Henry bisa melakukan dan mendapatkan apapun yang mereka mau.

"Tidak akan. Tidak akan kubiarkan itu terjadi, anakku."kata Anthony sambil menciumnya. Ia mempererat rangkulannya seakan tak ingin siapapun mengambil putri kecilnya.


❤️❤️❤️❤️
Tbc

25 April 2018

You're Mine (Sudah terbit)Where stories live. Discover now